Sementara untuk Kota Jayapura sendiri memiliki cerita berbeda. Pengakuan salah satu guru yang enggan menyebut namanya terkadang ketika kedisiplinan diterapkan, yang terjadi justru muncul protes dari orang tua murid. “Kalimat yang paling sering disampaikan adalah, mereka menyekolahkan anak mereka untuk dididik, bukan untuk ditegur, dijewer dan juga dipukul, ini sering sekali. Hampir setiap bulan ada saja orang tua yang datang ke sekolah ngamuk-ngamuk,” jelas sumber tersebut.
Bahkan kadang jika kejengkelan memuncak maka ancaman sekolah dipalang atau guru dianiaya akan muncul. Itu dengan alasan sekolah tersebut berdiri di atas wilayah adat mereka. “Kadang mau kami kembalikan ke orang tua karena sangat nakal dan sudah sulit dididik nantinya dibilang kami melakukan penolakan apalagi jika yang bersangkutan anak daerah,” katanya.
Lalu tak jarang ada yang langsung melapor ke dinas maupun wali kota atau wakil walikota dan para guru langsung ditegur berjamaah. Dikatakan tak bisa mendidik. “Padahal muridnya yang memang bandel, sudah melampaui batas. Kami berharap dinas maupun wali kota dan wakil walikota juga melihat ini secara adil. Jangan nantinya para guru mendapat perlakuan kekerasan tapi tidak mendapat perlindungan padahal kesalahan murni dari si murid,” tutupnya. (*)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos
Sementara untuk Kota Jayapura sendiri memiliki cerita berbeda. Pengakuan salah satu guru yang enggan menyebut namanya terkadang ketika kedisiplinan diterapkan, yang terjadi justru muncul protes dari orang tua murid. “Kalimat yang paling sering disampaikan adalah, mereka menyekolahkan anak mereka untuk dididik, bukan untuk ditegur, dijewer dan juga dipukul, ini sering sekali. Hampir setiap bulan ada saja orang tua yang datang ke sekolah ngamuk-ngamuk,” jelas sumber tersebut.
Bahkan kadang jika kejengkelan memuncak maka ancaman sekolah dipalang atau guru dianiaya akan muncul. Itu dengan alasan sekolah tersebut berdiri di atas wilayah adat mereka. “Kadang mau kami kembalikan ke orang tua karena sangat nakal dan sudah sulit dididik nantinya dibilang kami melakukan penolakan apalagi jika yang bersangkutan anak daerah,” katanya.
Lalu tak jarang ada yang langsung melapor ke dinas maupun wali kota atau wakil walikota dan para guru langsung ditegur berjamaah. Dikatakan tak bisa mendidik. “Padahal muridnya yang memang bandel, sudah melampaui batas. Kami berharap dinas maupun wali kota dan wakil walikota juga melihat ini secara adil. Jangan nantinya para guru mendapat perlakuan kekerasan tapi tidak mendapat perlindungan padahal kesalahan murni dari si murid,” tutupnya. (*)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos