Saturday, April 27, 2024
27.7 C
Jayapura

Bagian dari Skema Gelembung, 66 Bus Siap Antar Jemput

Kamar-Kamar Terapung Siap Tampung Penonton MotoGP

Tiga kapal Pelni akan turut bertugas menyediakan kamar tambahan untuk penonton selama perhelatan MotoGP di Mandalika. PCR negatif dan vaksinasi dosis kedua menjadi syarat wajib untuk melihat balapan premium tersebut.

WAHIDI AKBAR SIRINAWA, Mataram

TIGA kapal Pelni akan berlabuh di Lombok selama perhelatan MotoGP. Mereka akan turut ’’berpartisipasi’’ dalam rangkaian balapan premium di Pertamina Mandalika International Street Circuit tersebut bulan depan.

Partisipasinya dalam bentuk penyediaan kamar-kamar terapung untuk para penonton balapan. ”Kapal ini kan sebenarnya rotasi ke mana-mana, tapi di-cut di hari itu untuk stay di Lombok,” ujar Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Nusa Tenggara Barat (NTB) H L.M. Faozal kepada Lombok Post Senin (7/2).

Program tersebut diinisiatori Kementerian Perhubungan untuk menambah daya tampung kamar di Lombok dan Sumbawa selama perhelatan kelas dunia tersebut pada 18–20 Maret. Ketiga kapal yang akan bertugas adalah KM Kelud, Sinabung, dan Tilongkabila.

Mereka akan jadi hotel terapung di Pelabuhan Gili Mas, Lombok Barat (Lobar). Untuk mengangkut penonton yang menginap di hotel terapung tersebut, sesuai dengan skema bubble alias gelembung yang akan diterapkan selama MotoGP untuk mencegah penularan Covid-19, ada sekitar 66 unit bus yang nantinya stand by di lokasi. ”Gili Mas jadi atensi khusus, karena ada hotel terapung,” tutur Faozal.

Pramusim MotoGP akan dihelat di Mandalika akhir pekan ini. Kelak, saat balapan bulan depan, Pelabuhan Gili Mas menjadi salah satu pintu masuk atau titik shuttle bus.

Selain itu, ada Pelabuhan Lembar di Lombok Barat; Pelabuhan Bangsal, Lombok Utara; eks Bandara Selaparang, Kota Mataram; Pelabuhan Kayangan, Lombok Timur; dan Bandara Internasional Lombok Zainuddin Abdul Madjid.

Selain itu, ada 30 kapal pinisi yang sudah siap merapat ke NTB. Puluhan kapal ini datang dari Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. Yang tentunya sudah membawa penonton MotoGP.

Baca Juga :  Pilih Pulang Kembali, Karena Tidak Dapat Perhatian, Akses Pendidikan pun Sulit

Kapal pinisi rencananya masuk di area Kuta Beach Mandalika atau di Teluk Awang, Lombok Tengah. ”Nanti kita lihat, satu kapal bisa 19 sampai 20 orang,” sebutnya.

Menurut Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) NTB Yusron Hadi, kedatangan tiga kapal Pelni itu bisa menambah kamar hingga 3.500. Kemudian, ada juga dua kapal pesiar yang bisa menyediakan hingga 4.000 kamar.

Dispar semula mendata jumlah kamar di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa mencapai 22.038 kamar. Sebanyak 20.223 kamar berada di Pulau Lombok dan 1.815 kamar di Pulau Sumbawa.

Untuk Pulau Lombok, Kabupaten Lombok Utara menjadi yang tertinggi ketersediaan kamarnya, mencapai 6.719 kamar. Diikuti Kota Mataram dengan 4.914 kamar, Lombok Tengah 4.286 kamar, Lombok Barat 3.132 kamar, dan Lombok Timur 1.172 kamar.

Di Pulau Sumbawa, Kabupaten Sumbawa yang paling banyak dengan 773 kamar, gabungan Kabupaten Bima dan Kota Bima 615 kamar, Kabupaten Sumbawa Barat 400 kamar, serta Kabupaten Dompu 27 kamar.

”Sekarang sudah menjadi 24.768 kamar. Termasuk di dalamnya sarhunta dan camping ground. Juga ada rusun,” jelasnya.

Tambahan dari kapal Pelni serta kapal pesiar di luar jumlah yang sudah terdata tersebut. Artinya, ada lebih banyak kamar yang tersedia untuk penonton MotoGP. ”Kalau kita total dengan kapal-kapal ini, lebih dari 30 ribu kamar,” kata Yusron.

Sementara itu, ketentuan untuk menunjukkan hasil PCR negatif bagi warga luar daerah yang hendak menonton MotoGP wajib dipatuhi. ”Ini bukan hanya berlaku untuk penonton saja, tapi juga pembalap, kru, dan ofisial,” kata Asisten III Setda NTB dr Nurhandini Eka Dewi.

PCR negatif dan vaksinasi dosis kedua menjadi syarat wajib untuk melihat balapan MotoGP. Ketentuan tersebut diatur dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 8 Tahun 2022. Yang khusus dikeluarkan pemerintah pusat untuk penyelenggaraan MotoGP di Mandalika.

Baca Juga :  Harus Dorong  Sagu Sebagai Pangan Utama, Jangan Hanya Sekedar Makanan Khas

Skrining terhadap penonton dimaksimalkan dengan penggunaan aplikasi PeduliLindungi. Berlaku untuk seluruh penonton dari NTB maupun luar NTB.

”Pembatasan jumlah penonton paling banyak 100 ribu orang. Dengan kapasitas maksimal 10 persen untuk kelas festival,” tuturnya.

Kemudian, inmendagri juga mengatur mengenai larangan agar pemda tidak mengizinkan adanya nonton bareng. Untuk tes pramusim maupun MotoGP Series. Berlaku di kawasan sirkuit dan di luar sirkuit.

Eka melanjutkan, sistem bubble diberlakukan pemerintah untuk keseluruhan event MotoGP. Mereka yang terlibat, mulai pembalap hingga kru dan panitia dari Indonesia, akan dipastikan bebas dari Covid.

Satgas Penanganan Covid berupaya mempertahankan tiga bubble. Bubble pertama berisi pembalap, kedua kru dan mekanik, serta terakhir panitia dan pendukung. ”Semua petugas sudah di-PCR. Jangan sampai petugas kita malah menularkan Covid ke pembalap,” ujar Eka.

Kepastian pelaksanaan bubble, petugas di lapangan akan fokus melakukan pengawasan dan pengawalan dari kedatangan bandara, hotel, sirkuit, hingga kepulangan. Dari tiga lokasi tersebut, petugas fokus pada area hotel tempat pembalap menginap. ”Setiap hotel yang menjadi lokasi penginapan, akan ada empat petugas TNI/Polri. Ini agar bubble tidak bocor,” kata Eka.

Pramusim juga demikian. Penerapan skema gelembung disiapkan untuk seluruh kru dan pembalap MotoGP yang telah tiba sejak kemarin. Dimulai dari Bandara Internasional Lombok Zainuddin Abdul Madjid.

Dari bandara, petugas kesehatan dan pengamanan menjemput seluruh tim menggunakan kendaraan khusus. Kru dan pembalap kemudian dibawa menuju hotel yang telah disiapkan.

”Setelah sampai di hotel, peserta langsung menjalani tes PCR. Selama menunggu hasilnya, tidak boleh keluar hotel dulu,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dikes) NTB dr H Lalu Hamzi Fikri. (*/dit/r5/c17/ttg/JPG)

Kamar-Kamar Terapung Siap Tampung Penonton MotoGP

Tiga kapal Pelni akan turut bertugas menyediakan kamar tambahan untuk penonton selama perhelatan MotoGP di Mandalika. PCR negatif dan vaksinasi dosis kedua menjadi syarat wajib untuk melihat balapan premium tersebut.

WAHIDI AKBAR SIRINAWA, Mataram

TIGA kapal Pelni akan berlabuh di Lombok selama perhelatan MotoGP. Mereka akan turut ’’berpartisipasi’’ dalam rangkaian balapan premium di Pertamina Mandalika International Street Circuit tersebut bulan depan.

Partisipasinya dalam bentuk penyediaan kamar-kamar terapung untuk para penonton balapan. ”Kapal ini kan sebenarnya rotasi ke mana-mana, tapi di-cut di hari itu untuk stay di Lombok,” ujar Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Nusa Tenggara Barat (NTB) H L.M. Faozal kepada Lombok Post Senin (7/2).

Program tersebut diinisiatori Kementerian Perhubungan untuk menambah daya tampung kamar di Lombok dan Sumbawa selama perhelatan kelas dunia tersebut pada 18–20 Maret. Ketiga kapal yang akan bertugas adalah KM Kelud, Sinabung, dan Tilongkabila.

Mereka akan jadi hotel terapung di Pelabuhan Gili Mas, Lombok Barat (Lobar). Untuk mengangkut penonton yang menginap di hotel terapung tersebut, sesuai dengan skema bubble alias gelembung yang akan diterapkan selama MotoGP untuk mencegah penularan Covid-19, ada sekitar 66 unit bus yang nantinya stand by di lokasi. ”Gili Mas jadi atensi khusus, karena ada hotel terapung,” tutur Faozal.

Pramusim MotoGP akan dihelat di Mandalika akhir pekan ini. Kelak, saat balapan bulan depan, Pelabuhan Gili Mas menjadi salah satu pintu masuk atau titik shuttle bus.

Selain itu, ada Pelabuhan Lembar di Lombok Barat; Pelabuhan Bangsal, Lombok Utara; eks Bandara Selaparang, Kota Mataram; Pelabuhan Kayangan, Lombok Timur; dan Bandara Internasional Lombok Zainuddin Abdul Madjid.

Selain itu, ada 30 kapal pinisi yang sudah siap merapat ke NTB. Puluhan kapal ini datang dari Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. Yang tentunya sudah membawa penonton MotoGP.

Baca Juga :  Harus Dirawat dan Dikelola Baik, Kapal Rusak Harus Dipindahkan

Kapal pinisi rencananya masuk di area Kuta Beach Mandalika atau di Teluk Awang, Lombok Tengah. ”Nanti kita lihat, satu kapal bisa 19 sampai 20 orang,” sebutnya.

Menurut Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) NTB Yusron Hadi, kedatangan tiga kapal Pelni itu bisa menambah kamar hingga 3.500. Kemudian, ada juga dua kapal pesiar yang bisa menyediakan hingga 4.000 kamar.

Dispar semula mendata jumlah kamar di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa mencapai 22.038 kamar. Sebanyak 20.223 kamar berada di Pulau Lombok dan 1.815 kamar di Pulau Sumbawa.

Untuk Pulau Lombok, Kabupaten Lombok Utara menjadi yang tertinggi ketersediaan kamarnya, mencapai 6.719 kamar. Diikuti Kota Mataram dengan 4.914 kamar, Lombok Tengah 4.286 kamar, Lombok Barat 3.132 kamar, dan Lombok Timur 1.172 kamar.

Di Pulau Sumbawa, Kabupaten Sumbawa yang paling banyak dengan 773 kamar, gabungan Kabupaten Bima dan Kota Bima 615 kamar, Kabupaten Sumbawa Barat 400 kamar, serta Kabupaten Dompu 27 kamar.

”Sekarang sudah menjadi 24.768 kamar. Termasuk di dalamnya sarhunta dan camping ground. Juga ada rusun,” jelasnya.

Tambahan dari kapal Pelni serta kapal pesiar di luar jumlah yang sudah terdata tersebut. Artinya, ada lebih banyak kamar yang tersedia untuk penonton MotoGP. ”Kalau kita total dengan kapal-kapal ini, lebih dari 30 ribu kamar,” kata Yusron.

Sementara itu, ketentuan untuk menunjukkan hasil PCR negatif bagi warga luar daerah yang hendak menonton MotoGP wajib dipatuhi. ”Ini bukan hanya berlaku untuk penonton saja, tapi juga pembalap, kru, dan ofisial,” kata Asisten III Setda NTB dr Nurhandini Eka Dewi.

PCR negatif dan vaksinasi dosis kedua menjadi syarat wajib untuk melihat balapan MotoGP. Ketentuan tersebut diatur dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 8 Tahun 2022. Yang khusus dikeluarkan pemerintah pusat untuk penyelenggaraan MotoGP di Mandalika.

Baca Juga :  Yang Kinerjanya Apik Bisa Daftarkan Anak Mereka untuk Dapat Beasiswa

Skrining terhadap penonton dimaksimalkan dengan penggunaan aplikasi PeduliLindungi. Berlaku untuk seluruh penonton dari NTB maupun luar NTB.

”Pembatasan jumlah penonton paling banyak 100 ribu orang. Dengan kapasitas maksimal 10 persen untuk kelas festival,” tuturnya.

Kemudian, inmendagri juga mengatur mengenai larangan agar pemda tidak mengizinkan adanya nonton bareng. Untuk tes pramusim maupun MotoGP Series. Berlaku di kawasan sirkuit dan di luar sirkuit.

Eka melanjutkan, sistem bubble diberlakukan pemerintah untuk keseluruhan event MotoGP. Mereka yang terlibat, mulai pembalap hingga kru dan panitia dari Indonesia, akan dipastikan bebas dari Covid.

Satgas Penanganan Covid berupaya mempertahankan tiga bubble. Bubble pertama berisi pembalap, kedua kru dan mekanik, serta terakhir panitia dan pendukung. ”Semua petugas sudah di-PCR. Jangan sampai petugas kita malah menularkan Covid ke pembalap,” ujar Eka.

Kepastian pelaksanaan bubble, petugas di lapangan akan fokus melakukan pengawasan dan pengawalan dari kedatangan bandara, hotel, sirkuit, hingga kepulangan. Dari tiga lokasi tersebut, petugas fokus pada area hotel tempat pembalap menginap. ”Setiap hotel yang menjadi lokasi penginapan, akan ada empat petugas TNI/Polri. Ini agar bubble tidak bocor,” kata Eka.

Pramusim juga demikian. Penerapan skema gelembung disiapkan untuk seluruh kru dan pembalap MotoGP yang telah tiba sejak kemarin. Dimulai dari Bandara Internasional Lombok Zainuddin Abdul Madjid.

Dari bandara, petugas kesehatan dan pengamanan menjemput seluruh tim menggunakan kendaraan khusus. Kru dan pembalap kemudian dibawa menuju hotel yang telah disiapkan.

”Setelah sampai di hotel, peserta langsung menjalani tes PCR. Selama menunggu hasilnya, tidak boleh keluar hotel dulu,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dikes) NTB dr H Lalu Hamzi Fikri. (*/dit/r5/c17/ttg/JPG)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya