Friday, November 22, 2024
33.7 C
Jayapura

Pemprov Klaim Penduduk Miskin Turun 0,53 Persen

JAYAPURA – Agenda DPR Papua terkait Rapat Paripurna dalam rangka Pembahasan Raperdasi Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2023 digelar Senin (29/7). Dihadiri 42 anggota DPR Papua.

Disini sejumlah data dibeberkan Pemprov terkait pembangunan dan kesejahteraan sosial. Meski dengan kondisi anggaran yang tidak sebaik dua tahun lalu, namun menariknya Pemprov mengklaim masih bisa melakukan perbaikan dan perubahan ke arah positif.

    Rancangan Perdasi tentang Pertanggung jawaban APBD TA 2023  sendiri merupakan wujud kinerja Pemerintah Provinsi Papua sebagai tahun kelima atau tahun terakhir pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Papua Tahun 2019-2023.

    Pj Gubernur, Ridwan Rumasukun menyampaikan bahwa patut disyukuri penyelenggaraan pemerintahan tahun 2023 tetap optimal, meski tahun 2023 yang merupakan tahun kedua implementasi Undang-Undang Nomor 2 tahun 2021 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua.

  Termasuk dibentuknya 3 (tiga) Daerah Otonom Baru (DOB) di Provinsi Papua yang mengakibatkan perubahan dan penurunan komposisi dan besaran fiskal kita yang menurun sangat tajam, sehingga berdampak pada program atau kegiatan yang bersifat lokal, regional dan nasional sehingga diperlukan sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah Provinsi dan kabupaten/kota.

Baca Juga :  Waspada, Jangan  Termakan Hoax Pendaftaran BLT BBM

    Disini Ridwan memaparkan bahwa Indeks Pembangunan Manusia Papua tahun 2023 sebesar 63,01 meningkat 0,85 point dibandingkan tahun sebelumnya dengan IPM sebesar 62,16. Selama 2020-2023, IPM Provinsi Papua rata-rata meningkat sebesar 0,97persen per tahun. “Ini menggambarkan pelaksanaan percepatan pembangunan yang berpusat pada manusia atau people center development semakin terlihat hasilnya,” kata Ridwan dalam ruang sidang, Senin kemarin.

   Lalu presentase penduduk miskin pada Maret 2023 tercatat sebesar 26,03 persen, turun 0,53 persen. Kemudian ekonomi Papua tahun 2023 tumbuh sebesar 4,20 persen diikuti dengan penurunan laju inflasi.

   Kemudian Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Papua pada Februari 2023 sebesar 3,49% lebih rendah dibandingkan Februari 2022 yang sebesar 3,60%.  Inflasi pada periode September 2022 maret 2023 (0,28%) lebih rendah dibandingkan maret 2022 September 2022 (4,13%). “Dapat kami sampaikan bahwa Provinsi Papua masuk dalam 5 Provinsi di Indonesia dengan inflasi terendah,” ujar Ridwan.

Baca Juga :  Seiring Papua Menjadi 6 Provinsi, Potensi Kekerasan akan Tumbuh Subur

    Ini menandakan pertumbuhan ekonomi yang didukung pelaksanaan program daerah dan seluruh pelaku ekonomi di Provinsi Papua mampu membuka lapangan kerja di tahun 2023.

“Lalu dengan segala keterbatasan ternyata Papua masih bisa mencatat meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian dari BPK RI,” beber Ridwan.

   Ridwan membeberkan terkait kinerja pelaksanaan APBD Provinsi Papua TA 2023 dimulai dari kinerja pendapatan daerah berlangsung efektif, pendapatan-LRA Pemerintah Provinsi Papua periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2023 yang terealisir sebesar Rp.3,73 Triliun atau mencapai 102,48% dari target yang ditetapkan dalam APBD setelah perubahan sebesar Rp3,64 Triliun. Hal ini berarti melebihi target pendapatan sebesar Rp.11,04 Milyar atau 2,48%.

    Kontribusi pendapatan terbesar berasal dari Pendapatan Transfer sebesar Rp.2,44 Trilyun atau 65,48%, selanjutnya kontribusi PAD sebesar 20,65% atau 770,91 Miliar dan Lain-lain Pendapatan yang Sah dengan kontribusi 13,87% atau Rp.517,86 Miliar.

JAYAPURA – Agenda DPR Papua terkait Rapat Paripurna dalam rangka Pembahasan Raperdasi Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2023 digelar Senin (29/7). Dihadiri 42 anggota DPR Papua.

Disini sejumlah data dibeberkan Pemprov terkait pembangunan dan kesejahteraan sosial. Meski dengan kondisi anggaran yang tidak sebaik dua tahun lalu, namun menariknya Pemprov mengklaim masih bisa melakukan perbaikan dan perubahan ke arah positif.

    Rancangan Perdasi tentang Pertanggung jawaban APBD TA 2023  sendiri merupakan wujud kinerja Pemerintah Provinsi Papua sebagai tahun kelima atau tahun terakhir pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Papua Tahun 2019-2023.

    Pj Gubernur, Ridwan Rumasukun menyampaikan bahwa patut disyukuri penyelenggaraan pemerintahan tahun 2023 tetap optimal, meski tahun 2023 yang merupakan tahun kedua implementasi Undang-Undang Nomor 2 tahun 2021 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua.

  Termasuk dibentuknya 3 (tiga) Daerah Otonom Baru (DOB) di Provinsi Papua yang mengakibatkan perubahan dan penurunan komposisi dan besaran fiskal kita yang menurun sangat tajam, sehingga berdampak pada program atau kegiatan yang bersifat lokal, regional dan nasional sehingga diperlukan sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah Provinsi dan kabupaten/kota.

Baca Juga :  Pentingnya Peran Bidan Dalam Menentukan Kelangsungan Hidup Manusia

    Disini Ridwan memaparkan bahwa Indeks Pembangunan Manusia Papua tahun 2023 sebesar 63,01 meningkat 0,85 point dibandingkan tahun sebelumnya dengan IPM sebesar 62,16. Selama 2020-2023, IPM Provinsi Papua rata-rata meningkat sebesar 0,97persen per tahun. “Ini menggambarkan pelaksanaan percepatan pembangunan yang berpusat pada manusia atau people center development semakin terlihat hasilnya,” kata Ridwan dalam ruang sidang, Senin kemarin.

   Lalu presentase penduduk miskin pada Maret 2023 tercatat sebesar 26,03 persen, turun 0,53 persen. Kemudian ekonomi Papua tahun 2023 tumbuh sebesar 4,20 persen diikuti dengan penurunan laju inflasi.

   Kemudian Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Papua pada Februari 2023 sebesar 3,49% lebih rendah dibandingkan Februari 2022 yang sebesar 3,60%.  Inflasi pada periode September 2022 maret 2023 (0,28%) lebih rendah dibandingkan maret 2022 September 2022 (4,13%). “Dapat kami sampaikan bahwa Provinsi Papua masuk dalam 5 Provinsi di Indonesia dengan inflasi terendah,” ujar Ridwan.

Baca Juga :  Fraksi Golkar Minta Pemerintah Segera Umumkan Angka untuk Pembiayaan PON XXI

    Ini menandakan pertumbuhan ekonomi yang didukung pelaksanaan program daerah dan seluruh pelaku ekonomi di Provinsi Papua mampu membuka lapangan kerja di tahun 2023.

“Lalu dengan segala keterbatasan ternyata Papua masih bisa mencatat meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian dari BPK RI,” beber Ridwan.

   Ridwan membeberkan terkait kinerja pelaksanaan APBD Provinsi Papua TA 2023 dimulai dari kinerja pendapatan daerah berlangsung efektif, pendapatan-LRA Pemerintah Provinsi Papua periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2023 yang terealisir sebesar Rp.3,73 Triliun atau mencapai 102,48% dari target yang ditetapkan dalam APBD setelah perubahan sebesar Rp3,64 Triliun. Hal ini berarti melebihi target pendapatan sebesar Rp.11,04 Milyar atau 2,48%.

    Kontribusi pendapatan terbesar berasal dari Pendapatan Transfer sebesar Rp.2,44 Trilyun atau 65,48%, selanjutnya kontribusi PAD sebesar 20,65% atau 770,91 Miliar dan Lain-lain Pendapatan yang Sah dengan kontribusi 13,87% atau Rp.517,86 Miliar.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya