Saturday, October 19, 2024
25.7 C
Jayapura

Disalahfungsikan Oknum Tertentu, Para Pedagang Pasrah Terima Keadaan

   “Kalau saya tidur disini, jaga disini, karena kalau tidak barang-barang kios saya akan hilang. Anak-anak mudah itu mereka biasa minum disini, beli minum di luar tapi minum disini. Kadang kalau mereka sudah mabuk, mereka pukul-pukul, kasih rusak barang yang ada disini, dan juga mencuri,” ungkapnya saat kembali dikonfirmasi Cenderawasih Pos, pada, Rabu (16/10).

   Tak hanya itu, dirinya juga mengeluh terhadap ketidakseriusan pemerintah dan juga aparat keamanan terutama Kepolisian dalam menjaga kenyamanan dan keamanan di pasar itu.

  Dari pantauan Cenderawasih Pos di lokasi, pada, Jumat (4/10) yang lalu, pasar itu tanpak sunyi, sepi. Puluhan meja milik pedagang tersusun rapi tertutup terpal dan lapak-lapak penjualan tanpak tertutup seakan tak ada penghuninya. Beberapa orang Mama-mama terlihat sedang duduk dan murung dipojokan pasar, seorang tidak ada harapan ekonomi mereka berubah dari aktifitas di pasar.

Baca Juga :  Tiga Dokter Asal Singapura Segera Merapat ke Kediaman Gubernur

   Pemandangan yang masih sama saat Cenderawasih Pos kembali melakukan pemantauan di pasar itu pada, Rabu (16/10). “Kondisinya begini sudah, seperti yang Mas lihat, setiap hari sepi, kalaupun ada rame ya paling sebentar sore jelang malam,” ucap Marthina (60), salah satu mama-mama pedagang di pasar, kepada Cenderawasih Pos.

   Marthina berharap, segala masalah dan persoalan yang terjadi di pasar itu bisa diselesaikan dengan baik oleh pemerintah dan aparat keamanan. Sementara itu, salah seorang pedagang yang enggan menyebut namanya, mengatakan bahwa tempat yang sering menjadi tempat peraktek judi togel, berada di lantai dua pasar itu.

   Ia mengaku, tidak terlalu peduli dengan aktivitas sekelompok orang tersebut. Bahkan dirinya tidak merasa beban dengan keberadaan judi togel dalam pasar itu. Seakan pasrah mengungkapkan hal itu, lantaran praktek judi togel dan sejenisnya dalam Mama-mama Papua itu sudah sejak lama dan bukan barang baru lagi bagi para pedagang.

Baca Juga :  Mulai Menyalurkan Bantuan Bencana Sosial kepada Pengungsi

   “Biasanya mereka main di lantai dua, tiap hari mereka melakukan itu, kita disini sudah menjadi terbiasa tidak lagi menjadi beban. Kalau itu sudah sejak lama, sering ddidatangi polisi tetapi beberapa hari setelah itu muncul lagi,” ungkap orang tersebut kepada Cenderawasih Pos, Rabu (16/10).

   “Kalau saya tidur disini, jaga disini, karena kalau tidak barang-barang kios saya akan hilang. Anak-anak mudah itu mereka biasa minum disini, beli minum di luar tapi minum disini. Kadang kalau mereka sudah mabuk, mereka pukul-pukul, kasih rusak barang yang ada disini, dan juga mencuri,” ungkapnya saat kembali dikonfirmasi Cenderawasih Pos, pada, Rabu (16/10).

   Tak hanya itu, dirinya juga mengeluh terhadap ketidakseriusan pemerintah dan juga aparat keamanan terutama Kepolisian dalam menjaga kenyamanan dan keamanan di pasar itu.

  Dari pantauan Cenderawasih Pos di lokasi, pada, Jumat (4/10) yang lalu, pasar itu tanpak sunyi, sepi. Puluhan meja milik pedagang tersusun rapi tertutup terpal dan lapak-lapak penjualan tanpak tertutup seakan tak ada penghuninya. Beberapa orang Mama-mama terlihat sedang duduk dan murung dipojokan pasar, seorang tidak ada harapan ekonomi mereka berubah dari aktifitas di pasar.

Baca Juga :  BPSDM Papua Pastikan Mahasiswa Papua di Rusia, Aman

   Pemandangan yang masih sama saat Cenderawasih Pos kembali melakukan pemantauan di pasar itu pada, Rabu (16/10). “Kondisinya begini sudah, seperti yang Mas lihat, setiap hari sepi, kalaupun ada rame ya paling sebentar sore jelang malam,” ucap Marthina (60), salah satu mama-mama pedagang di pasar, kepada Cenderawasih Pos.

   Marthina berharap, segala masalah dan persoalan yang terjadi di pasar itu bisa diselesaikan dengan baik oleh pemerintah dan aparat keamanan. Sementara itu, salah seorang pedagang yang enggan menyebut namanya, mengatakan bahwa tempat yang sering menjadi tempat peraktek judi togel, berada di lantai dua pasar itu.

   Ia mengaku, tidak terlalu peduli dengan aktivitas sekelompok orang tersebut. Bahkan dirinya tidak merasa beban dengan keberadaan judi togel dalam pasar itu. Seakan pasrah mengungkapkan hal itu, lantaran praktek judi togel dan sejenisnya dalam Mama-mama Papua itu sudah sejak lama dan bukan barang baru lagi bagi para pedagang.

Baca Juga :  Balas Pantun, Ketua KPU Minta Data Balik

   “Biasanya mereka main di lantai dua, tiap hari mereka melakukan itu, kita disini sudah menjadi terbiasa tidak lagi menjadi beban. Kalau itu sudah sejak lama, sering ddidatangi polisi tetapi beberapa hari setelah itu muncul lagi,” ungkap orang tersebut kepada Cenderawasih Pos, Rabu (16/10).

Berita Terbaru

Artikel Lainnya