Sunday, April 28, 2024
27.7 C
Jayapura

Festival yang Unik, Berjanji Akan Kembali Tahun Depan

Ketika Turis Mancanegara Begitu Menikmati Festival Budaya Lembah Baliem

Dalam Pelaksanaan Festival Budaya Lembah Baliem (FBLB) ke- 31 banyak turis mancanegara yang rela menempuh perjalanan yang jauh, bahkan ada yang mendengarkan Informasi saat masih berada di  PNG, bagaimana kesan para turis menyaksikan FBLB di Wamena?

Laporan: Denny Tonjauw- Wamena

Meskipun dua tahun tidak digelar karena pandemi Covid -19 namun pesona dari Festival Budaya Lembah Baliem begitu luar biasa di mata warga negara asing, mereka masih terus menanti festival yang ikonik dan kekhasan budaya papua (suku dani).

Seperti salah satu turis asal Austria Robert Weigh,  yang mengaku mengaku ia sudah dua kali hadir di Wamena dimana yang pertama di tahun 2019 sewaktu FBLB ini masih digelar di Distrik Welesi  ia bersama dengan rekannya dan yang kedua tahun 2023 ini kembali tiba di Wamena.

Namun karena jarak dari negaranya (Austria) ke Wamena harus menempuh perjalanan panjang dari negaranya  dan beberapa kali singgah di negara lain sehingga ia baru tiba di Jakarta.

  Sesampainya di Jakarta,  Robert harus mengurus visa turis untuk masuk ke Papua kurang lebih 3 hari  barulah bisa melanjutkan perjalanannya ke Jayapura,  Setelah di Jayapura ia juga harus mencari tiket penerbangan ke Wamena lagi sehingga Robert mengaku kecewa lantaran tak bisa menyaksikan pembukaan FBLB sebab Ia baru tiba di Wamena pada 8 Agustus  atau hari kedua pelaksanaan FBLB.

“Saya datang sejak kemarin ke Wamena, jadi ada acara yang saya lewatkan, namun untuk hari kedua dan hari ketiga ini saya masih berada di Wamena dan akan pulang dari Wamena pada 11 Agustus,”ungkapnya kepada Cenderawasih Pos saat di sela-sela Pelaksanaan Perlombaan Pig Racing Game (Karapan Babi) Rabu (9/8) kemarin.

Baca Juga :  Potensi Korsleting Diminimalir,  Armada dan SDM Pemadam Harus Ditingkatkan

Robert juga mendengar jika  masih banyak tempat wisata yang ada di Wamena  ingin di kunjungi bersama dengan rekan-rekannya namun waktu tidak cukup baginya lantaran tak diberikan waktu panjang, namun sudah ada beberapa tempat yang ia akan kunjungi.

“Tentu bagi saya festival ini cukup unik sebab dari pakaian yang digunakan, peralatan juga cara pengolahan makanan yang saya sukai, karena mereka (masyarakat) menampilkan pertunjukan itu dengan sangat baik,”ujarnya.

Beda halnya dengan Kate salah satu turis asal Rusia, ia mengaku jika FBLB cukup unik saat disaksikan disini meskipun ia sendiri baru pertama kali datang ke Kota Wamena.

Dirinya mengaku jika mendapat informasi tentang adanya festival tersebut saat ia sedang melakukan perjalanan wisata ke Papua New Gunea (PNG)  sehingga ia langsung menuju ke Jayapura dan melanjutkan perjalanan ke Wamena.

Sebelum menginjakan kaki di Wamena  gadis berusia 28 Tahun ini mengaku jika ia berada di Manokwari, (Papua Barat),  Asmat  (Papua selatan ) dan Sorong (Papua Barat Daya) untuk melakukan perjalanan wisatanya seorang diri.

Sesampainyai ia berada di Wamena ia mendapat informasi tenang tempat penyelenggaraan Festival dari pihak hotel ,

“Dari pelaksanaan FBLB ini saya merasa pertunjukan dan seni budaya yang ada di sini benar-benar unik, dan hal yang paling saya sukai adalah makanan yang dimasak dengan batu yang telah panaskan sebelumnya (bakar batu) dalam festival ini,”bebernya.

Baca Juga :  Tidak Terawat Berbulan-bulan, Akan Segera Dibenahi

Kate juga mengaku perlombaan-perlombaan yang ditampilkan juga tak kalah unik  seperti  perlombaan Pig Racing Game (Karapan Babi), Sikoko, Puradan dan permainan Pikon yang menututnya mengeluarkan bunyi yang unik saat dimainkan dengan mulut sambil menarik-narik benang dan bambu.

Oleh karena itu ia merasa senang berada di Wamena bahkan ia ingin kembali lagi tahun depan dalam untuk mengikuti iven ini sebab ia merasa sangat berkesan berada di Wamena.

Untuk kembali ke negaranya Rusia mungkin bisa di tahun ini atau nanti di tahun depan karena saya masih akan melanjutkan perjalanan wisata usai pelaksanaan Festival ini,”ujarnya di tengah pelaksanaan Bakar Batu.

Sementara itu dari informasi yang dihimpun dari Panitia FBLB dan Disbudpar Kabupaten Jayawijaya sampai dengan hari ketiga pelaksanaan FBLB ke-31  ada 240 wisatawan mancanagera yang didominasi oleh turis dari Rusia, disusul China, kemudian Austria, Denmark, Belarus, Prancis, AS dan Korea Selatan.

Sedangkan untuk wisatawan Lokal dari daerah Lain yang ada di Luar Papua sekitar 100-an lebih, dan untuk wisatawan lokal dari Provinsi Papua dan Sekitarnya diperkirakan sebanyak 300 orang sehingga total keseluruhan pengunjung yang datang ke FBLB sejak tanggal 7-9 Agustus mencapai 3000-an lebih.

“Dari data yang dihimpun panitia FBLB untuk keseluruhan ada sekitar 3000-an lebih pengunjung, namun kita juga pisahkan dan menghitung mana yang dari Luar Papua, mana yang dari luar negeri bahkan mana yang dari dalam Papua sendiri,”tutup Kepala Dinas Kebudayaan dan Parawisata Kabupaten Jayawijaya Engelbert Sorabut usai Penutupan FBLB ke 31. (*/wen)

Ketika Turis Mancanegara Begitu Menikmati Festival Budaya Lembah Baliem

Dalam Pelaksanaan Festival Budaya Lembah Baliem (FBLB) ke- 31 banyak turis mancanegara yang rela menempuh perjalanan yang jauh, bahkan ada yang mendengarkan Informasi saat masih berada di  PNG, bagaimana kesan para turis menyaksikan FBLB di Wamena?

Laporan: Denny Tonjauw- Wamena

Meskipun dua tahun tidak digelar karena pandemi Covid -19 namun pesona dari Festival Budaya Lembah Baliem begitu luar biasa di mata warga negara asing, mereka masih terus menanti festival yang ikonik dan kekhasan budaya papua (suku dani).

Seperti salah satu turis asal Austria Robert Weigh,  yang mengaku mengaku ia sudah dua kali hadir di Wamena dimana yang pertama di tahun 2019 sewaktu FBLB ini masih digelar di Distrik Welesi  ia bersama dengan rekannya dan yang kedua tahun 2023 ini kembali tiba di Wamena.

Namun karena jarak dari negaranya (Austria) ke Wamena harus menempuh perjalanan panjang dari negaranya  dan beberapa kali singgah di negara lain sehingga ia baru tiba di Jakarta.

  Sesampainya di Jakarta,  Robert harus mengurus visa turis untuk masuk ke Papua kurang lebih 3 hari  barulah bisa melanjutkan perjalanannya ke Jayapura,  Setelah di Jayapura ia juga harus mencari tiket penerbangan ke Wamena lagi sehingga Robert mengaku kecewa lantaran tak bisa menyaksikan pembukaan FBLB sebab Ia baru tiba di Wamena pada 8 Agustus  atau hari kedua pelaksanaan FBLB.

“Saya datang sejak kemarin ke Wamena, jadi ada acara yang saya lewatkan, namun untuk hari kedua dan hari ketiga ini saya masih berada di Wamena dan akan pulang dari Wamena pada 11 Agustus,”ungkapnya kepada Cenderawasih Pos saat di sela-sela Pelaksanaan Perlombaan Pig Racing Game (Karapan Babi) Rabu (9/8) kemarin.

Baca Juga :  DPRD Jayawijaya Sampaikan Pokok Pikiran kepada Pemkab

Robert juga mendengar jika  masih banyak tempat wisata yang ada di Wamena  ingin di kunjungi bersama dengan rekan-rekannya namun waktu tidak cukup baginya lantaran tak diberikan waktu panjang, namun sudah ada beberapa tempat yang ia akan kunjungi.

“Tentu bagi saya festival ini cukup unik sebab dari pakaian yang digunakan, peralatan juga cara pengolahan makanan yang saya sukai, karena mereka (masyarakat) menampilkan pertunjukan itu dengan sangat baik,”ujarnya.

Beda halnya dengan Kate salah satu turis asal Rusia, ia mengaku jika FBLB cukup unik saat disaksikan disini meskipun ia sendiri baru pertama kali datang ke Kota Wamena.

Dirinya mengaku jika mendapat informasi tentang adanya festival tersebut saat ia sedang melakukan perjalanan wisata ke Papua New Gunea (PNG)  sehingga ia langsung menuju ke Jayapura dan melanjutkan perjalanan ke Wamena.

Sebelum menginjakan kaki di Wamena  gadis berusia 28 Tahun ini mengaku jika ia berada di Manokwari, (Papua Barat),  Asmat  (Papua selatan ) dan Sorong (Papua Barat Daya) untuk melakukan perjalanan wisatanya seorang diri.

Sesampainyai ia berada di Wamena ia mendapat informasi tenang tempat penyelenggaraan Festival dari pihak hotel ,

“Dari pelaksanaan FBLB ini saya merasa pertunjukan dan seni budaya yang ada di sini benar-benar unik, dan hal yang paling saya sukai adalah makanan yang dimasak dengan batu yang telah panaskan sebelumnya (bakar batu) dalam festival ini,”bebernya.

Baca Juga :  Pemrov Apresiasi Kunjungan Presiden ke-14 kalinya di Papua

Kate juga mengaku perlombaan-perlombaan yang ditampilkan juga tak kalah unik  seperti  perlombaan Pig Racing Game (Karapan Babi), Sikoko, Puradan dan permainan Pikon yang menututnya mengeluarkan bunyi yang unik saat dimainkan dengan mulut sambil menarik-narik benang dan bambu.

Oleh karena itu ia merasa senang berada di Wamena bahkan ia ingin kembali lagi tahun depan dalam untuk mengikuti iven ini sebab ia merasa sangat berkesan berada di Wamena.

Untuk kembali ke negaranya Rusia mungkin bisa di tahun ini atau nanti di tahun depan karena saya masih akan melanjutkan perjalanan wisata usai pelaksanaan Festival ini,”ujarnya di tengah pelaksanaan Bakar Batu.

Sementara itu dari informasi yang dihimpun dari Panitia FBLB dan Disbudpar Kabupaten Jayawijaya sampai dengan hari ketiga pelaksanaan FBLB ke-31  ada 240 wisatawan mancanagera yang didominasi oleh turis dari Rusia, disusul China, kemudian Austria, Denmark, Belarus, Prancis, AS dan Korea Selatan.

Sedangkan untuk wisatawan Lokal dari daerah Lain yang ada di Luar Papua sekitar 100-an lebih, dan untuk wisatawan lokal dari Provinsi Papua dan Sekitarnya diperkirakan sebanyak 300 orang sehingga total keseluruhan pengunjung yang datang ke FBLB sejak tanggal 7-9 Agustus mencapai 3000-an lebih.

“Dari data yang dihimpun panitia FBLB untuk keseluruhan ada sekitar 3000-an lebih pengunjung, namun kita juga pisahkan dan menghitung mana yang dari Luar Papua, mana yang dari luar negeri bahkan mana yang dari dalam Papua sendiri,”tutup Kepala Dinas Kebudayaan dan Parawisata Kabupaten Jayawijaya Engelbert Sorabut usai Penutupan FBLB ke 31. (*/wen)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya