Saturday, April 27, 2024
24.7 C
Jayapura

Srikandi dari Timur Jadi Kabiro Antara Papua

JAYAPURA-Jabatan tak mengenal gender juga tak mengenal usia, jika dinyatakan mampu dan punya kualitas yang mumpuni, menjadi pertimbangan tersendiri untuk seseorang menjadi pimpinan. Termasuk memimpin orang yang lebih tua darinya dalam kategori usia.

Seperti Hendrian Dian Kandipi, perempuan Papua pertama yang menjabat sebagai Kepala Biro (Kabiro) Antara Papua. Diusianya yang baru 35 tahun, ibu dua anak ini dipercayakan menjadi Kabiro Antara Papua menggantikan pejabat sebelumnya Muhsidin.

Berkostum kemeja putih bertuliskan Anatara, Dian sapaan akrabnya tampil cantik dalam sertijab secara virtual yang dilakukan di Aula Medis Center Kantor Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Papua, Kamis (27/1) lalu.

Sesuai dengan instruksi Direktur Utama Perum LKBN Antara yang berlaku sejak 1 Februari, perempuan  kelahiran Salatiga tahun 1987 itu tak menyangka jika dirinya diangkat menjadi Kabiro diusianya yang kategori masih muda di antara Kabiro lainnya yang ada di Indonesia.

“Ini ujian sekali bagi saya,” ucap perempuan dua anak ini saat ditemui Cenderawasih Pos di sebuah kedai kopi di Kota Jayapura.

Tercatat untuk jajaran Antara di Biro se-Indonesia, Dian terhitung Kabiro yang paling muda dan perempuan Papua pertama. Hingga dirinya dijuluki srikandi dari timur.

Diangkatnya Dian menjadi Kabiro Antara tidak terlepas dari program BUMN yang mendorong perempuan untuk maju dan berkembang.

Di Antara sendiri, 3 perempuan menjadi pucuk pimpinan salah satunya adalah Hendrian Dian Kandipi. Mereka telah membuktikan bahwa perempuan juga bisa, termasuk perempuan Papua. “Kalau bahasa dari Jakarta, saya salah satu srikandi dari wilayah timur Indonesia,” kata Dian.

Baca Juga :  Frans Pekey: Fungsi Kontrol Pers Penting 

Dengan dilantiknya dirinya sebagai Kabiro, Dian ingin menunjukan bahwa anak Papua khususnya perempuan juga bisa, menduduki pucuk pimpinan.

Selama ini kata Dian, ada sebagian orang beranggapan perempuan belum mampu menjadi pimpinan. “Dengan adanya kesempatan ini, saya menunjukan bahwa anak Papua juga bisa dan mampu. Buktinya, di umur saya yang tergolong muda, pencapaian sebagai seorang pimpinan sudah bisa diraih,” ucap perempuan yang beberapa kali pernah keluar negeri ini.

Sebelum diangkat jadi Kabiro, Dian memulai karir jurnalistiknya sejak tahun 2007. Selama 2 mingguan di media lokal, Dian beralih ke harian hingga pada tahun 2014 lalu, masuk Antara sebagai kontributor.

Sejak tahun 2014, perempuan yang menyelesaikan studi di Universitas Cenderawasih (Uncen) Jayapura ini  mulai meniti karir di Antara dan diposkan di beberapa tempat.

Pernah pos di kantor Wali Kota Jayapura dimasa kepemimpinan Wali Kota M.R Kambu. Kemudian pos di Kabupaten Jayapura, dimasa kepemimpinan almarhum Habel Melkias Suwae dan saat ini pos di Pemprov Papua.

“Dengan pengalaman kerja saya menjadi jurnalis selama 15 tahun, bisa membantu  saya menjalankan tugas-tugas kepala biro ke depannya. Terlebih, Papua saat ini menjadi isu seksi di internasional. Perlu ada cara kontrol agar pemberitaan di Papua bisa dikenal dengan baik. Tidak hanya jeleknya saja, tetapi sisi bagusnya pun kita harus tunjukan kepada publik,” ucap anak seorang anggota TNI ini.

Baca Juga :  Organisasi Pers Papua Kecam Dugaan Intimidasi

Dengan pelantikannya sebagai seorang pimpinan, Dian berharap banyak anak-anak Papua lainnya memiliki keberanian dan bisa memotivasi diri sendiri untuk meningkatkan kapasitas kemampuannya agar mencapai keinginannya.

Dilantiknya Dian menjadi Kabiro menunjukan bahwa perempuan bukan sebatas objek semata. Perempuan juga bisa seperti laki-laki, dalam artian bisa menjadi pemimpin.

Menjadi seorang pemimpin tak lantas membuat perempuan yang pernah menempuh pendidikan di  SMAN 1 Cianjur, Jawa Barat ini melupakan kewajibannya sebagai ibu dua anak dan isteri.

“Pekerjaan dan keluarga harus selaras. Saya punya prinsip, saya keluar dari rumah untuk bekerja, maka anak-anak saya sudah selesai makan dan mandi. Menyelesaikan semua pekerjaan di luar, ketika sampai rumah. Saya memposisikan diri sebagai ibu dan isteri. Malam dan weekend adalah waktunya untuk keluarga,” kata Dian.

Sebelum diangkat jadi Kabiro, Dian pernah menjabat sebagai Sekretaris Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Jayapura. Dirinya juga pernah mengikuti pelatihan jurnalistik di Perfecture Akita, Jepang. Kemudian bertugas meliput kegiatan Pasific Exposition di Auckland, Selandia Baru atas undangan Dubes Tantowi Yahya, Kemenlu dan Kominfo.

Dian juga menjabat sebagai Sekretaris Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) Provinsi Papua, dan menjabat sebagai Ketua Forum Jurnalis OJK Provinsi Papua dan Papua Barat. (fia/nat)

JAYAPURA-Jabatan tak mengenal gender juga tak mengenal usia, jika dinyatakan mampu dan punya kualitas yang mumpuni, menjadi pertimbangan tersendiri untuk seseorang menjadi pimpinan. Termasuk memimpin orang yang lebih tua darinya dalam kategori usia.

Seperti Hendrian Dian Kandipi, perempuan Papua pertama yang menjabat sebagai Kepala Biro (Kabiro) Antara Papua. Diusianya yang baru 35 tahun, ibu dua anak ini dipercayakan menjadi Kabiro Antara Papua menggantikan pejabat sebelumnya Muhsidin.

Berkostum kemeja putih bertuliskan Anatara, Dian sapaan akrabnya tampil cantik dalam sertijab secara virtual yang dilakukan di Aula Medis Center Kantor Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Papua, Kamis (27/1) lalu.

Sesuai dengan instruksi Direktur Utama Perum LKBN Antara yang berlaku sejak 1 Februari, perempuan  kelahiran Salatiga tahun 1987 itu tak menyangka jika dirinya diangkat menjadi Kabiro diusianya yang kategori masih muda di antara Kabiro lainnya yang ada di Indonesia.

“Ini ujian sekali bagi saya,” ucap perempuan dua anak ini saat ditemui Cenderawasih Pos di sebuah kedai kopi di Kota Jayapura.

Tercatat untuk jajaran Antara di Biro se-Indonesia, Dian terhitung Kabiro yang paling muda dan perempuan Papua pertama. Hingga dirinya dijuluki srikandi dari timur.

Diangkatnya Dian menjadi Kabiro Antara tidak terlepas dari program BUMN yang mendorong perempuan untuk maju dan berkembang.

Di Antara sendiri, 3 perempuan menjadi pucuk pimpinan salah satunya adalah Hendrian Dian Kandipi. Mereka telah membuktikan bahwa perempuan juga bisa, termasuk perempuan Papua. “Kalau bahasa dari Jakarta, saya salah satu srikandi dari wilayah timur Indonesia,” kata Dian.

Baca Juga :  Kapolres: Pers dan Polres Mitra Dalam Menjaga Sitkamtibmas 

Dengan dilantiknya dirinya sebagai Kabiro, Dian ingin menunjukan bahwa anak Papua khususnya perempuan juga bisa, menduduki pucuk pimpinan.

Selama ini kata Dian, ada sebagian orang beranggapan perempuan belum mampu menjadi pimpinan. “Dengan adanya kesempatan ini, saya menunjukan bahwa anak Papua juga bisa dan mampu. Buktinya, di umur saya yang tergolong muda, pencapaian sebagai seorang pimpinan sudah bisa diraih,” ucap perempuan yang beberapa kali pernah keluar negeri ini.

Sebelum diangkat jadi Kabiro, Dian memulai karir jurnalistiknya sejak tahun 2007. Selama 2 mingguan di media lokal, Dian beralih ke harian hingga pada tahun 2014 lalu, masuk Antara sebagai kontributor.

Sejak tahun 2014, perempuan yang menyelesaikan studi di Universitas Cenderawasih (Uncen) Jayapura ini  mulai meniti karir di Antara dan diposkan di beberapa tempat.

Pernah pos di kantor Wali Kota Jayapura dimasa kepemimpinan Wali Kota M.R Kambu. Kemudian pos di Kabupaten Jayapura, dimasa kepemimpinan almarhum Habel Melkias Suwae dan saat ini pos di Pemprov Papua.

“Dengan pengalaman kerja saya menjadi jurnalis selama 15 tahun, bisa membantu  saya menjalankan tugas-tugas kepala biro ke depannya. Terlebih, Papua saat ini menjadi isu seksi di internasional. Perlu ada cara kontrol agar pemberitaan di Papua bisa dikenal dengan baik. Tidak hanya jeleknya saja, tetapi sisi bagusnya pun kita harus tunjukan kepada publik,” ucap anak seorang anggota TNI ini.

Baca Juga :  18 Oknum TNI Akan Diperiksa di Subdenpom Merauke

Dengan pelantikannya sebagai seorang pimpinan, Dian berharap banyak anak-anak Papua lainnya memiliki keberanian dan bisa memotivasi diri sendiri untuk meningkatkan kapasitas kemampuannya agar mencapai keinginannya.

Dilantiknya Dian menjadi Kabiro menunjukan bahwa perempuan bukan sebatas objek semata. Perempuan juga bisa seperti laki-laki, dalam artian bisa menjadi pemimpin.

Menjadi seorang pemimpin tak lantas membuat perempuan yang pernah menempuh pendidikan di  SMAN 1 Cianjur, Jawa Barat ini melupakan kewajibannya sebagai ibu dua anak dan isteri.

“Pekerjaan dan keluarga harus selaras. Saya punya prinsip, saya keluar dari rumah untuk bekerja, maka anak-anak saya sudah selesai makan dan mandi. Menyelesaikan semua pekerjaan di luar, ketika sampai rumah. Saya memposisikan diri sebagai ibu dan isteri. Malam dan weekend adalah waktunya untuk keluarga,” kata Dian.

Sebelum diangkat jadi Kabiro, Dian pernah menjabat sebagai Sekretaris Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Jayapura. Dirinya juga pernah mengikuti pelatihan jurnalistik di Perfecture Akita, Jepang. Kemudian bertugas meliput kegiatan Pasific Exposition di Auckland, Selandia Baru atas undangan Dubes Tantowi Yahya, Kemenlu dan Kominfo.

Dian juga menjabat sebagai Sekretaris Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) Provinsi Papua, dan menjabat sebagai Ketua Forum Jurnalis OJK Provinsi Papua dan Papua Barat. (fia/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya