Thursday, November 21, 2024
26.7 C
Jayapura

Karantina Papua Selatan Tahan Daging Segar Asal Jayapura 

MERAUKE  Badan Karantina Indonesia melalui Karantina Papua Selatan kembali melakukan penahanan media pembawa HPHK  di Terminal Kedatangan Bandar Udara Mopah, Rabu (20/12/2023).

“Penahanan itu merupakan hasil pengawasan bersama Karantina Papua Selatan, BP2MHKP Merauke, Avsec Bandara Mopah, UPBU Kelas I Mopah Merauke, Otoritas Bandara X Papua, KP3 Udara, Paskhas Bandara Mopah” ujar Diaz Rachmadani selaku PPNS Karantina Papua Selatan, Jumat (22/12/2023)

Diaz menjelaskan, awal mula penahanan saat petugas Karantina bersama instansi terkait melakukan pengawasan Nataru di Bandara Mopah.

“Saat pengawasan di area bongkar bagasi kedatangan penumpang, petugas mencurigai ada paket yang diduga berisi komoditas pertanian. Paket barang dicek melalui X-Ray, kemudian dibuka bersama hasilnya terdapat daging segar ex-impor sebanyak 3 kilogram asal Jayapura,” sambung  Andi Tenri selaku Paramedik Karantina Hewan Pemula.

Baca Juga :  Hanya orang yang Berkompeten yang Dijadikan Acuan

Petugas menemui pemilik barang, menanyakan kelengkapan dokumen Karantina dari daerah asal.

“Tidak dilengkapi. Maka tindakan selanjutnya media pembawa ditahan dan dibawa ke laboratorium Karantina Hewan untuk diproses lebih lanjut. Selain tidak dilengkapi dokumen Karantina dari asal, ada juga Instruksi Bupati No. 01/INSTR/BUP/MRK/2022 tentang Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada ternak yang mengatur tentang lalu lintas Media Pembawa yang berpotensi menyebarkan penyakit PMK masuk Ke Merauke,” tambah Diaz Rachmadani.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Karantina Papua Selatan Cahyono menambahkan, setiap media pembawa yang akan dilalulintaskan wajib dilengkapi dengan Sertifikat Karantina dari daerah asal.

“Merauke merupakan lumbung ternak di Papua, sampai saat ini masih zona hijau dari penyakit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Penyakit PMK ini merupakan penyakit berbahaya yang dapat menyerang pada hewan berkuku belah. Kalau penyakit sudah ada di Merauke, maka banyak yang dirugikan,” tutup Cahyono. (ulo)

Baca Juga :  Resmikan Media Center, Bupati Romanus Ajak Jurnalis Kerja Profesional

Dapatkan update berita pilihan setiap hari dari Cenderawasihpos.jawapos.com 

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

MERAUKE  Badan Karantina Indonesia melalui Karantina Papua Selatan kembali melakukan penahanan media pembawa HPHK  di Terminal Kedatangan Bandar Udara Mopah, Rabu (20/12/2023).

“Penahanan itu merupakan hasil pengawasan bersama Karantina Papua Selatan, BP2MHKP Merauke, Avsec Bandara Mopah, UPBU Kelas I Mopah Merauke, Otoritas Bandara X Papua, KP3 Udara, Paskhas Bandara Mopah” ujar Diaz Rachmadani selaku PPNS Karantina Papua Selatan, Jumat (22/12/2023)

Diaz menjelaskan, awal mula penahanan saat petugas Karantina bersama instansi terkait melakukan pengawasan Nataru di Bandara Mopah.

“Saat pengawasan di area bongkar bagasi kedatangan penumpang, petugas mencurigai ada paket yang diduga berisi komoditas pertanian. Paket barang dicek melalui X-Ray, kemudian dibuka bersama hasilnya terdapat daging segar ex-impor sebanyak 3 kilogram asal Jayapura,” sambung  Andi Tenri selaku Paramedik Karantina Hewan Pemula.

Baca Juga :  Nakes dan Non Nakes RSUD Merauke Demo

Petugas menemui pemilik barang, menanyakan kelengkapan dokumen Karantina dari daerah asal.

“Tidak dilengkapi. Maka tindakan selanjutnya media pembawa ditahan dan dibawa ke laboratorium Karantina Hewan untuk diproses lebih lanjut. Selain tidak dilengkapi dokumen Karantina dari asal, ada juga Instruksi Bupati No. 01/INSTR/BUP/MRK/2022 tentang Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada ternak yang mengatur tentang lalu lintas Media Pembawa yang berpotensi menyebarkan penyakit PMK masuk Ke Merauke,” tambah Diaz Rachmadani.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Karantina Papua Selatan Cahyono menambahkan, setiap media pembawa yang akan dilalulintaskan wajib dilengkapi dengan Sertifikat Karantina dari daerah asal.

“Merauke merupakan lumbung ternak di Papua, sampai saat ini masih zona hijau dari penyakit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Penyakit PMK ini merupakan penyakit berbahaya yang dapat menyerang pada hewan berkuku belah. Kalau penyakit sudah ada di Merauke, maka banyak yang dirugikan,” tutup Cahyono. (ulo)

Baca Juga :  Resmikan Media Center, Bupati Romanus Ajak Jurnalis Kerja Profesional

Dapatkan update berita pilihan setiap hari dari Cenderawasihpos.jawapos.com 

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya