Menurutnya, wilayah perbatasan Papua bukan hanya titik koordinat di peta, tetapi ruang kehidupan masyarakat yang kaya akan nilai, tradisi dan keragaman. Border Trade Fair ini bertujuan untuk mempromosikan potensi perdagangan lokal, memperluas akses pasar bagi UMKM kedua negara, serta memperkenalkan kekayaan budaya masyarakat perbatasan yang heterogen dan autentik kepada para pengunjung dan investor.
“Kegiatan ini juga diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih luas tentang kehidupan masyarakat perbatasan, tentang bagaimana mereka hidup berdampingan, saling bertukar dan saling menghargai dalam harmoni dan kedamaian,” bebernya.
Walilo berharap, kegiatan ini memperkuat hubungan persahabatan antara kedua negara, membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat perbatasan. “Papua sudah punya pasar perbatasan yang dibangun pemerintah, melalui kegiatan ini. Kami ingin memperluas sektor perekonomian masyarakat di kawasan Skouw–Vanimo,” ujarnya.
Sementara salah satu pemilik tenan noken, Bernarita Pikey mengaku ini kali kedua dirinya berjualan di lokasi BTF. “Ini kali kedua saya berjualan di sini. Dan hari ini, saya datang sejak pukul 09:00 WIT,” ungkapnya.
Noken yang dijual Bernarita harganya beragam, ada yang Rp50 ribu hingga Rp500 ribu. tergantung besar kecilnya noken. “Yang belanja selalu ramai, ada yang berasal dari PNG, ada juga yang berasal dari Kota Jayapura,” katanya.
Hanya saja, ia mengaku kesulitan dalam berkomunikasi ketika konsumen berasal dari PNG. “Kadang terkendala komunikasi kalau yang belanja warga PNG,” ucapnya.
Ia berharap, kegiatan seperti ini rutin dilakukan dan pemerintah melibatkan mereka para pelaku usaha yang ada di Jayapura. (*/tri)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos