Adapun usaha yang dilakukan para sopir tersebut dengan cara menambahkan timbunan karang untuk mengurangi terjadinya lumpur dan becek serta licin. Usaha tersebut kata Suleiman, merupakan hasil kerja swadaya dari para sopir taksi di terminal tersebut.
Sulaiman sampaikan juga bahwa kalaupun ada usaha dari pemerintah untuk memperbaiki dan menata kembali tempat tersebut, Ia dan semua sopir yang mangkal di terminal itu siap memberikan retribusi untuk pemerintah.
Dia mengaku dahulu tempat tersebut terorganisir dan tertata rapi, tetapi selama beberapa tahun terakhir ini sudah mulai berantakan.
Sementara itu, Mama Ipul (52), salah satu pedagang di Terminal angkutan umum Pasar Induk Regional Youtefa, juga menyampaikan keresahan terkait kondisi terminal yang makin hari, makin tidak beres.
Mama Ipul mengaku sudah puluhan tahun dirinya berjualan di terminal tersebut. Menurutnya, dahulu tempat tersebut rapi, bersih dan terorganisir, akan tetapi setelah terkena banjir terminal itu tidak dirawat lagi.
“Iya dulu memang bagus waktu belum kena banjir, sudah lama mulai banjir besar itu yang pertama, nggak tahu, pokoknya sudah lama, ” kata Mama Ipul kepada Cenderawasih Pos, Kamis (16/5).
Dia juga menyampaikan, untuk perbaikan jalan masuk ke dalam terminal tersebut merupakan hasil dari patungan para sopir dan pedagang untuk menimbun. “Kita ini nimbun sendiri ini, patungan yang ada ini, pakai jalan ini timbun sendiri, sopir-sopir sama penjual begitu, ” jelasnya.
Ia mengharapkan juga pengertian dari pemerintah untuk perbaiki semua fasilitasi yang telah rusak di dalam pasar tersebut, agar bisa kembali digunakan dengan semestinya. Dia juga sampaikan bahwa kalau bisa selokan atau got yang ada di sekitar pasar tersebut segera di kerukan dikarenakan itu yang membuat areal terminal gampang tergenang air dan banjir. (*/tri)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos