Friday, April 26, 2024
33.7 C
Jayapura

Persiapan Ramadan, Surat Edaran Menag Dikaji

Pertemuan  dengan lembaga dan ormas Islam  yang  dipimpin  bupati   dalam rangka memasuki  bulan  Suci Ramadan, Kamis (16/4)  kemarin. ( FOTO: Sulo/Cepos )

MERAUKE-  Pemerintah Kabupaten Merauke memberikan  kesempatan kepada Majelis  Ulama Indonesia  (MUI) Kabupaten   Merauke,   NU, Muhammadyah, Baznas,  PKM, dan ormas-ormas    Islam    yang ada di  Merauke   untuk melakukan  kajian  terhadap surat  edaran  Menteri Agama Republik  Indonesia Nomor  6 tahun 2020 dan keputusan MUI   dalam  rangka  menghadapi  bulan  suci Ramadan.   

  Pertemuan dan kajian  itu  dilakukan  oleh lembaga  dan ormas Islam  tersebut  di  ruang  rapat   lantai 3 Kantor  Bupati  Merauke, Kamis   (16/4).  “Kita  berikan kepercayaan dulu  kepada MUI, NU, Muhammadyah,Badan Amal Zakat  Nasional, PKM   dan juga ormas-ormas Islam lainnya untuk  mengkaji  surat  Menteri  Agama  Nomor 6 tahun 2020.  Di situ mereka mengkaji menurut aqidah-aqidah  dan bagaimana  penyaluran  zakat  itu,’’ katanya  kepada wartawan seusai membuka pertemuan dan rapat  tersebut,  Kamis(16/4). 

Baca Juga :  Tokoh Selatan Papua Dukung Tikar Adat

   Selain   itu, kajian  lainnya lanjut bupati,  adalah bagaimana  salat tarawih dan bagaimana menyampaikan tauziah dan pesan-pesan   dari para ustad.’’Dari hasil   kajian  mereka ini nanti mereka laporkan   kepada pemerintah selanjutnya   nanti kita  pertemukan  kira-kira mana yang terbaik,’’ jelasnya.  

  Yang jelas, kata Bupati    Frederikus   Gebze, bahwa semua masjid  dimana  saja, sebelum  digunakan wajib disinfektan. “Semua umat Islam wajib  menggunakan protokol Covid yakni  Masker, hand sanitizersocial  distancing dan physical distancing.Itu  wajib,’’ terangnya.    

   Menurut   Bupati  Frederikus Gebze, pemerintah   memberikan  ruang dan  tempat  untuk  mereka  merumuskan dan meramu  yang terbaik  untuk Kabupaten Merauke.   ‘’Jadi kita serahkan kepada mereka. Kalau    kami  hanya memfasilitasi dan mediasi untuk  pelaksanaan  bulan Suci Ramadan ini.  Selaku  bupati, kami menginginkan, tradisi ini tidak bisa hilang dan ditiadakan. Tapi   tradisi ini   tetap ada tapi  terbatas,’’  tandasnya. 

Baca Juga :  Pemkab Bangun Rumah Bantuan bagi Warga di 11 Titik   

  Sementara    di awal pertemuan  tersebut,    ada yang sepakat   ikut imbauan  pemerintah  dan ada yang  ingin  salat tarawih   tetap dilaksanakan,  tapi  dengan mengikuti  protokol kesehatan tentang Covid-19. (ulo/tri)   

Pertemuan  dengan lembaga dan ormas Islam  yang  dipimpin  bupati   dalam rangka memasuki  bulan  Suci Ramadan, Kamis (16/4)  kemarin. ( FOTO: Sulo/Cepos )

MERAUKE-  Pemerintah Kabupaten Merauke memberikan  kesempatan kepada Majelis  Ulama Indonesia  (MUI) Kabupaten   Merauke,   NU, Muhammadyah, Baznas,  PKM, dan ormas-ormas    Islam    yang ada di  Merauke   untuk melakukan  kajian  terhadap surat  edaran  Menteri Agama Republik  Indonesia Nomor  6 tahun 2020 dan keputusan MUI   dalam  rangka  menghadapi  bulan  suci Ramadan.   

  Pertemuan dan kajian  itu  dilakukan  oleh lembaga  dan ormas Islam  tersebut  di  ruang  rapat   lantai 3 Kantor  Bupati  Merauke, Kamis   (16/4).  “Kita  berikan kepercayaan dulu  kepada MUI, NU, Muhammadyah,Badan Amal Zakat  Nasional, PKM   dan juga ormas-ormas Islam lainnya untuk  mengkaji  surat  Menteri  Agama  Nomor 6 tahun 2020.  Di situ mereka mengkaji menurut aqidah-aqidah  dan bagaimana  penyaluran  zakat  itu,’’ katanya  kepada wartawan seusai membuka pertemuan dan rapat  tersebut,  Kamis(16/4). 

Baca Juga :  Belum Ada Parpol Masukkan Dokumen Perbaikan Bacaleg

   Selain   itu, kajian  lainnya lanjut bupati,  adalah bagaimana  salat tarawih dan bagaimana menyampaikan tauziah dan pesan-pesan   dari para ustad.’’Dari hasil   kajian  mereka ini nanti mereka laporkan   kepada pemerintah selanjutnya   nanti kita  pertemukan  kira-kira mana yang terbaik,’’ jelasnya.  

  Yang jelas, kata Bupati    Frederikus   Gebze, bahwa semua masjid  dimana  saja, sebelum  digunakan wajib disinfektan. “Semua umat Islam wajib  menggunakan protokol Covid yakni  Masker, hand sanitizersocial  distancing dan physical distancing.Itu  wajib,’’ terangnya.    

   Menurut   Bupati  Frederikus Gebze, pemerintah   memberikan  ruang dan  tempat  untuk  mereka  merumuskan dan meramu  yang terbaik  untuk Kabupaten Merauke.   ‘’Jadi kita serahkan kepada mereka. Kalau    kami  hanya memfasilitasi dan mediasi untuk  pelaksanaan  bulan Suci Ramadan ini.  Selaku  bupati, kami menginginkan, tradisi ini tidak bisa hilang dan ditiadakan. Tapi   tradisi ini   tetap ada tapi  terbatas,’’  tandasnya. 

Baca Juga :  Dinas Perketat Perjalanan Guru dan Kepala Sekolah ke Kota     

  Sementara    di awal pertemuan  tersebut,    ada yang sepakat   ikut imbauan  pemerintah  dan ada yang  ingin  salat tarawih   tetap dilaksanakan,  tapi  dengan mengikuti  protokol kesehatan tentang Covid-19. (ulo/tri)   

Berita Terbaru

Artikel Lainnya