MERAUKE– Sosialisi rencana ibukota Kabupaten Merauke di Kimaam yang digagas oleh anggota DPRP Papua Selatan asal wilayah daerahg pemilihan II Papua Selatan Moses Kaibu dan Dominikus Ulukyanan berjalan deadlock. Sesuai jadwal, kegiatan yang akan berlangsung sampai pukul 13.00 WIT itu harus diakhiri lebih awal karena terjadi perdebatan diantara sesama peserta sosialisasi.
Pro kontra terhadap rencana tersebut. Situasi sempat memanas, antara pro dan kontra. Untungnya, kedua belah pihak baik yang pro maupun yang kontra bisa menahan diri karena saling mengingatkan antara satu dengan lainnya.
Moses Kaibu yang juga menjabat sebagai Ketua Komisi IV DPRP Papua Selatan itu mengatakan bahwa dengan adanya pemekaran Provinsi Papua Selatan yang secara UU Otonomi Daerah belum memenuhi syarat untuk terbentuk sebuah provinsi, sehingga mau tidak mau kedepan Kota Merauke yang sudah diusulkan 20 tahun suatu saat akan dimekarkan menjadi sebuah DOB.
‘’Nah, ketika Kota Merauke itu hadir, maka otomatis ibukota Kabupaten Merauke ini akan pindah. Tapi pindahnya kemana, ini yang sebenarnya akan kita bicarakan bersama seluruh warga terutama mahasiswa dan pemuda dari Kimaam. Tapi, kita belum diskusi sudah terjadi pro dan kontra dan sepertinya tidak bisa dilanjutkan,’’ katanya.
Sebenarnya, kata Moses Kaibu, setiap pembangunan pasti ada sisi negatif dan sisi positif. Sehingga keduanya sisi ini yang akan dibicarakan bersama namun belum masuk dalam diskusi sudah terjadi penolakan. ‘’Ini sebenarnya kami hanya fasilitasi dan tadi ada yang minta nanti dilanjutkan. Tapi, karena sudah ada penolakan, saya tidak mau fasilitasi lagi,’’ jelasnya.