Thursday, March 28, 2024
31.7 C
Jayapura

Umat Katolik Rayakan Tri Hari Suci dari Rumah

Vikaris Jenderal  Keuskupan Agung Merauke Pastor  Henderikus Kariwop, MSC saat memimpin  perayaan  Jumat Agung di Paroki Katedral  Merauke, Jumat  (10/4)  ( FOTO: Sulo/Cepos) 

MERAUKE – Untuk pertama kali,   akibat pandemi   Covid-19 umat   ristiani  seluruh dunia tak terkecuali   di Merauke  merayakan  Tri Hari Suci  sampai  Paskah  dari rumah lewat live streaming.   Ada sejumlah  gereja  dapat memanfaatkan  fasilitas  komunikasi  modern tersebut  lewat live streaming  diantaranya  Paroki Katedral, Paroki   Santo Yoseph Bambu Pemali Merauke, Paroki  Santa Fatimah Kelapa Lima Merauke.   

   Perayaan  Tri Hari Suci dimulai dari hari Kamis Putih  dimana   pada  perayaan   tersebut,   dilakukan pembasuhan kaki   oleh imam seperti   yang dilakukan oleh  Yesus  kepada murid-muridnya sekaligus    melakukan perjamuan    terakhir bersama murid-muridnya. Namun, pada malam Kamis    Putih  tersebut, tidak ada   tradisi pembasuhan   kaki  seperti yang  dilakukan  oleh Tuhan Yesus  kurang lebih 2020  tahun lalu.     

  Di Paroki Katedral,  Misa Kamis Putih  tersebut dipimpin Pastor  Alo Batmianyk, MSC. Selanjutnya, pada Jumat   Agung, peringatan  wafatnya  Tuhan Yesus di atas kayu salib dipimpin Vikaris Jenderal  Keuskupan Agung Merauke Pastor  Henderikus Kariwop, MSC.

Baca Juga :  Pegawai Karantina Pertanian Diminta Jaga Integritas 

    Pada    Jumat  Agung  ini,   umat juga  mengikuti   ibadat Sabda  dari rumah   tersebut. Tidak ada  penciuman salib  seperti   pada  peringatan Jumat  Agung setiap tahunnya. Hanya  berupa penghormatan  salib  dari rumah masing-masing yang   mengikuti misa  secara   online  baik lewat youtube   maupun   facebook.

   Sementara pada Sabtu   Suci,  peringatan   akan kebangkitan Yesus Kristus  dipimpin  Pastor Jony Astanto, MSC.  Dalam  khotbahnya, Jony Astanto  mengungkapkan bahwa  dengan  pademi   Corona yuang terjadi saat ini, iblis mungkin telah   bersuka  cita  ketika pintu-pintu  gereja tertutup   bagi umat Allah saat ini. 

  Tapi  iblis   tak bisa berkutik  ketika gereja-gereja berdiri megah  di dalam hati dan dalam rumah-rumah  orang beriman.   Dengan  kondisi yang terjadi  saat ini, umat beriman  diingatkan kembali  bahwa   gereja  sebenarnya bukanlah  sebuah  gedung   tapi    gereja  merupakan pribadi-pribadi  umat Allah.  

Baca Juga :  Lahir 1 Juli,  27 Anak Dapat Piagam Penghargaan

   Sementara  pada   perayaan Minggu Paskah  kemarin, misa  dipimpin  Pastor John  Kandam,  Pr  yang juga sebagai Ketua  FKUB  Kabupaten Merauke. Dalam kotbahnya itu,    Pastor John Kandam kembali  mempertegas   arti dari   ibadah  dari rumah  yang dilakukan  sekarang ini akibat  virus  Corona. Menurut  Pastor John Kandam,  bahwa pertumbuhan iman   tidak hanya dibangun  dan tumbuh   dari  gedung  gereja, namun   harus dimulai dari  keluarga sebagai basis.  

   “Ketika ada perisiwa seperti ini , maka tidak membuat  kita kaget. Karena selama ini,   iman   sudah  kita tumbuhkan  lewat keluarga.  Dengan peristiwa  yang terjadi saat ini, kita betul-betul  diantar untuk sungguh-sungguh menyadari  bahwa keluarga adalah gereja basis dasar iman kekatolikan kita. Dimana  iman  kita tumbuhkan  lewat keluarga- keluarga kita. Di sana, ada   bapak, ibu dan anak-anak serta seluruh rumpun keluarga bisa berkumpul bersama merayakan paskah,’’ tambahnya.  (ulo/tri)

Vikaris Jenderal  Keuskupan Agung Merauke Pastor  Henderikus Kariwop, MSC saat memimpin  perayaan  Jumat Agung di Paroki Katedral  Merauke, Jumat  (10/4)  ( FOTO: Sulo/Cepos) 

MERAUKE – Untuk pertama kali,   akibat pandemi   Covid-19 umat   ristiani  seluruh dunia tak terkecuali   di Merauke  merayakan  Tri Hari Suci  sampai  Paskah  dari rumah lewat live streaming.   Ada sejumlah  gereja  dapat memanfaatkan  fasilitas  komunikasi  modern tersebut  lewat live streaming  diantaranya  Paroki Katedral, Paroki   Santo Yoseph Bambu Pemali Merauke, Paroki  Santa Fatimah Kelapa Lima Merauke.   

   Perayaan  Tri Hari Suci dimulai dari hari Kamis Putih  dimana   pada  perayaan   tersebut,   dilakukan pembasuhan kaki   oleh imam seperti   yang dilakukan oleh  Yesus  kepada murid-muridnya sekaligus    melakukan perjamuan    terakhir bersama murid-muridnya. Namun, pada malam Kamis    Putih  tersebut, tidak ada   tradisi pembasuhan   kaki  seperti yang  dilakukan  oleh Tuhan Yesus  kurang lebih 2020  tahun lalu.     

  Di Paroki Katedral,  Misa Kamis Putih  tersebut dipimpin Pastor  Alo Batmianyk, MSC. Selanjutnya, pada Jumat   Agung, peringatan  wafatnya  Tuhan Yesus di atas kayu salib dipimpin Vikaris Jenderal  Keuskupan Agung Merauke Pastor  Henderikus Kariwop, MSC.

Baca Juga :  Lahir 1 Juli,  27 Anak Dapat Piagam Penghargaan

    Pada    Jumat  Agung  ini,   umat juga  mengikuti   ibadat Sabda  dari rumah   tersebut. Tidak ada  penciuman salib  seperti   pada  peringatan Jumat  Agung setiap tahunnya. Hanya  berupa penghormatan  salib  dari rumah masing-masing yang   mengikuti misa  secara   online  baik lewat youtube   maupun   facebook.

   Sementara pada Sabtu   Suci,  peringatan   akan kebangkitan Yesus Kristus  dipimpin  Pastor Jony Astanto, MSC.  Dalam  khotbahnya, Jony Astanto  mengungkapkan bahwa  dengan  pademi   Corona yuang terjadi saat ini, iblis mungkin telah   bersuka  cita  ketika pintu-pintu  gereja tertutup   bagi umat Allah saat ini. 

  Tapi  iblis   tak bisa berkutik  ketika gereja-gereja berdiri megah  di dalam hati dan dalam rumah-rumah  orang beriman.   Dengan  kondisi yang terjadi  saat ini, umat beriman  diingatkan kembali  bahwa   gereja  sebenarnya bukanlah  sebuah  gedung   tapi    gereja  merupakan pribadi-pribadi  umat Allah.  

Baca Juga :  Tingkatkan Kemampuan Baca Kitab Suci, OMK 8 Paroki Ikuti PKTD

   Sementara  pada   perayaan Minggu Paskah  kemarin, misa  dipimpin  Pastor John  Kandam,  Pr  yang juga sebagai Ketua  FKUB  Kabupaten Merauke. Dalam kotbahnya itu,    Pastor John Kandam kembali  mempertegas   arti dari   ibadah  dari rumah  yang dilakukan  sekarang ini akibat  virus  Corona. Menurut  Pastor John Kandam,  bahwa pertumbuhan iman   tidak hanya dibangun  dan tumbuh   dari  gedung  gereja, namun   harus dimulai dari  keluarga sebagai basis.  

   “Ketika ada perisiwa seperti ini , maka tidak membuat  kita kaget. Karena selama ini,   iman   sudah  kita tumbuhkan  lewat keluarga.  Dengan peristiwa  yang terjadi saat ini, kita betul-betul  diantar untuk sungguh-sungguh menyadari  bahwa keluarga adalah gereja basis dasar iman kekatolikan kita. Dimana  iman  kita tumbuhkan  lewat keluarga- keluarga kita. Di sana, ada   bapak, ibu dan anak-anak serta seluruh rumpun keluarga bisa berkumpul bersama merayakan paskah,’’ tambahnya.  (ulo/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya