Friday, September 20, 2024
23.7 C
Jayapura

Berharap Calon Kepala Daerah, Jadikan Isu Stunting sebagai Program Stragetis

   Karena masalah stunting sudah menjadi isu nasional, sehingga pemerintah pusat membuka Program khusus yang disebut Pentahelix. Program tersebut melibatkan 5 komponen besar, meliputi Bkkbn, Pemerintah baik pusat maupun daerah, Perguruan Tinggi, Swasta, Masyarakat dan juga media.

   Dari 5 komponen ini masing masing diberikan peran tugas dan tanggung jawab untuk mencapai satu tujuan sama yaitu menggerakan anak anak di Indonensia khususnya di Papua menjadi anak yang sehat dan cerdas.

   Dan salah satu program dari Pentahelix tersebut adalah Keluarga Berencana (KB). KB ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan untuk menekan angka stunting di Papua. Melalui KB bisa menyiapkan ibu yang sehat, ibu yang hamil secara sehat, dan tentunya saat melahirkan dia bisa lahir secara normal, dengan begitu anaknya bisa tumbuh secara sehat dan cerdas.

Baca Juga :  Menulis Cita Cita di Lembar Diary “Menjadi Pengacara Hebat”

  “Ini merupakan bagian dari pengendalian untuk mencegah anak anak stunting, serta program lain yang digagas untuk menekan angka stunting di Papua,” jelasnya.

   Sarles mengharapkan calon kepala daerah baik gubernur maupun Bupati/Walikota di Papua dan DOB, menjadikan isu stunting sebagai program stragetis. Karena ini menyangkut masa depan generasi Papua kedepan.

   “Kita harus jadikan isu stunting ini sebagai subjek utama didalam oembangunan, karena ini menyangkut masa depan anak anak kita,” tandasnya.

   Adapun kendala sehingga masalah stunting di Papua masih tinggi, salah satunya karena pengelolahan sumber daya alam tidak dilakukan secara maksimal. Hal itu terjadi karena kurangnya keseriusan pemerintah maupun kompenen lain untuk mengelolah SDM yang ada.

Baca Juga :  Raperda Otsus Harus Mampu Proteksi Masyarakat Port Numbay

   “Kita kurang apa, ikan ada, daging ada,  makanan seperti umbi-umbian dan lainnya semua ada, hanya saja kendalanya selama ini SDM ini tidak dikelola  dengan baik untuk menjadi sumber kebutuhan masyarakat,” bebernya.

  Karena itu, dengan kembalinya dia di Bkkbn Papua dia ingin Program Pentahelix dapat digalakan secara maksimal, sehingga semua komponen bergerak maju untik mendorong generasi emas Papua yang lebih baik.

  “Saya pernah di Provinsi Bali, disana SDM yang tidak labih banyak dari kita, tapi karena kerjasama mereka solid sehingga masalah stuntingya rendah ini juga yang akan saya lakukan untuk Papua kedepan,” tutup Sarles. (*/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

   Karena masalah stunting sudah menjadi isu nasional, sehingga pemerintah pusat membuka Program khusus yang disebut Pentahelix. Program tersebut melibatkan 5 komponen besar, meliputi Bkkbn, Pemerintah baik pusat maupun daerah, Perguruan Tinggi, Swasta, Masyarakat dan juga media.

   Dari 5 komponen ini masing masing diberikan peran tugas dan tanggung jawab untuk mencapai satu tujuan sama yaitu menggerakan anak anak di Indonensia khususnya di Papua menjadi anak yang sehat dan cerdas.

   Dan salah satu program dari Pentahelix tersebut adalah Keluarga Berencana (KB). KB ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan untuk menekan angka stunting di Papua. Melalui KB bisa menyiapkan ibu yang sehat, ibu yang hamil secara sehat, dan tentunya saat melahirkan dia bisa lahir secara normal, dengan begitu anaknya bisa tumbuh secara sehat dan cerdas.

Baca Juga :  Bappenda Sebut Kontribusi Pajak Daerah Bertumbuh Baik

  “Ini merupakan bagian dari pengendalian untuk mencegah anak anak stunting, serta program lain yang digagas untuk menekan angka stunting di Papua,” jelasnya.

   Sarles mengharapkan calon kepala daerah baik gubernur maupun Bupati/Walikota di Papua dan DOB, menjadikan isu stunting sebagai program stragetis. Karena ini menyangkut masa depan generasi Papua kedepan.

   “Kita harus jadikan isu stunting ini sebagai subjek utama didalam oembangunan, karena ini menyangkut masa depan anak anak kita,” tandasnya.

   Adapun kendala sehingga masalah stunting di Papua masih tinggi, salah satunya karena pengelolahan sumber daya alam tidak dilakukan secara maksimal. Hal itu terjadi karena kurangnya keseriusan pemerintah maupun kompenen lain untuk mengelolah SDM yang ada.

Baca Juga :  Beasiswa 355 Mahasiswa Papua di Luar Negeri Gunakan Dana Cadangan

   “Kita kurang apa, ikan ada, daging ada,  makanan seperti umbi-umbian dan lainnya semua ada, hanya saja kendalanya selama ini SDM ini tidak dikelola  dengan baik untuk menjadi sumber kebutuhan masyarakat,” bebernya.

  Karena itu, dengan kembalinya dia di Bkkbn Papua dia ingin Program Pentahelix dapat digalakan secara maksimal, sehingga semua komponen bergerak maju untik mendorong generasi emas Papua yang lebih baik.

  “Saya pernah di Provinsi Bali, disana SDM yang tidak labih banyak dari kita, tapi karena kerjasama mereka solid sehingga masalah stuntingya rendah ini juga yang akan saya lakukan untuk Papua kedepan,” tutup Sarles. (*/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya