Lalu disini Pangdam juga menyatakan bahwa public perlu memahami bahwa yang namanya Papua merdeka itu tidak ada. PBB sudah menutup dekolonisasi Papua pada 1 Mei 1963 dan ini sudah terkonfirmasi.
“Jadi ini omong kosong semua yang sengaja dijual oleh para elit untuk kepentingan sendiri. Ini sengaja dihembuskan oleh mereka yang lagi di luar dibantu dengan mereka yang di dalam. Sekali lagi itu omong kosong, itu agar bisa mengambil keuntungan dari dukungan masyarakat demi kepentingan pribadi,” singgungnya.
Status Papua kata Izak jelas sebab di PBB tidak membuka pembahasan soal Papua. Tak ada ruangan yang bercabang – cabang di PBB. “Sekali lagi itu bohong semua dan kalau kelompok ini mau cari bukti mari cari bukti sama – sama,” tantang Pangdam.
Iapun menjelaskan alasan mengundang pimpinan paguyuban di Jayapura yakni untuk menciptakan rasa aman untuk kota. Ia melihat sempat terjadi ketegangan dan ada pergerakan dari masyarakat nusantara namun semua diyakini adalah bentuk spontanitas untuk mengamankan asset.
“Jadi bukan sudah diorganisir. Ini dilakukan akibat trauma kejadian lalu lalu dimana mereka selalu menjadi korban ketika ada aksi massa. Saya pikir jika disini tanah beradab maka mari hargai nilai – nilai itu,” tutupnya.
Pangdam secara tegas juga menyatakan bahwa bagi siapapun yang berpikir untuk mengacaukan keamanan di Papua, tentunya tidak akan lepas dari tindakan hukum yang akan dilakukan.