Friday, February 21, 2025
24.7 C
Jayapura

Trauma Masa Lalu Picu Pedagang Tutup tempat Usaha

WAMENA – Para pedagang  di Kota Wamena  Kabupaten Jayawijaya nampaknya masih merasa takut dan antisipasi terhadap setiap aksi demonstrasi yang melibatkan siswa sekolah, dan lebih memilih untuk menutup tempat usahanya dan lebih waspada menghadapi situasi tersebut.

Hal ini terjadi seperti aksi demo penolakan program MBG dimana sebagian pedagang yang ada di wilayah kota Wamena lebih memilih untuk menutup tempat usahanya  dan lebih waspada dengan hal -hal yang tidak diinginkan, ini disebabkan karena masih ada trauma masa lalu terkait dengan kerusuhan  23 September 2019 lalu yang masih membekas.

“Aksi yang domotori oleh siswa sekolah mengingatkan kami terhadap kerusuhan 23 september 2019 lalu dimana awalnya dari aksi yang dilakukan siswa sekolah  hingga berkembang menjadi kerusuhan, tentunya ada kekhawatiran itu ,”beber Rahman salah satu pedagang di jalan Safridarwin Wamena Senin (17/2) kemarin

Baca Juga :  Pemprov Papua Pegunungan Berencana  Menggelar Festival Christmas Di Wamena

Ia mengaku untuk aksi ini meskipun berjalan aman hingga selesai namun awalnya ada sedikit kericuhan di wilayah Hom -hom Wamena, tentunya lokasi yang be memicu gesekan juga sama  seperti yang lalu sehingga ia lebih waspada kali ini  menyikapi hal tersebut.

“Kami lebih memilih untuk menutup usaha kami  untuk mengantisipasi hal -hal yang tak diinginkan karena aksi demo yang dilakukan, ini karena trauma masa lalu itu masih membekas dan teringat apabila ada aksi dari siswa sekolah,” kata Rachman yang merupakan pedagang Sembako

Hal yang sama juga juga di tuturkan Kuswan, salah satu pedagang pakian di jalan irian mengaku jika untuk aksi ini pihaknya lebih kepada waspada saja, sebab aksi demo yang dilakukan oleh siswa sekolah ini pernah terhadi sebelumnya hingga menjadi kerusuhan.

Baca Juga :  Bupati Jhon Banua: Perlu Ketegasan Dalam Penertiban Masyarakat

“Namanya kalau masih trauma itu sulit di hilangkan, dan memang baru beberapa tahun yang lalu terjadi  sehingga kali ini mungkin kita lebih waspada lagi, meskipun tempat usaha kita harus ditutup sementara waktu.

Kuswan juga mengaku bagi pedagang yang sudah lama dan pernah merasakan kerusuhan 29 September 2019 itu , pastinya akan berpikir hal yang sama, sebab apa yang terjadi sebelumnya mirip dengan yang saat ini terjadi di Wamena.(jo/wen)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

WAMENA – Para pedagang  di Kota Wamena  Kabupaten Jayawijaya nampaknya masih merasa takut dan antisipasi terhadap setiap aksi demonstrasi yang melibatkan siswa sekolah, dan lebih memilih untuk menutup tempat usahanya dan lebih waspada menghadapi situasi tersebut.

Hal ini terjadi seperti aksi demo penolakan program MBG dimana sebagian pedagang yang ada di wilayah kota Wamena lebih memilih untuk menutup tempat usahanya  dan lebih waspada dengan hal -hal yang tidak diinginkan, ini disebabkan karena masih ada trauma masa lalu terkait dengan kerusuhan  23 September 2019 lalu yang masih membekas.

“Aksi yang domotori oleh siswa sekolah mengingatkan kami terhadap kerusuhan 23 september 2019 lalu dimana awalnya dari aksi yang dilakukan siswa sekolah  hingga berkembang menjadi kerusuhan, tentunya ada kekhawatiran itu ,”beber Rahman salah satu pedagang di jalan Safridarwin Wamena Senin (17/2) kemarin

Baca Juga :  Pemprov Kembali Ujicoba MBG di SD Inpres Kulitarek Wamena

Ia mengaku untuk aksi ini meskipun berjalan aman hingga selesai namun awalnya ada sedikit kericuhan di wilayah Hom -hom Wamena, tentunya lokasi yang be memicu gesekan juga sama  seperti yang lalu sehingga ia lebih waspada kali ini  menyikapi hal tersebut.

“Kami lebih memilih untuk menutup usaha kami  untuk mengantisipasi hal -hal yang tak diinginkan karena aksi demo yang dilakukan, ini karena trauma masa lalu itu masih membekas dan teringat apabila ada aksi dari siswa sekolah,” kata Rachman yang merupakan pedagang Sembako

Hal yang sama juga juga di tuturkan Kuswan, salah satu pedagang pakian di jalan irian mengaku jika untuk aksi ini pihaknya lebih kepada waspada saja, sebab aksi demo yang dilakukan oleh siswa sekolah ini pernah terhadi sebelumnya hingga menjadi kerusuhan.

Baca Juga :  Pemprov Papeg Pastikan Standar Harga MBG Rp. 30 Ribu Per Siswa

“Namanya kalau masih trauma itu sulit di hilangkan, dan memang baru beberapa tahun yang lalu terjadi  sehingga kali ini mungkin kita lebih waspada lagi, meskipun tempat usaha kita harus ditutup sementara waktu.

Kuswan juga mengaku bagi pedagang yang sudah lama dan pernah merasakan kerusuhan 29 September 2019 itu , pastinya akan berpikir hal yang sama, sebab apa yang terjadi sebelumnya mirip dengan yang saat ini terjadi di Wamena.(jo/wen)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya

/