Kepala Dinas PUPR Kota Jayapura, Nofdy Rampi mengatakan, untuk meminimalisir dampak banjir di wilayah Kota Jayapura, pihaknya rutin melakukan pembersihan di sejumlah lokasi yang biasanya terkena dampak bencana.
Menurutnya dari 7 lokasi ada sekitar 3 atau 4 titik yang dampaknya sangat besar. Mulai dari kali di Youtefa, Kali Acai, juga kali di SMA Negeri 4 Entrop. Tiga titik ini apabila pada saat hujan deras terjadi, sering mengalami banjir besar, hingga menyebabkan dampak terhadap masyarakat atau lingkungan tempat tinggal masyarakat.
“Kampung Nayaro merupakan lokasi terdekat dengan area PTFI dataran rendah, kami mendukung bantuan transportasi bus untuk pengiriman Bama ke Nayaro hari ini. Selain itu, PTFI akan terus menjalankan program bersama warga kampung Nayaro seperti dukungan terhadap puskesmas pembantu (Pustu), dukungan perbaikan akses jalan, hingga berbagai keperluan perbaikan yang dibutuhkan oleh warga Nayaro,” ujar Manager Community Liaison Officer PTFI, Marthinus Badii.
Frans Dogomo menjelaskan, ada juga fasilitas publik yang hancur akibat bencana banjir dan longsor ini adalah akses jalan antar kampung putus dan beberapa sekolah terendam banjir.
"Jalan-jalan semua putus. Batas air hingga dada orang dewasa. Selain itu, SD Inpres Pona di Muniopa, SD Inpres Yepo, dan SD Yayasan Kasih Bapa ikut terendam hingga aktifitas belajar mengajar diliburkan," kata Dogomo.
Menurutnya, korban yang meninggal akibat terkena longsor ini, yakni seorang ibu bernama Dorthea Iyai yang sehar-harinya bekerja sebagai Guru Agama Protestan di SD Inpres Pona, ia tewas bersama anaknya, yakni Dekris Ode Anou, Enjelia Anou, dan Benny Anou beserta satu bayi dalam kandungan.
Sebab lokasi tanah yang terbatas, dan harga tanah di kota Jayapura yang sudah relatif mahal membuat masyarakat memilih tinggal di Koya, apalagi sejak ada Jembatan Youtefa jarak yang ditempuh ke Kota Jayapura relatif lebih dekat.
Hanya saja kata Derek, skalanya juga harus ditetapkan apakah menjadi skala kabupaten atau skala provinsi. “Skalanya perlu ditetapkan, dan perhatian pemerinta provinsi pasti ada. Hanya saja perlu status kebencanaannya apakah tingkat kabupaten atau tingkat provinsi dan itu perlu dilaporkan ke kita,” kata Derek.
Meski tidak ada korban jiwa dalam musibah banjir ini, banyak rumah warga yang terendam air hingga setinggi pinggang orang dewasa. Pemukiman yang paling parah terkena banjir adalah Kampung Vietnam dan Kampung Toraja yang berada di pinggir Kali Orey.
Beberapa wilayah yang terdampak banjir antara lain Kampung Sewan, Distrik Sarmi Timur, Kampung Vietnam, Kampung Serwar Baru, Kampung Kasukwe, dan Kampung Waskey di Distrik Sarmi Timur.
Informasi yang diterima koran ini sejumlah titik di Sarmi dan sekitarnya tergenang, seperti di Kampung Sewan Distrik Sarmi Timur, Kampung Vietnam, Kampung Serwar Baru, Kampung Kasukwe dan di Kampung Waskey Distrik Sarmi Timur. Terputusnya jalan Trans Jayapura-Sarmi itu membuat kemacetan parah.