![](http://cenderawasihpos.co.id/wp-content/uploads/2020/09/Devisi-Penyelesaian-Sengketa-Bawaslu-Kabupaten-Merauke.jpg)
MERAUKE- Tiga laporan dugaan pelanggaran pemilu yang terjadi yakni pemasangan sasi di Kimaam, dugaan intimidasi pemilih di Jagebob untuk memilih pasangan tertentu dan adanya pembagian sembako di Jagebob oleh Bawaslu dianggap clear.
Komisioner Bawaslu Kabupaten Merauke Felix Tethool, SIP kepada wartawan di Kantor Bawaslu Kabupaten Merauke, mengungkapkan bahwa pihaknya telah menginvestigasi ketiga laporan tersebut.
Untuk pemasangan sasi adat di Kimaam. Menurut Felix Tethool, pihaknya telah menelusuri dan telah disampaikan Panwaslu distrik bahwa orang-orang yang ada di sana tidak merasa terganggu dan pasangan calon lain tetap bisa melakukan kampanye meski ada pemasangan sasi adat itu.
“Artinya, oknum yang melakukan sasi itu tidak bisa mewakili seluruh masyarakat Kimaam. Dan meski itu dilakukan, namun pasangan calon yang dilarang masuk tetap bisa melakukan kampanye di sana,” tandasnya.
Sementara untuk Jagebob soal intimidasi, kata Felix Tethool yang terkait dengan surat dari pemilik hak ulayat, pihaknya juga sudah telusuri. Dari awal Panwaslu Distrik Jagebob juga sudah melakukan penelusuran.
“Dan hasil yang kami dapat dan mewawancarai beberapa orang yang hadir langsung saat kegiatan itu dan mereka merasa tidak terintimidasi dengan kegiatan itu. Karena menurut mereka, pemilik hak ulayat hanya meminta untuk mendukung pasangan tertentu tapi menurut petani yang menggarap hak ulayat itu bahwa meski ada menyampaikan begitu tapi para petani punya hak untuk menentukan pilihannya sendiri. Sehingga ini clear bahwa bunyi intimidasi sama sekali tidak ada. Kemarin kami juga sudah ketemu pemilik hak ulayat dan beberapa orang dan mneyatakan bahwa mereka tidak merasa diintimidasi,’’ tandasnya.
Sementara di Kampung Nalkin terkait dengan pemberian sembako dari salah satu pasangan calon kepada Martila yang ada di dalam video yang viral tersebut, menurut Felix Tethool, pihaknya sudah bertemu langsung yang bersangkutan. Diperoleh keterangan bahwa saat penyerahan paket sembako itu tidak ada ajakan atau kata-kata untuk memilih pasangan calon tertentu.
“Cuma saat diserahkan dia tanya ini dari siapa dan disebutkan dari pasangan calon tersebut. Tapi tidak dibilang supaya memilih pasangan calon yang memberi pakt sembako itu sehingga saat diserahkan tidak disertai penengasan untuk memilih pasangan tertentu,’’ katanya.
Pihaknya juga ketemu dengan tim sukses pasangan tersebut di Kampung Nalkin dan disampaikan bahwa saat itu rencana mau bakar-bakar tapi tidak jadi dan mereka berpikir untuk beli sembako untuk bagi kepada masyarakat asli Papua yang ada di Kampung Nalkin. ‘’Saat pembagian sambako itu juga tidak meminta penerima untuk memilih pasangan yang mereka usung,’’ tandasnya. (ulo/tri)