Site icon Cenderawasih Pos

Selalu Jadikan Alquran Sebagai Pedoman Hidup Sehari-hari

Seremonial penerimaan kembali para kafilah yang mengikuti lomba MTQ tingkat provinsi di Mimika beberapa waktu lalu, ditandai dengan penyerahan sertifikat penghargaan, di Kantor Wali Kota Jayapura,  Jumat (5/7) kemarin. (foto:Mboik Cepos)

Saat Kafilah Kota Jayapura Diterima oleh Pemkot Jayapura Usai Mengikuti MTQ Tingkat Provinsi Papua

Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ) XXX yang digelar di Kabupaten Mimika Papua Tengah ditutup Minggu (30/6) lalu. Kafilah Kota Jayapura berhasil menempati juara dua, dengan menyabet beberapa kategori lomba.

Laporan:  Robert Mboik

Kafilah asal kota Jayapura pulang ke Kota Jayapura dengan kepala tegak, meskipun tak meraih juara umum, namun meraih prestasi juara 2 patut diapresiasi karena para Kafilah sudah menunjukkan kemampuan maksimal dalam even tersebut.

“Walaupun Kafilah Kota Jayapura belum meraih Juara umum I, namun peserta, pelatih dan official telah melakukan segala upaya kerasnya dalam mengikuti ajang MTQ kali ini,” kata Manajer Tim kafilah kota Jayapura, Hidayat Gani, Jumat (5/7) kemarin.

Dijelaskan, berdasarkan rekapitulasi juara yang diraih kafilah LPTQ Kota Jayapura yakni,  juara I (Emas) menuju MTQ nasional di Kalimantan Timur dan IKN, sebanyak 6 cabang. Kemudian juara 2 dalam 15 cabang atau grup,  juara 3 perunggu sebanyak 4 cabang atau golongan.  Kemudian ada juga juara harapan 1 cabang kelompok,  juara harapan 2  satu cabang atau kelompok, sementara ada tiga cabang yang tidak meraih juara.

Pihak yang mengaku,  selain karena adanya ketidakprofesional dalam penyelenggaraan,  penyebab lain yang menjadikan LPTQ Kota Jayapura meraih juara 2 karena minimnya anggaran. Sehingga support terhadap peserta terkait suplemen dan lain-lain untuk memotivasi dan memberi semangat belum terealisasi. “Hambatan yang paling mendasar adalah dana yang minim,”katanya.

Pihaknya juga mengapresiasi  pemerintah Kota Jayapura dalam hal  ini PJ Wali Kota Jayapura  dan juga  Kantor Kemenag Jayapura dan semua pihak yang terkait, yang telah memberikan dukungan dan bantuan terhadap kafilah Kota Jayapura pada ajang MTQ ke-30 tingkat provinsi se tanah  Papua tahun 2024.

Selanjutnya PJ Wali Kota Jayapura  melalui Plt. Asisten 3, Setda Kota Jayapura, Nur Bi Aji menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada LPTQ Kota Jayapura.  Dimana dengan sigap, kompak, bersinergi, satu hati telah menyiapkan dan  berupaya mempertahankan status juara umum dan itu telah maksimal dilakukan. Walaupun belum mencapai target yang diinginkan.

“Selaku penjabat walikota saya mengharapkan kepada kaum muslimin dan muslimat di Kota Jayapura, untuk menjadikan Kitab Suci Alquran sebagai pedoman hidup (way of life) dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu nilai-nilai Alquran harus dibudayakan dalam perilaku hidup di keluarga, dipelajari mulai tingkat anak-anak hingga dewasa,” kata Asisten 3 yang membaca sambutan Pj Walikota.

Sementara itu Ketua Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) Kota Jayapura Fachrudin Pasolo, berharap ada evaluasi terhadap pengurus LPTQ tingkat Provinsi Papua.  Ya, hal Ini terkait dengan penyelenggaraan MTQ tingkat provinsi yang diadakan di Timika dimana ada pihak yang menilai mencederai dengan ketidakprofesionalan dari LPTQ provinsi Papua.

“Jadi integritas LPTQ provinsi itu juga harus dievaluasi,” kata Fachrudin Pasolo, Jumat (5/7) kemarin.

“Kafilah kota Jayapura itu memang sangat siap, tapi  tuan rumah memang sudah membangun satu konspirasi dan membangun sistem untuk bagaimana bisa mengalahkan kota Jayapura,” ujar Pasolo.

Dikatakan, para kafilah asal Mimika di hampir semua mata lomba menggunakan jasa kafilah dari luar Kabupaten Mimika.  Hanya Fahmil Quran dan  Syahril Quran, yang menggunakan jasa kafilah asal Kabupaten Mimika.

“Ada 8 jenis dan itu mereka gunakan semua dari luar, dari lembaga kaligrafi.  Itu senior-senir pelatih yang mereka bawa sedangkan kita ini anak-anak asli di sini,” sesalnya.

Dia mengatakan besar kemungkinan para kafilah yang berhasil meraih juara 1 dari Kabupaten Mimika tidak bisa melanjutkan ke jenjang nasional karena masalah administrasi terutama berkaitan dengan domisili.

Di sisi lain juga ada komunikasi dengan kafilah asal kota Jayapura terutama yang berada pada juara 2 untuk bisa mewakili Papua ke tingkat nasional.

“Ya kami sangat sesalkan,  misalnya di main bola  itu kan fair play sportifitas, kita lomba keagamaan, apalagi ini  Alquran. Ini kan suatu pembunuhan karakter anak-anak,  dan juga pembodohan.  Ini kan sangat disayangkan semua dewan hakim itukan ustadz-ustadz, yang harusnya mereka memberikan panutan,”ujarnya.

Karena itu kata dia bahwa lomba MTQ kali ini hanya sebagai sarana untuk menstimulasi memberikan motivasi agar anak-anak yang lain yang belum terlibat di dalam pelaksanaan kegiatan seperti itu bisa mengikuti literasi tersebut.  Terutama mengenai peningkatan baca Alquran,  kemudian  menulis. Itu sesungguhnya  tugas pokok dari LPTQ dan itu terabaikan.

“Lomba juara itu hanya sasaran antara,  sasaran utama anak-anak bisa paham, tahu, membaca dan menulis melakukan dan memahami,  menghayati dan mengimplementasi.  Itu terabaikan dengan cara begini. Kita kabupaten kota ini betul-betul fokus membina, berdarah-darah istilahnya. Unsur edukatif pembinaan itu tidak dapat dalam hal ini,”pungkasnya.(*/wen)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Exit mobile version