
MERAUKE-Wakil Bupati Merauke Sularso, SE, menegaskan bahwa kebijakan Pemerintah Kabupaten Merauke melalui Tim Satgas Covid-19 yang dipimpin bupati tidak pernah kendor dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Kabupaten Merauke.
“Tetap seperti apa yang kita sampaikan dari awal. Kita selalu mengimbau seluruh masyarakat tetap patuh pada protokol kesehatan (Prokes) yang dikenal 3 M yakni Memakai masker, Mencuci tangan dan Menjaga jarak dan menghindari kerumuman,” kata Wabup Sularso kepada wartawan terkait dengan meningkatkan kasus Covid di Merauke.
Menurut Wabup Sularso bahwa pihaknya terus melakukan upaya-upaya, namun demikian dalam perjalanan ini ada beberapa kasus yang cukup mengejutkan, dimana tiba-tiba terjadi lonjakan kasus dengan 4 orang meninggal dunia karena Covid.
“Pengetatan tetap kita lakukan dan pak bupati juga kemarin menyampaikan untuk terus melakukan langkah-langkah nyata. Kami juga mohon kepada masyarakat untuk mendukung apa yang menjadi kebijakan pemerintah karena seketat apapun kita melakukan pengetatan untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 ini, tapi kalau tidak ada keasadaran masyarakat kita juga repot. Maka melalui kesempatan ini kami mengimbau kepada masyarakat untuk terus mengikuti anjuran pemerintah agar penyebaran ini bisa diminimalkan,’’ tandas Sularso.
Apalagi, kata Wabup Sularso bahwa saat ini telah terjadi transmisi lokal dan menurutnya, jika sudah terjadi penyebaran secara lokal atau transmisi lokal maka sudah sangat sulit dikontrol. “Beda kalau penyebaran itu lewat pelaku perjalanan, karena tenaga medis kita selalu mengontrol. Tapi kalau sudah transmisi lokal, mungkin kebijakan yang akan diambil pemerintah daerah coba kita lakukan rapid secara massal, supaya kita ketahui,” jelasnya.
Dikatakan, dari rapid test untuk 200 orang secara acak beberapa waktu lalu, ditemukan 9 orang yang reaktif. “Dan mungkin ini sudah terjadi transmisi lokal dan pemerintah harus segera mengadakan rapid secara massal,” katanya.
Karena menurutnya, yang ditakutkan adanya kluster-kluster masyarakat misalnya pasar, pendidkan, kemudian penyelenggaraan pemerintah atau perkantoran, TNI dan Polri. “Jadi perlu dilakukan rapid test secara massal untuk bisa tahu transmisi lokal. Karena kalau transmisi lokal penyebarannya sangat cepat. Semua orang tidak sadar kalau dia terinfeksi tapi tidak bergejala dan tetap melakukan aktivitas. Apalagi kalau tidak menggunakan Prokes, maka dia akan menularkan kepada banyak orang,” jelasnya.
Ditambahkan, persoalan sekarang masyarakat menganggap Covid ini seolah-olah sudah menjadi teman yang memang di New Normal harus beradaptasi dengan Covid. “Tapi bukan berarti kita melanggar Prokes. Prokes tetap kita terapkan secara ketat,” tambahnya. (ulo/tri)