Wednesday, April 24, 2024
26.7 C
Jayapura

Butuhkan KIS dan KIP Untuk Jaminan Pendidikan dan Kesehatan 

Mengunjungi Panti Asuhan Pelangi Bersama PMI Kota Jayapura

Tak terasa Panti Asuhan Pelangi pada bulan Oktober 2022 nanti genap berusia 61 tahun lalu. Lantas bagaimana eksistensinya dan apa yang masih menjadi kendala di sana?

Laporan: Priyadi_Jayapura         

Siang itu, sekira pukul 10.00 WIT anak-anak penghuni panti asuhan Pelangi Abepura diminta kumpul untuk mengikuti penyerahan bantuan tali asih sembako yang diberikan PMI Kota Jayapura dalam merayakan HUT Ke-77 tahun 2022 yang juga dirayakan di Kota Jayapura, Sabtu (17/9)lalu.

   Panti asuhan Pelangi Abepura sendiri sudah berdiri sudah 61 tahun dan berdirinya panti asuhan pelangi pertama kali  bangunan ada di Ifar Gunung, Sentani, Kabupaten Jayapura, kemudian dipindahkan ke Kota Jayapura, tepatnya berada di Abepura.

  Yudit mewakili Pimpinan Panti Asuhan Pelangi mengakui,  selama panti asuhan pelangi berdiri  di abepura, memang bangunan sudah pernah di rehab dan tahun ini akan kembali direhab lagi untuk kamar-kamar anak-anak maupun pengecatan ulang, dananya dibantu dari pemerintah Provinsi Papua.

   Untuk anak-anak penghuni  panti asuhan pelangi saat ini masih ada 37 orang dari usia PAUD hingga  jenjang SMA dan anak-anak dititipkan di sana ada dari berbagai daerah di papua ada dari nabire, keerom, tanah merah dan lainnya rata-arat OAP kebanyakan mereka dibawa ke sana oleh walinya untuk minta ditempatkan di sini, dibina, didik hingga selesai sekolah dan diberikan belajar kerohanian.

Baca Juga :  Harus Ada Kesepahaman dan Bekerja Sama Untuk Wujudkan Impian

   Diakui selama ada pandemi Covid-19 penghuni Panti Asuhan Pelangi masih bisa bertahan karena masih ada sponsor yang memberikan bantuan berupa bahan makanan untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Hanya saja, selain kebutuhan sembako masih ada yang dibutuhkan selama ini yakni minyak tanah, sabun cuci pakaian, chemical lantai dan kamar mandi, WC, sampo, sabun pakaian dan biaya pembayaran rekening listrik.

  “Selama ini yang sering membantu kami ada dari swasta, pengusaha maupun pemerintah dan sponsor tetap ada dari Belanda tapi kami juga masih butuh bantuan lainnya seperti minyak tanah, sabun cuci pakaian, chemical lantai dan kamar mandi, WC, sampo, sabun pakaian dan biaya pembayaran rekening listrik,’’jelasnya.

   Yudit mengungkapkan, biaya Pendidikan untuk anak-anak penghuni panti asuhan Pelangi Abepura tidak mereka tanggung, tapi ditanggung langsung oleh wali yang membawanya di sana, apakah itu uang SPP sekolah, uang saku. Sebab, pihaknya hanya menanggung tempat tinggal, makan-minum, sama pertumbuhan kerohanian mereka, sehingga uang jajan anak -anak masih diberikan wali yang menitipkan mereka di sini.

  “Kami berharap kepada pemerintah setiap anak yang ada di sini diberikan Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Kartu IndonesIA Sehat (KIS) supaya terjamin Pendidikan dan kesehatan mereka, pasalnya, jika mengandalkan wali mereka jika ada yang tidak mampu tentu juga memberatkan, dan kami juga sering mengeluarkan uang pribadi jika ada anak-anak yang berobat di rumah sakit atau menebus obat, sehingga jaminan Pendidikan dan kesehatan kami juga butuhkan dan kami harap pemerintah bisa membantu kita,’’pintanya.

Baca Juga :  Bercita-cita Jadi Kapolres Lanny Jaya, Diharapkan Jadi Role Model

   Hal sama juga dikatakan Lena bendahara di Panti Asuhan Pelangi Abepura, Lena mengakui, panti asuhan tertua pertama kali ada di Papua. Hnya ada pada Panti Asuhan Pelangi karena sudah ada 6 dekade lebih, jadi diharapkan kedepannya eksistensi panti asuhan ini tetap terjaga dengan baik, semoga donatur juga tetap memperhatikan kondisi yang ada.

   Menurutnya,  sudah ada banyak anak-anak yang tinggal di panti asuhan dan tamat SMA mereka ada yang menjadi ASN, polisi dan lainnya, sehingga anak-anak di panti asuhan diberikan motivasi bahwa tidak selamanya anak-anak tinggal di panti asuhan masa depan suram tapi bisa buktikan bahwa anak-anak yang tinggal di panti asuhan bisa hidup mandiri, terus berusaha menjadi orang hebat dan selalu bergorong royong dengan sesama walaupun beda dari masa asalnya.(*/tri)

Mengunjungi Panti Asuhan Pelangi Bersama PMI Kota Jayapura

Tak terasa Panti Asuhan Pelangi pada bulan Oktober 2022 nanti genap berusia 61 tahun lalu. Lantas bagaimana eksistensinya dan apa yang masih menjadi kendala di sana?

Laporan: Priyadi_Jayapura         

Siang itu, sekira pukul 10.00 WIT anak-anak penghuni panti asuhan Pelangi Abepura diminta kumpul untuk mengikuti penyerahan bantuan tali asih sembako yang diberikan PMI Kota Jayapura dalam merayakan HUT Ke-77 tahun 2022 yang juga dirayakan di Kota Jayapura, Sabtu (17/9)lalu.

   Panti asuhan Pelangi Abepura sendiri sudah berdiri sudah 61 tahun dan berdirinya panti asuhan pelangi pertama kali  bangunan ada di Ifar Gunung, Sentani, Kabupaten Jayapura, kemudian dipindahkan ke Kota Jayapura, tepatnya berada di Abepura.

  Yudit mewakili Pimpinan Panti Asuhan Pelangi mengakui,  selama panti asuhan pelangi berdiri  di abepura, memang bangunan sudah pernah di rehab dan tahun ini akan kembali direhab lagi untuk kamar-kamar anak-anak maupun pengecatan ulang, dananya dibantu dari pemerintah Provinsi Papua.

   Untuk anak-anak penghuni  panti asuhan pelangi saat ini masih ada 37 orang dari usia PAUD hingga  jenjang SMA dan anak-anak dititipkan di sana ada dari berbagai daerah di papua ada dari nabire, keerom, tanah merah dan lainnya rata-arat OAP kebanyakan mereka dibawa ke sana oleh walinya untuk minta ditempatkan di sini, dibina, didik hingga selesai sekolah dan diberikan belajar kerohanian.

Baca Juga :  Banjir Timbulkan Trauma, Ingin Pindah Tapi Orang Tua Pilih Bertahan

   Diakui selama ada pandemi Covid-19 penghuni Panti Asuhan Pelangi masih bisa bertahan karena masih ada sponsor yang memberikan bantuan berupa bahan makanan untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Hanya saja, selain kebutuhan sembako masih ada yang dibutuhkan selama ini yakni minyak tanah, sabun cuci pakaian, chemical lantai dan kamar mandi, WC, sampo, sabun pakaian dan biaya pembayaran rekening listrik.

  “Selama ini yang sering membantu kami ada dari swasta, pengusaha maupun pemerintah dan sponsor tetap ada dari Belanda tapi kami juga masih butuh bantuan lainnya seperti minyak tanah, sabun cuci pakaian, chemical lantai dan kamar mandi, WC, sampo, sabun pakaian dan biaya pembayaran rekening listrik,’’jelasnya.

   Yudit mengungkapkan, biaya Pendidikan untuk anak-anak penghuni panti asuhan Pelangi Abepura tidak mereka tanggung, tapi ditanggung langsung oleh wali yang membawanya di sana, apakah itu uang SPP sekolah, uang saku. Sebab, pihaknya hanya menanggung tempat tinggal, makan-minum, sama pertumbuhan kerohanian mereka, sehingga uang jajan anak -anak masih diberikan wali yang menitipkan mereka di sini.

  “Kami berharap kepada pemerintah setiap anak yang ada di sini diberikan Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Kartu IndonesIA Sehat (KIS) supaya terjamin Pendidikan dan kesehatan mereka, pasalnya, jika mengandalkan wali mereka jika ada yang tidak mampu tentu juga memberatkan, dan kami juga sering mengeluarkan uang pribadi jika ada anak-anak yang berobat di rumah sakit atau menebus obat, sehingga jaminan Pendidikan dan kesehatan kami juga butuhkan dan kami harap pemerintah bisa membantu kita,’’pintanya.

Baca Juga :  Tidak Kondusif Batal ke Ilaga, Lihat Perkebunan Kopi, Fasilitas Telekomunikasi

   Hal sama juga dikatakan Lena bendahara di Panti Asuhan Pelangi Abepura, Lena mengakui, panti asuhan tertua pertama kali ada di Papua. Hnya ada pada Panti Asuhan Pelangi karena sudah ada 6 dekade lebih, jadi diharapkan kedepannya eksistensi panti asuhan ini tetap terjaga dengan baik, semoga donatur juga tetap memperhatikan kondisi yang ada.

   Menurutnya,  sudah ada banyak anak-anak yang tinggal di panti asuhan dan tamat SMA mereka ada yang menjadi ASN, polisi dan lainnya, sehingga anak-anak di panti asuhan diberikan motivasi bahwa tidak selamanya anak-anak tinggal di panti asuhan masa depan suram tapi bisa buktikan bahwa anak-anak yang tinggal di panti asuhan bisa hidup mandiri, terus berusaha menjadi orang hebat dan selalu bergorong royong dengan sesama walaupun beda dari masa asalnya.(*/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya