Saturday, April 27, 2024
33.7 C
Jayapura

Waktu Kuliah di UT Tidak Dibatasi

MERAUKE–Dalam rangka memperkenalkan proses perkuliahan, sebanyak 144 mahasiswa baru  Universitas Terbuka Kelompok Belajar (Pokjar) Merauke mengikuti Orientasi Study Mahasiswa Baru (OSMB) selama sehari di Merauke, Sabtu (10/9).    

Ketua Pokjar Merauke Dr. Petrus Ambarura, M.Pd, ketika ditemui media ini di sela-sela OSMB tersebut mengungkapkan, pengenalan bagi mahasiswa baru ini sangat penting karena proses belajar antara mahasiswa reguler dengan mahasiswa UT sangat berbeda. Mahasiswa UT lebih menekankan pada proses kemandirian. ‘’Jadi  ini yang kita jelaskan kepada mahasiswa baru UT ini,’’ tandasnya. 

Di katakan, untuk tahun 2022 ini jumlah mahasiswa UT Pokjar Merauke sebanyak 144 orang, namun dari jumlah tersebut, hanya 80 diantaranya mengikuti secara tatap muka. Sedangkan sisanya mengikuti secara offline maupun secara daring dikarenakan dari 144 mahasiswa baru ini, tidak seluruhnya berada di Merauke tapi juga dari berbagai daerah. Bahkan ada juga dari daerah yang sulit dijangkau karena kegiatan kantor.

    Petrus Ambarura yang juga menjabat sebagai Kepala Sekolah KPG Khas Papua ini  menjelaskan, dari sekitar 800 mahasiswa UT Pokjar Merauke yang terdaftar saat ini, sekitar 300 diantaranya cukup aktif. Para mahasiswa tersebut datang dari berbagai profesi baik itu sebagai TNI-Polri, ASN, BUMN, swasta maupun masyarakat umum yang baru lulus dari SMA-SMK.

Baca Juga :  Patroli Cipkon, Puluhan Botol Miras Diamankan dan Bubarkan Orang Mabuk   

‘’Kalau Universitas Terbuka ini dalam study normal, rata-rata 4 tahun dan kalau ada yang juga mau mempercepat hanya 3,5 tahun sudah bisa selesai,’’ katanya.

Namun lanjutnya, UT ini waktu kuliahnya tidak dibatasi. Artinya, tidak ada sistem drop out (DO) bila kuliah di atas  4 tahun. Karena ada yang tercatat sebagai mahasiswa UT selama 10 tahun bahkan 20 tahun.

‘’ Ada Pegawai Negeri Sipil dari Mappi. Sudah 15 tahun tidak kuliah dan pernah kuliah di UT kemudian  datang lanjut kuliah di UT dan itu bisa. Mata kuliah yang sudah lulus sebelumnya tetap dihitung dan tidak perlu lagi mengulang,’’ terangnya.

   Soal jurusan yang disediakan di UT Pokjar Merauke tersebut, Petrus Ambarura menjelaskan bahwa berbagai jurusan tersedia. Mulai dari ilmu hukum, manajemen, administrasi negara. Pendidikan guru, PAUD,  PGSD, mata pelajaran IPS, Biologi, matematika dan mata pejaran yang langkah misalnya perpustakaan, administrasi perpustakaan, akutansi dan berbagai lainnya.

Baca Juga :  Kasus Demam Berdarah Meninngkat, Dinkes Fogging  Titik-Titik Sumber Penularan 

    Dikatakan, keunikan dari Universitas Terbuka, pertama tidak ada sistem drop out dan lama pendidikan tidak dibatasi. Kedua, perkuliahan dan penerimaan mahasiswa baru dilakukan setiap semester.

Keunikan ketiga, mata kuliah bisa melangkah misalnya langsung ambil semester 6 atau semester 8.  ‘’Kalau di pendidikan reguler ada mata kuliah wajib lulus baru bisa melangkah ke semester berikutnya,’’ jelasnya.

Dikatakan, sistem kuliah juga dilakukan jarak jauh dan lebih banyak kuliah secara online. Artinya, mahasiswa dari mana saja bisa mengikuti. Petrus Ambarura mencontohkan, salah satu mahasiswanya mengambil jurusan perpustakaan dan saat suaminya  belajar ke Australia mahasiswi tersebut ikut juga ke Australia dan mengikuti perkuliahan dari sana. (ulo/tho)

MERAUKE–Dalam rangka memperkenalkan proses perkuliahan, sebanyak 144 mahasiswa baru  Universitas Terbuka Kelompok Belajar (Pokjar) Merauke mengikuti Orientasi Study Mahasiswa Baru (OSMB) selama sehari di Merauke, Sabtu (10/9).    

Ketua Pokjar Merauke Dr. Petrus Ambarura, M.Pd, ketika ditemui media ini di sela-sela OSMB tersebut mengungkapkan, pengenalan bagi mahasiswa baru ini sangat penting karena proses belajar antara mahasiswa reguler dengan mahasiswa UT sangat berbeda. Mahasiswa UT lebih menekankan pada proses kemandirian. ‘’Jadi  ini yang kita jelaskan kepada mahasiswa baru UT ini,’’ tandasnya. 

Di katakan, untuk tahun 2022 ini jumlah mahasiswa UT Pokjar Merauke sebanyak 144 orang, namun dari jumlah tersebut, hanya 80 diantaranya mengikuti secara tatap muka. Sedangkan sisanya mengikuti secara offline maupun secara daring dikarenakan dari 144 mahasiswa baru ini, tidak seluruhnya berada di Merauke tapi juga dari berbagai daerah. Bahkan ada juga dari daerah yang sulit dijangkau karena kegiatan kantor.

    Petrus Ambarura yang juga menjabat sebagai Kepala Sekolah KPG Khas Papua ini  menjelaskan, dari sekitar 800 mahasiswa UT Pokjar Merauke yang terdaftar saat ini, sekitar 300 diantaranya cukup aktif. Para mahasiswa tersebut datang dari berbagai profesi baik itu sebagai TNI-Polri, ASN, BUMN, swasta maupun masyarakat umum yang baru lulus dari SMA-SMK.

Baca Juga :  Satu Warga Boven Digoel Positif Corona

‘’Kalau Universitas Terbuka ini dalam study normal, rata-rata 4 tahun dan kalau ada yang juga mau mempercepat hanya 3,5 tahun sudah bisa selesai,’’ katanya.

Namun lanjutnya, UT ini waktu kuliahnya tidak dibatasi. Artinya, tidak ada sistem drop out (DO) bila kuliah di atas  4 tahun. Karena ada yang tercatat sebagai mahasiswa UT selama 10 tahun bahkan 20 tahun.

‘’ Ada Pegawai Negeri Sipil dari Mappi. Sudah 15 tahun tidak kuliah dan pernah kuliah di UT kemudian  datang lanjut kuliah di UT dan itu bisa. Mata kuliah yang sudah lulus sebelumnya tetap dihitung dan tidak perlu lagi mengulang,’’ terangnya.

   Soal jurusan yang disediakan di UT Pokjar Merauke tersebut, Petrus Ambarura menjelaskan bahwa berbagai jurusan tersedia. Mulai dari ilmu hukum, manajemen, administrasi negara. Pendidikan guru, PAUD,  PGSD, mata pelajaran IPS, Biologi, matematika dan mata pejaran yang langkah misalnya perpustakaan, administrasi perpustakaan, akutansi dan berbagai lainnya.

Baca Juga :  Dilaporkan Sakit, Oknum Pejabat Satpol PP Mangkir 

    Dikatakan, keunikan dari Universitas Terbuka, pertama tidak ada sistem drop out dan lama pendidikan tidak dibatasi. Kedua, perkuliahan dan penerimaan mahasiswa baru dilakukan setiap semester.

Keunikan ketiga, mata kuliah bisa melangkah misalnya langsung ambil semester 6 atau semester 8.  ‘’Kalau di pendidikan reguler ada mata kuliah wajib lulus baru bisa melangkah ke semester berikutnya,’’ jelasnya.

Dikatakan, sistem kuliah juga dilakukan jarak jauh dan lebih banyak kuliah secara online. Artinya, mahasiswa dari mana saja bisa mengikuti. Petrus Ambarura mencontohkan, salah satu mahasiswanya mengambil jurusan perpustakaan dan saat suaminya  belajar ke Australia mahasiswi tersebut ikut juga ke Australia dan mengikuti perkuliahan dari sana. (ulo/tho)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya