Sunday, April 28, 2024
27.7 C
Jayapura

Sempat Berhenti Karena Pandemi, Kini Mulai Aktif Layani Pesanan   

Melihat Muatan Lokal Budidaya Jamur Tiram di SMA Muhammadiyah Abepura

SMA Muhammadiyah, Abepura, Jayapura, memiliki program muatan lokal (Mulok) yang berbeda dengan sekolah lain, yakni budidaya Jamur Tiram. Mulok budidaya jamur tiram ini  sudah berjalan beberapa tahun. Lantas bagaimana perkembangannya saat ini?

Laporan: Priyadi_Jayapura

SMA Muhammadiyah Abepura, Kota Jayapura, memiliki program muatan lokal pengembangan budidaya jamur tiram putih, yang telah dilakukan beberapa tahun ini. Selain sebagai Mulok bagi peserta didik, budidaya jamur Tiram juga menghasilkan pundi-pundi uang bagi sekolah itu.

   Sebab, budidaya jamur tiram jika sudah panen bisa dijual ke pedagang sayur, maupun masyarakat  langsung. Bahkan, sampai sekarang juga banyak yang pesan, hingga harus menunggu karena masih dalam masa pembibitan untuk beberapa minggu kedepan baru bisa dipanen.

  Ditemui   Cenderawasih Pos, Jumat (9/12) lalu, guru biologi sekaligus pengelola budidaya jamur tiram  SMA Muhammadiyah Abepura,  Wati mengatakan, sejatinya budidaya jamur tiram hanya untuk pelajaran muatan lokal saja bagi siswa di sekolah ini. Namun ternyata prospeknya bagus, banyak yang mencari untuk dikonsumsi karena banyak manfaatnya untuk kesehatan dan jika dimasak juga lezat.

   Selain itu, dalam melakukan budidaya jamur tiram juga mudah hanya membutuhkan limbah serbuk kayu gergaji jenis matoa putih, bekatul dan garam khusus untuk tanaman, Dolomite pengatur Ph serta kantong plastik bening ukuran 2 kg dan pengikat saja.

Baca Juga :  Perkada Tidak Hanya di Papua, Tapi Sudah Dilakukan di Sejumlah Daerah

  Kemudian semua bahan dicampur jadi satu dengan takaran yang telah ditentukan, bahan dimasukan ke dalam kantong plastik bening ukuran 2 kg berbentuk bulat hingga penuh lalu di atasnya diikat dan sedikit diberikan celah atau lubang untuk tumbuh jamur. Untuk bisa keluar menjadi jamur tiram dibutuhkan waktu 2 bulan menunggunya, jika sudah tumbuh jamur tiram bisa dipanen selama 5 bulan.

 Kata Wati selain menjual jamur tiram, ia juga menerima penjualan bibit pembuatan media jamur tiram yang dijual dalam 1 baglog nya Rp 10 ribu. Menurutnya, karena banyak yang pesan sehingga mereka membantu membuatnya dari pada masyarakat repot membuatnya dan cara penyimpanan juga mudah tidak perlu repot yang penting terhindar dari cahaya matahari secara langsung.

“Kita bisa buat bibit jamur Tiram sampai ribuan dan banyak yang memesan juga, jika panen sudah banyak pedagang sayur di pasar yang membeli termasuk masyarakat yang tahu, manfaat jamur tiram sendiri baik untuk kesehatan karena bisa menjaga imunitas tubuh, mengontrol kadar gula darah, kaya oksidan, menurunkan resiko kanker, meningkatkan kesehatan kognitif dan lainnya,’’ucapnya.

   Selain itu, jika dimasak juga enak karena teksturnya yang lembut dan halus. Termasuk jika mau dibuat keripik jamur juga bisa karena jamur tiram banyak manfaat jika diolah.  Diakui, Wati saat ini pihaknya juga sedang melakukan pembibitan dan masih menunggu masa panen, karena sudah berjalan beberapa minggu sehingga stok jamur tiram yang dijual ke pedagang belum ada. Termasuk ada juga yang sudah pesan bibit.

Baca Juga :  Tetap Menjadi Sekolah Unggul, Lahirkan Generasi Bermoral Sesuai Terang Injil

  Selain sebagai pelajaran Mulok ada juga dari Dinas di lingkungan Pemprov Papua yang datang untuk memberikan pelatihan ke sana supaya kelompok masyarakat yang dilatih dinas terkait ini bisa mencontoh dan mengembangkannya.

  Menurutnya, usaha budidaya jamur tiram resiko gagal itu kecil, yang penting tahu mengatur suhu tempatnya. Jangan sampai bibit mudah berjamur dan tetap diperhatikan kualitas bahan yang digunakan, jangan sampai banyak kayu yang mengandung getah, harus kayu yang mudah diolah.

  “Kendala memang kami tidak ada, hanya saja pada saat pandemi kami tidak jalankan budidaya jamur dan ini baru kita jalankan kembali karena memang kami masih fokusnya budidaya jamur untuk pelajaran muatan lokal siswa,’’terangnya.

 Menurutnya,  dalam usaha budidaya jamur tidak memerlukan modal besar, bahan mudah ditemukan, dan tidak butuh tempat yang luas. Kuncinya harus sabar dan telaten menunggu masa, dimana pembibitan hingga panen selama 2 bulan harus benar-benar diperhatikan, setelah itu nanti bisa panen jamur tiram selama 5 bulan. Dan potensi permintaan jamur tiram juga masih tinggi di Kota Jayapura. (*/tri)

Melihat Muatan Lokal Budidaya Jamur Tiram di SMA Muhammadiyah Abepura

SMA Muhammadiyah, Abepura, Jayapura, memiliki program muatan lokal (Mulok) yang berbeda dengan sekolah lain, yakni budidaya Jamur Tiram. Mulok budidaya jamur tiram ini  sudah berjalan beberapa tahun. Lantas bagaimana perkembangannya saat ini?

Laporan: Priyadi_Jayapura

SMA Muhammadiyah Abepura, Kota Jayapura, memiliki program muatan lokal pengembangan budidaya jamur tiram putih, yang telah dilakukan beberapa tahun ini. Selain sebagai Mulok bagi peserta didik, budidaya jamur Tiram juga menghasilkan pundi-pundi uang bagi sekolah itu.

   Sebab, budidaya jamur tiram jika sudah panen bisa dijual ke pedagang sayur, maupun masyarakat  langsung. Bahkan, sampai sekarang juga banyak yang pesan, hingga harus menunggu karena masih dalam masa pembibitan untuk beberapa minggu kedepan baru bisa dipanen.

  Ditemui   Cenderawasih Pos, Jumat (9/12) lalu, guru biologi sekaligus pengelola budidaya jamur tiram  SMA Muhammadiyah Abepura,  Wati mengatakan, sejatinya budidaya jamur tiram hanya untuk pelajaran muatan lokal saja bagi siswa di sekolah ini. Namun ternyata prospeknya bagus, banyak yang mencari untuk dikonsumsi karena banyak manfaatnya untuk kesehatan dan jika dimasak juga lezat.

   Selain itu, dalam melakukan budidaya jamur tiram juga mudah hanya membutuhkan limbah serbuk kayu gergaji jenis matoa putih, bekatul dan garam khusus untuk tanaman, Dolomite pengatur Ph serta kantong plastik bening ukuran 2 kg dan pengikat saja.

Baca Juga :  Papua Butuh Keadilan, Dialog Atau Penegakan Hukum

  Kemudian semua bahan dicampur jadi satu dengan takaran yang telah ditentukan, bahan dimasukan ke dalam kantong plastik bening ukuran 2 kg berbentuk bulat hingga penuh lalu di atasnya diikat dan sedikit diberikan celah atau lubang untuk tumbuh jamur. Untuk bisa keluar menjadi jamur tiram dibutuhkan waktu 2 bulan menunggunya, jika sudah tumbuh jamur tiram bisa dipanen selama 5 bulan.

 Kata Wati selain menjual jamur tiram, ia juga menerima penjualan bibit pembuatan media jamur tiram yang dijual dalam 1 baglog nya Rp 10 ribu. Menurutnya, karena banyak yang pesan sehingga mereka membantu membuatnya dari pada masyarakat repot membuatnya dan cara penyimpanan juga mudah tidak perlu repot yang penting terhindar dari cahaya matahari secara langsung.

“Kita bisa buat bibit jamur Tiram sampai ribuan dan banyak yang memesan juga, jika panen sudah banyak pedagang sayur di pasar yang membeli termasuk masyarakat yang tahu, manfaat jamur tiram sendiri baik untuk kesehatan karena bisa menjaga imunitas tubuh, mengontrol kadar gula darah, kaya oksidan, menurunkan resiko kanker, meningkatkan kesehatan kognitif dan lainnya,’’ucapnya.

   Selain itu, jika dimasak juga enak karena teksturnya yang lembut dan halus. Termasuk jika mau dibuat keripik jamur juga bisa karena jamur tiram banyak manfaat jika diolah.  Diakui, Wati saat ini pihaknya juga sedang melakukan pembibitan dan masih menunggu masa panen, karena sudah berjalan beberapa minggu sehingga stok jamur tiram yang dijual ke pedagang belum ada. Termasuk ada juga yang sudah pesan bibit.

Baca Juga :  Pesanan Spesial dengan Bakul, Centong Nasi, dan Tampah

  Selain sebagai pelajaran Mulok ada juga dari Dinas di lingkungan Pemprov Papua yang datang untuk memberikan pelatihan ke sana supaya kelompok masyarakat yang dilatih dinas terkait ini bisa mencontoh dan mengembangkannya.

  Menurutnya, usaha budidaya jamur tiram resiko gagal itu kecil, yang penting tahu mengatur suhu tempatnya. Jangan sampai bibit mudah berjamur dan tetap diperhatikan kualitas bahan yang digunakan, jangan sampai banyak kayu yang mengandung getah, harus kayu yang mudah diolah.

  “Kendala memang kami tidak ada, hanya saja pada saat pandemi kami tidak jalankan budidaya jamur dan ini baru kita jalankan kembali karena memang kami masih fokusnya budidaya jamur untuk pelajaran muatan lokal siswa,’’terangnya.

 Menurutnya,  dalam usaha budidaya jamur tidak memerlukan modal besar, bahan mudah ditemukan, dan tidak butuh tempat yang luas. Kuncinya harus sabar dan telaten menunggu masa, dimana pembibitan hingga panen selama 2 bulan harus benar-benar diperhatikan, setelah itu nanti bisa panen jamur tiram selama 5 bulan. Dan potensi permintaan jamur tiram juga masih tinggi di Kota Jayapura. (*/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya