Peternak Babi  Diminta Waspadai Penyakit ASF

SENTANI – Pj Bupati Jayapura  Triwarno Purnomo mengimbau kepada para peternak babi di Kabupaten Jayapura untuk mewaspadai penyakit African Swine Fever (ASF) atau demam babi Afrika yang sudah masuk di Kabupaten Mimika, yang  saat ini diduga masuk juga di Kabupaten Jayapura.

“Kepada seluruh masyarakat atau peternak hewan ternak babi untuk mewaspadai hal ini dan mengikuti petunjuk-petunjuk protokol kesehatan dari petugas-petugas di lapangan yang menangani penyakit demam babi Afrika ini,” ujar Triwarno, Sabtu (1/6) pekan kemarin.

Diakui,  kejadian kematian puluhan hewan ternak babi karena ASF di dua kampung di Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, yakni Kampung Ayapo dan Nolokla, harus jadi perhatian, jangan sampai merebak ke mana- mana.

“Kita sudah koordinasi dengan kepala dinas terkait, bahwa obatnya itu sudah ada. Tetapi, ini obat yang akan kami berikan kepada hewan ternak babi yang belum terinfeksi oleh penyakit demam babi Afrika,”ujarnya.

Ditambahkan, pemberian obat  untuk mencegah akibat atau dampak yang terjadi, sama saja dengan melakukan vaksin. “Jadi sebelum terinfeksi penyakit, kita sudah harus berikan obat ini terlebih dahulu agar hewan ternak babi tidak terkena virus ASF,”imbuhnya.

Triwarno mengingatkan kepada masyarakat khususnya peternak babi untuk meningkatkan kebersihan dan juga sanitasi kandang, serta melakukan disinfeksi rutin.

Menurutnya, kekebalan ternak babi juga perlu ditingkatkan dengan cara pemberian pakan yang baik dan vitamin, serta tidak memberikan makanan hasil limbah olahan ke ternak babi.

Diharapkan juga para peternak babi  dilarang memotong dan sekaligus mengedarkan ternak babi yang sudah mati. “Babi yang sudah mati itu harus langsung dikubur atau dibakar untuk mencegah penyebaran,”tegasnya.

  Sekedar diketahui, Penyakit ASF memiliki tanda klinis seperti demam tinggi, depresi, tidak mau makan, kemerahan pada telinga, perut dan kaki, serta keguguran pada induk yang bunting dan juga kematian dalam waktu 6 hingga 13 hari.(dil/ary)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos   

SENTANI – Pj Bupati Jayapura  Triwarno Purnomo mengimbau kepada para peternak babi di Kabupaten Jayapura untuk mewaspadai penyakit African Swine Fever (ASF) atau demam babi Afrika yang sudah masuk di Kabupaten Mimika, yang  saat ini diduga masuk juga di Kabupaten Jayapura.

“Kepada seluruh masyarakat atau peternak hewan ternak babi untuk mewaspadai hal ini dan mengikuti petunjuk-petunjuk protokol kesehatan dari petugas-petugas di lapangan yang menangani penyakit demam babi Afrika ini,” ujar Triwarno, Sabtu (1/6) pekan kemarin.

Diakui,  kejadian kematian puluhan hewan ternak babi karena ASF di dua kampung di Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, yakni Kampung Ayapo dan Nolokla, harus jadi perhatian, jangan sampai merebak ke mana- mana.

“Kita sudah koordinasi dengan kepala dinas terkait, bahwa obatnya itu sudah ada. Tetapi, ini obat yang akan kami berikan kepada hewan ternak babi yang belum terinfeksi oleh penyakit demam babi Afrika,”ujarnya.

Ditambahkan, pemberian obat  untuk mencegah akibat atau dampak yang terjadi, sama saja dengan melakukan vaksin. “Jadi sebelum terinfeksi penyakit, kita sudah harus berikan obat ini terlebih dahulu agar hewan ternak babi tidak terkena virus ASF,”imbuhnya.

Triwarno mengingatkan kepada masyarakat khususnya peternak babi untuk meningkatkan kebersihan dan juga sanitasi kandang, serta melakukan disinfeksi rutin.

Menurutnya, kekebalan ternak babi juga perlu ditingkatkan dengan cara pemberian pakan yang baik dan vitamin, serta tidak memberikan makanan hasil limbah olahan ke ternak babi.

Diharapkan juga para peternak babi  dilarang memotong dan sekaligus mengedarkan ternak babi yang sudah mati. “Babi yang sudah mati itu harus langsung dikubur atau dibakar untuk mencegah penyebaran,”tegasnya.

  Sekedar diketahui, Penyakit ASF memiliki tanda klinis seperti demam tinggi, depresi, tidak mau makan, kemerahan pada telinga, perut dan kaki, serta keguguran pada induk yang bunting dan juga kematian dalam waktu 6 hingga 13 hari.(dil/ary)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos