Thursday, April 25, 2024
32.7 C
Jayapura

Terbang di Tengah Pandemi, Penumpang Ngaku Repot

Garuda  Indonesia dan Batik  Air  yang tiba di Merauke membawa penumpang  dari  Pulau Jawa dan Sulawesai Selatan,   Jumat (26/6) ( FOTO: Sulo/Cepos)

Penerbangan Perdana, Garuda dan Batik Air Tiba  Hampir Bersamaan  

MERAUKE-Setelah penerbangan   penumbang dibuka sejak 19   Juni  2020 lalu, akhirnya   pesawat Garuda Indonesia dan  Batik Air   untuk pertama kalinya setelah terlockdown sekitar 3 bulan  karena pandemi Covid-19  akhirnya mendarat  mulus  di  landasan pacu Bandara Mopah Merauke,  Jumat   (26/6).  

   Kedua  pesawat  komersial  tersebut   hampir tiba bersamaan.    Garuda Indonesia yang  terbang  dari  Jakarta, Makassar-Jayapura  tiba sekitar  pukul 13.30  WIT. Sementara    Batik  Air yang melakukan perjalanan dari Jakarta-Surabaya-Makassar-Merauke   tiba sekitar   pukul 14.00 WIT.   

    Setelah   mendarat, penumpang   kemudian   turun. Selanjutnya, saat akan masuk ke terminal   kedatangan langsung disemprot  cairan  desinfaktan   oleh petugas yang  sudah disiapkan. Setelah mengambil   barang bagasi, selanjutnya   menuju  ke meja  petugas  untuk menyerahkan   surat   izin  perjalanan  dari gugus tugas Covid daerah  asal serta   surat  kesehatan hasil rapid test.   

Baca Juga :  113 Calon Wisudawan STIA KD, Mandi Kembang 

    Sementara  penumpang  yang berangkat, sudah mulai  berdatangan satu persatu  mulai pukul 09.00  WIT.   Protokol kesehatan  diterapkan secara ketat. Dimana, saat masuk  pintu bandara  wajib menggunakan  masker. Setelah    itu  kemudian   cuci tangan  dan dilakukan  pengukuran   suhu  badan  oleh petugas yang   sudah standby   di tempat tersebut. 

   Selanjutnya,   calon penumpang tersebut dilakukan  penyemprotan desinfektan bersama dengan barang bawaannya. Setelah    itu, kemudian dilakukan pengecekan   surat  izin perjalan dan  hasil  rapid test. Sebelum masuk  melapor ke  dalam ruang terminal  keberangkatan,   terlebih  dahulu  dilakukan  pengukuran suhu badan lagi.  

   Rizal, salah satu    penumpang asal Surabaya  mengaku   bahwa untuk  melakukan perjalanan di tengah  pandemi Covid-19 tersebut  cukup dibuat  repot   karena banyak surat-surat yang harus dilengkapi. Termasuk dirapid test.

   Untuk  Rapid test di  daerah asal  sebesar Rp 300.000. Lain halnya dengan Reza penumpang  asal Makassar  mengaku  bisa masuk ke Merauke dengan menunjukan  surat tugas  untuk 11 sektor yang diperbolehkan  berangkat ke luar kota.  ‘’Rumit   tapi untuk kebaikan,’’ jelasnya. 

Baca Juga :  Bank Papua Merauke Target Laba Rp 240 Miliar

   Di tempat asalnya,  biaya sekali rapid antara Rp 300-500  ribu.  Penumpang  lainnya  Sabaruddin,  yang datang dari  Jakarta  mengaku setelah turun dari pesawat   dan akan masuk  ke Terminal  kedatangan, langsung   dilakukan penyemprotan dan  pengukuran suhu badan.    Selain  itu  dilakukan  pemeriksaan    dokumen  2 kali   baru bisa  keluar. “Kalau   di Jakarta, biaya sekali rapid  Rp 500 ribu,” jelasnya. 

    Plt Kepala   Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke dr. Nevile  R. Muskita  secara tegas  meminta  penumpang  yang baru tiba di Merauke   tersebut  untuk  karantina  mandiri. ‘’Kami sudah koordinasikan dengan KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan) bahwa  penumpang yang baru turun wajib  karantina   mandiri selama 14 hari,’’ tandas    Nevile Muskita kepada wartawan  di Bandara Mopah Merauke,    Jumat (26/6).     Karantina secara mandiri ini, jelas dia  dilakukan  di rumah   masing-masing. ‘’Kita akan  pantau selama   masa karantina  tersebut,’’ jelasnya.  (ulo/tri)    

Garuda  Indonesia dan Batik  Air  yang tiba di Merauke membawa penumpang  dari  Pulau Jawa dan Sulawesai Selatan,   Jumat (26/6) ( FOTO: Sulo/Cepos)

Penerbangan Perdana, Garuda dan Batik Air Tiba  Hampir Bersamaan  

MERAUKE-Setelah penerbangan   penumbang dibuka sejak 19   Juni  2020 lalu, akhirnya   pesawat Garuda Indonesia dan  Batik Air   untuk pertama kalinya setelah terlockdown sekitar 3 bulan  karena pandemi Covid-19  akhirnya mendarat  mulus  di  landasan pacu Bandara Mopah Merauke,  Jumat   (26/6).  

   Kedua  pesawat  komersial  tersebut   hampir tiba bersamaan.    Garuda Indonesia yang  terbang  dari  Jakarta, Makassar-Jayapura  tiba sekitar  pukul 13.30  WIT. Sementara    Batik  Air yang melakukan perjalanan dari Jakarta-Surabaya-Makassar-Merauke   tiba sekitar   pukul 14.00 WIT.   

    Setelah   mendarat, penumpang   kemudian   turun. Selanjutnya, saat akan masuk ke terminal   kedatangan langsung disemprot  cairan  desinfaktan   oleh petugas yang  sudah disiapkan. Setelah mengambil   barang bagasi, selanjutnya   menuju  ke meja  petugas  untuk menyerahkan   surat   izin  perjalanan  dari gugus tugas Covid daerah  asal serta   surat  kesehatan hasil rapid test.   

Baca Juga :  Pemkab Merauke Dinilai Tidak Konsisten

    Sementara  penumpang  yang berangkat, sudah mulai  berdatangan satu persatu  mulai pukul 09.00  WIT.   Protokol kesehatan  diterapkan secara ketat. Dimana, saat masuk  pintu bandara  wajib menggunakan  masker. Setelah    itu  kemudian   cuci tangan  dan dilakukan  pengukuran   suhu  badan  oleh petugas yang   sudah standby   di tempat tersebut. 

   Selanjutnya,   calon penumpang tersebut dilakukan  penyemprotan desinfektan bersama dengan barang bawaannya. Setelah    itu, kemudian dilakukan pengecekan   surat  izin perjalan dan  hasil  rapid test. Sebelum masuk  melapor ke  dalam ruang terminal  keberangkatan,   terlebih  dahulu  dilakukan  pengukuran suhu badan lagi.  

   Rizal, salah satu    penumpang asal Surabaya  mengaku   bahwa untuk  melakukan perjalanan di tengah  pandemi Covid-19 tersebut  cukup dibuat  repot   karena banyak surat-surat yang harus dilengkapi. Termasuk dirapid test.

   Untuk  Rapid test di  daerah asal  sebesar Rp 300.000. Lain halnya dengan Reza penumpang  asal Makassar  mengaku  bisa masuk ke Merauke dengan menunjukan  surat tugas  untuk 11 sektor yang diperbolehkan  berangkat ke luar kota.  ‘’Rumit   tapi untuk kebaikan,’’ jelasnya. 

Baca Juga :  BRI Salurkan BPNT di Wilayah Terjangkau Internet

   Di tempat asalnya,  biaya sekali rapid antara Rp 300-500  ribu.  Penumpang  lainnya  Sabaruddin,  yang datang dari  Jakarta  mengaku setelah turun dari pesawat   dan akan masuk  ke Terminal  kedatangan, langsung   dilakukan penyemprotan dan  pengukuran suhu badan.    Selain  itu  dilakukan  pemeriksaan    dokumen  2 kali   baru bisa  keluar. “Kalau   di Jakarta, biaya sekali rapid  Rp 500 ribu,” jelasnya. 

    Plt Kepala   Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke dr. Nevile  R. Muskita  secara tegas  meminta  penumpang  yang baru tiba di Merauke   tersebut  untuk  karantina  mandiri. ‘’Kami sudah koordinasikan dengan KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan) bahwa  penumpang yang baru turun wajib  karantina   mandiri selama 14 hari,’’ tandas    Nevile Muskita kepada wartawan  di Bandara Mopah Merauke,    Jumat (26/6).     Karantina secara mandiri ini, jelas dia  dilakukan  di rumah   masing-masing. ‘’Kita akan  pantau selama   masa karantina  tersebut,’’ jelasnya.  (ulo/tri)    

Berita Terbaru

Artikel Lainnya