MERAUKE-SMAN I Merauke dan SMK Santo Antonius Merauke memilih meliburkan siswanya selama 2 hari yakni Kamis dan Jumat (24/9) hari ini, untuk mencegah terjadinya tawuran antar siswa. Hal ini karena adanya kesalahpahaman yang terjadi diantara siswa kedua sekolah tersebut pada, Kamis (22/9).
Dari informasi yang Cenderawasih Pos peroleh, awalnya ada oknum siswa SMA Negeri I Merauke y ang memukul siswa SMK Santo Antonius di depan SMPN Negeri 1 Merauke. Kemudian teman-teman korban dari SMK Santo Atonius datang hendak menyerang ke SMAN 1 Merauke.
Kepala Sekolah SMAN I Merauke Sergius Womsiwor, S.Pd, M.Pd, ditemui wartawan mengungkapkan bahwa pihaknya memilih untuk meliburkan siswa selama 2 hari pasca kejadian tersebut.
“Sekolah kita tutup hari ini dan besok. Jadi dua hari kita tutup untuk memberi kesempatan kepada anak-anak dan orang tua. Karena bagaimanapun anak-anak pasti pulang menceritakan kepada orang tua mereka realita yang mereka hadapi dan tentu sama sekali mereka tidak membayangkan bahwa persoalan itu akan terjadi.” ungkapnya.
“Apalagi mereka tahu bahwa sekolah ini adalah lingkungan pendidikan, sehingga siapapun tidak boleh melakukan perbuatan main hakim sendiri. Karena mereka masih percaya kepada lembaga pendidikan yang menyelenggarakan dan mengedukasi mereka sebagai generasi penerus yang nantinya seketika menjadi pelaku pembangunan bangsa ini,” kata Sergius Womsiwor.
Menurut Sergius Womsiwor, pilihan untuk meliburkan siswa adalah untuk mencegah sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman dan menjaga anak-anak tersebut saat dalam perjalanan.
Sebab, anak-anak tersebut datang ke sekolah pasti dengan seragam sekolah. Ditambahkan Sergius Womsiwor bahwa meski pihaknya sudah menyampaikan kepada siswa dan orang tua untuk sekolah dibuka kembali pada Senin depan, namun pihaknya masih akan melihat situasi. Jika benar-benar sudah kondusif maka siswa akan masuk belajar tatap muka terbatas lagi.
Secara terpisah, Kepala Sekolah SMK Santo Antonius, Hoppy Setiawan, S.Pd, M.Pd, menjelaskan bahwa pihaknya meliburkan siswa selama 2 hari. “Tapi kita akan lihat lagi setuasinya Senin depan. Kalau dari Yayasan minta untuk diliburkan lagi 1 minggu untuk dilakukan penyelesaian secara tuntas,” terangnya.
Hoppy mengaku bahwa secara kelembagaan sudah diselesaikan secara kekeluargaan dan yang masih perlu didamaikan antara korban dengan pelaku. (ulo/tri)