Saturday, April 27, 2024
28.7 C
Jayapura

Terkendala Harga, Perum Bulog Merauke Tak Bisa Pengadaan Beras dari Petani 

MERAUKE– Kendati para petani di Merauke saat ini telah panen gadu (panen dua kali), namun sampai sekarang  pihak Perum Bulog Merauke belum dapat melakukan pengadaan beras dari petani lewat mitra-mitra mereka.

Kepala Bulog Merauke Firman Mando mengaku pihaknya belum bisa melakukan pengadaan beras dari petani di Merauke hasil panen gadu tahun 2023 tersebut karena terkendala di harga. ‘’Kita belum bisa pengadaan karena terkendala di masalah harga,’’ tandas Firman Mando,  di Merauke menjawab pertanyaan media ini, Minggu pekan kemarin.

Firman Mando menjelaskan, Harga Pembelian Pemerintan (HPP) sebesar Rp 9.950 perkilo. Harga ini, sudah berada di pintu gudang Bulog. Sementara, saat ini petani di Merauke rata-rata menjual beras hasil panen gadu tersebut diatas Rp 11.000 perkilonya. ‘’Kendalanya di situ. Harga tingkat petani lebih tinggi  dari HPP,’’ jelasnya.

Baca Juga :  Tidak Laksanakan Tugas, Tunjangan Guru Dikembalikan

   Di tahun  2023 ini, Bulog Merauke hampir  tidak dapat menyerap  hasil panen petani di Merauke. Selain karena petani gagal panen, juga karena harga beras tingkat petani jauh lebih tinggi dari HPP. Karena itu tak heran di tahun 2023 ini, Perum Bulog Merauke justru harus mendatangkan beras dari Surabaya yang merupakan beras impor dari  Thailand dan Vietnam untuk memenuhi jatah beras ASN, TNI Polri dan bantuan beras cadangan pemerintah kepada masyarakat.

     Firman Mando menjelaskankan bahwa total beras yang sudah didatangkan dari Surabaya sebanyak 10.000 ton. Terdiri dari pengiriman pertama dari Surabaya sebanyak 2.000 ton, kemudian pengiriman kedua sebanyak 4.000 ton dan pengiriman ketiga 4.000 ton.

Baca Juga :  Kalapas: Yang Bandel akan Dimasukkan di Ruang Tahanan Khusus 

‘’Untuk pengiriman ketiga sebanyak 4.000 ton, tersisa 1.500 ton yang saat ini sedang dalam perjalanan dari Surabaya menuju Merauke,’’ pungkasnya. (ulo)    

MERAUKE– Kendati para petani di Merauke saat ini telah panen gadu (panen dua kali), namun sampai sekarang  pihak Perum Bulog Merauke belum dapat melakukan pengadaan beras dari petani lewat mitra-mitra mereka.

Kepala Bulog Merauke Firman Mando mengaku pihaknya belum bisa melakukan pengadaan beras dari petani di Merauke hasil panen gadu tahun 2023 tersebut karena terkendala di harga. ‘’Kita belum bisa pengadaan karena terkendala di masalah harga,’’ tandas Firman Mando,  di Merauke menjawab pertanyaan media ini, Minggu pekan kemarin.

Firman Mando menjelaskan, Harga Pembelian Pemerintan (HPP) sebesar Rp 9.950 perkilo. Harga ini, sudah berada di pintu gudang Bulog. Sementara, saat ini petani di Merauke rata-rata menjual beras hasil panen gadu tersebut diatas Rp 11.000 perkilonya. ‘’Kendalanya di situ. Harga tingkat petani lebih tinggi  dari HPP,’’ jelasnya.

Baca Juga :  Penertiban Kendaraan Dinas Terus Dilakukan

   Di tahun  2023 ini, Bulog Merauke hampir  tidak dapat menyerap  hasil panen petani di Merauke. Selain karena petani gagal panen, juga karena harga beras tingkat petani jauh lebih tinggi dari HPP. Karena itu tak heran di tahun 2023 ini, Perum Bulog Merauke justru harus mendatangkan beras dari Surabaya yang merupakan beras impor dari  Thailand dan Vietnam untuk memenuhi jatah beras ASN, TNI Polri dan bantuan beras cadangan pemerintah kepada masyarakat.

     Firman Mando menjelaskankan bahwa total beras yang sudah didatangkan dari Surabaya sebanyak 10.000 ton. Terdiri dari pengiriman pertama dari Surabaya sebanyak 2.000 ton, kemudian pengiriman kedua sebanyak 4.000 ton dan pengiriman ketiga 4.000 ton.

Baca Juga :  Patroli Perairan di Wanam, Ini yang Dilakukan Kasat Polair dan Anggotanya

‘’Untuk pengiriman ketiga sebanyak 4.000 ton, tersisa 1.500 ton yang saat ini sedang dalam perjalanan dari Surabaya menuju Merauke,’’ pungkasnya. (ulo)    

Berita Terbaru

Artikel Lainnya