Ia secara sadar dan sukarela memilih meminta dampingan dari BNN untuk membantu agar bisa keluar dari jeratan narkoba. Siswa tersebut berinisial JY. Sengaja nama lengkapnya tidak dipublish untuk menjaga privasi dan menghormati keputusannya. Apalagi dengan usia yang masih sangat muda tentunya ia masih memiliki masa depan yang cerah jika dipersiapkan sedari sekarang.
Ini semua terlihat disebuah ruangan kecil berukuran tak lebih dari 1,5 x 5 meter di Kantor BNN Kabupaten Jayapura pada Senin sore (8/9).
JY menggunakan jaket berwarna gelap plus topi mendatangi kantor BNN Kabupaten Jayapura. Ia tampak duduk tenang dan memulai perbincangan. Sorot matanya menyimpan kisah berani. Tak lain untuk memastikan bahwa ia masih memiliki masa depan.
Dan sebuah kesalahan tentu masih bisa diperbaiki jika diniati. JY menceritakan bahwa sejak SMP kelas IX ia telah terjerat pergaulan bebas yang memperkenalkannya pada ganja. Awalnya hanya coba-coba, sekadar mengikuti teman saat berburu atau berkebun. Namun kebiasaan itu merenggut banyak hal dalam hidupnya. Ia merasa lemas, malas belajar, bahkan kehilangan fokus di sekolah.
Namun di usia 17 tahun, ia mengambil keputusan berbeda. Tanpa paksaan dari siapa pun bukan dari orang tua, bukan dari guru, bukan pula dari aparat, ia mendatangi BNNK Jayapura. Ia datang dengan niat tulus, hendakberkonsultasi dan menjalani rehabilitasi untuk terlepas dari narkoba.
“Saya mau berubah karena masa depan terlalu besar untuk saya sia-siakan. Kalau terus pakai ganja, cita-cita saya hancur. Saya ingin masuk TNI, Polri, atau jadi PNS. Karena itu, saya datang sendiri ke sini,” ujarnya dengan suara bergetar ketika ditemui Cenderawasih Pos.
Keputusan itu membuat haru banyak pihak. Sebab, menurut Ketua Tim Rehabilitasi BNNK Jayapura, dr. Jeppri Kurniawan, kasus seperti ini sangat langka. Selama enam tahun mendampingi rehabilitasi, baru kali ini ia menemui seorang pelajar yang datang sukarela untuk keluar dari jerat narkoba.