Sunday, April 28, 2024
24.7 C
Jayapura

Jadi Kunci Terciptanya Toleransi dan Kerukunan di Semua Tingkatan

Dari Talk Show Moderasi Beragama dengan Sejumlah Tokoh di Kota Jayapura

Dalam rangka meneguhkan Tugu Harmoni Award tahun 2024 di Kota Jayapura, Kementerian Agama Kota Jayapura bersama Pemerintah Kota mengadakan kegiatan Talk show moderasi beragama di Hotel Horison Kotaraja, Selasa (9/1). 

Laporan: Carolus Daot_Jayapura

  Kota Jayapura merupakan kota yang heterogen, dimana penduduk  berasal dari berbagai macam suku, agama dan  ras. Tentu di dalam perbedaan itu tidak selamanya hidup dalam satu pikiran. Namun pasti ada perbedaan dan  gesekan-gesekan kecil yang jika tidak diatasi secara bersama, maka akan berkembang jadi  persoalan yang besar.

  Untuk   menjaga kebersamaan itu, Kementerian Agama Kota Jayapura bersama pemerintah Kota Jayapura  berinisiasi mengadakan dialog   lintas agama. Dialog tersebut dikemas dalam bentuk talk shaw singat.

Baca Juga :  Kaum Muda Wajib Waspadai Penyebaran HIV-AIDS

  Menariknya talk show singkat itu menghadirkan berbagai narasumber mulai pemerintah Kota Jayapura dalam hal ini Pj Walikota Jayapura Frans Pekey, Kapolresta Kota Jayapura Viktor Mackbon, tokoh agama yang dihadirkan langsung da’i, ulama, selaku pimpinan Yayasan Al Fachriyah, Tangerang, Banten, Habib Jindan bin Novel bin Salim, serta Akademisi Uncen, Septianus Saa.

  Dalam talk show singkat tersebut, Pj Walikota Jayapura Frans Pekey menyampaikan moderasi beragama sesungguhnya merupakan kunci terciptanya toleransi dan kerukunan baik di tingkat lokal, nasional maupun global. Selain itu moderisasi merupakan kebajikan yang mendorong terciptanya harmoni sosial dan keseimbangan dalam kehidupan secara personal.

   Sebagai pusat ibu kota Provinsi Papua, maka moderasi beragama itu sangat penting dilakukan,  untuk menyamakan persepsi, tapi juga adanya masukan dan saran dari berbagai lintas agama dalam menjaga kerukunan di Kota Jayapura.

Baca Juga :  Polisi Ungkap Penyebab Terbakarnya 13 Unit Mobil

   “Saya harap kita semua yang hidup di Honai besar di tanah Port Numbay ini menjadi pewarta untuk menggemakan sikap moderasi beragama, agar persatuan dan kesatuan bangsa ini tidak pecah,” ajaknya.

  Lebih lanjut Frans Pekey menegaskan  di tengah perkembangan teknologi yang begitu pesat saat ini, diajak masyarakat bijak dalam menggunakan media sosial.

   “Media sosial ini hadir tidak hanya memberikan dampak positif bagi kita, untuk itulah saya harap kita semua harus bijak bermedia sosial, tidak menyebarkan berita hoax, karena konliks sosial yang terjadi di Kota Jayapura selama ini sebagian besar terjasi karena berita hoax,” tandasnya.

Dari Talk Show Moderasi Beragama dengan Sejumlah Tokoh di Kota Jayapura

Dalam rangka meneguhkan Tugu Harmoni Award tahun 2024 di Kota Jayapura, Kementerian Agama Kota Jayapura bersama Pemerintah Kota mengadakan kegiatan Talk show moderasi beragama di Hotel Horison Kotaraja, Selasa (9/1). 

Laporan: Carolus Daot_Jayapura

  Kota Jayapura merupakan kota yang heterogen, dimana penduduk  berasal dari berbagai macam suku, agama dan  ras. Tentu di dalam perbedaan itu tidak selamanya hidup dalam satu pikiran. Namun pasti ada perbedaan dan  gesekan-gesekan kecil yang jika tidak diatasi secara bersama, maka akan berkembang jadi  persoalan yang besar.

  Untuk   menjaga kebersamaan itu, Kementerian Agama Kota Jayapura bersama pemerintah Kota Jayapura  berinisiasi mengadakan dialog   lintas agama. Dialog tersebut dikemas dalam bentuk talk shaw singat.

Baca Juga :  Lakukan Pemetaan Kawasan Bencana, Warga Diminta Tidak Buka Lahan Kebun

  Menariknya talk show singkat itu menghadirkan berbagai narasumber mulai pemerintah Kota Jayapura dalam hal ini Pj Walikota Jayapura Frans Pekey, Kapolresta Kota Jayapura Viktor Mackbon, tokoh agama yang dihadirkan langsung da’i, ulama, selaku pimpinan Yayasan Al Fachriyah, Tangerang, Banten, Habib Jindan bin Novel bin Salim, serta Akademisi Uncen, Septianus Saa.

  Dalam talk show singkat tersebut, Pj Walikota Jayapura Frans Pekey menyampaikan moderasi beragama sesungguhnya merupakan kunci terciptanya toleransi dan kerukunan baik di tingkat lokal, nasional maupun global. Selain itu moderisasi merupakan kebajikan yang mendorong terciptanya harmoni sosial dan keseimbangan dalam kehidupan secara personal.

   Sebagai pusat ibu kota Provinsi Papua, maka moderasi beragama itu sangat penting dilakukan,  untuk menyamakan persepsi, tapi juga adanya masukan dan saran dari berbagai lintas agama dalam menjaga kerukunan di Kota Jayapura.

Baca Juga :  Dit Polairud Polda Papua Dorong Partisipasi Aktif Masyarakat dalam Pemilu

   “Saya harap kita semua yang hidup di Honai besar di tanah Port Numbay ini menjadi pewarta untuk menggemakan sikap moderasi beragama, agar persatuan dan kesatuan bangsa ini tidak pecah,” ajaknya.

  Lebih lanjut Frans Pekey menegaskan  di tengah perkembangan teknologi yang begitu pesat saat ini, diajak masyarakat bijak dalam menggunakan media sosial.

   “Media sosial ini hadir tidak hanya memberikan dampak positif bagi kita, untuk itulah saya harap kita semua harus bijak bermedia sosial, tidak menyebarkan berita hoax, karena konliks sosial yang terjadi di Kota Jayapura selama ini sebagian besar terjasi karena berita hoax,” tandasnya.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya