Saturday, April 27, 2024
33.7 C
Jayapura

Kurban, Manifestasi Dekatkan Diri Kepada Allah

Umat muslim melaksanakan salat Idul Adha di lapangan Mako Brimob Kotaraja, Kamis (29/6) kemarin. (Elfira/Cepos)

JAYAPURA – Ribuan umat muslim melaksanakan salat Idul Adha 1444 Hijriah di beberapa tempat baik di masjid maupun di lapangan terbuka Kamis (29/6) kemarin.

Seperti di masjid At-Taqwa Dok 8, KH Zulhan Ma’mum yang bertindak sebagai khotib Salat Idul Idha, dalam khotbahnya, pria yang juga ketua MUI Kota Jayapura itu mengatakan naik haji adalah salah satu rukun islam yang harus dipegang teguh oleh umat muslim.

“Saat ini jutaan umat muslim dari seluruh dunia menjalani wukuf di padang Arafah, mari kita doakan semoga sudara-saudara kita yang menjalankan ibadah haji dapat menjalankan dengan lancar, dan menjadi haji yang mabrur meskipun kita tahu ibadah haji juga membutuhkan fisik,” katanya.

Selain itu Zulhan menceritakan bahwa ada yang perlu dicontoh dari seorang tukang sol sepatu di Damaskus (Syria) dimana seorang tukang sol yang bernama Ali bin Al Muwaffaq menjadi haji yang mabrur meskipun dia tidak dapat menjalankan ibadah haji.

Kisah ini diriwayatkan oleh seorang ulama besar Abdullah bin Al Mubarak yang menceritakan bahwa setelah menyelesaikan ibadah haji, ia beristirahat dan tidur. Selama tidurnya, ia bermimpi melihat dua malaikat turun dari langit dan mendengar percakapan mereka.

Salah satu malaikat bertanya kepada yang lain, “Berapa banyak orang yang datang untuk menunaikan ibadah haji tahun ini?” Mereka berjumlah enam ratus ribu jemaah,” jawab malaikat yang ditanya. Kemudian, malaikat pertama bertanya lagi, “Berapa banyak dari mereka yang ibadah hajinya diterima?” Tidak ada satu pun dari mereka,” jawab malaikat yang pertama.

Percakapan ini membuat Abdullah bin Al Mubarak merasa gemetar. Sambil menangis dia berkata, “Apakah semua orang ini datang dari tempat yang jauh dengan perjuangan dan kelelahan, melewati gurun yang luas, hanya untuk semua usahanya menjadi sia-sia?”

Dengan gemetar, dia terus mendengarkan percakapan kedua malaikat tersebut.

“Namun ada seseorang yang meskipun tidak melaksanakan haji, amal perbuatannya diterima oleh Allah dan semua dosanya diampuni. Karena dia, seluruh jemaah haji diterima oleh Allah.” “Bagaimana hal itu bisa terjadi?” tanya malaikat pertama.  “Itu adalah kehendak Allah.”

“Siapakah orang tersebut?” tanya malaikat pertama lagi. “Orang itu adalah Ali bin Al Muwaffaq, seorang tukang sol sepatu di Kota Damaskus (syria).

Baca Juga :  Isoter KM Tidar Diperpanjang Satu Bulan

Setelah mendengar ucapan itu, Abdullah bin Al Mubarak terbangun dari tidurnya. Setelah kembali dari ibadah haji, dia tidak langsung pulang ke rumahnya, melainkan pergi langsung ke Damaskus, Suriah. Hatinya masih gemetar dan penuh pertanyaan.

Ketika tiba di Damaskus dia berjumpa dengan Ali bin Al Muwaffaq. Sang ulama besar itu bertanya apa yang telah dilakukan sehingga anda layak menerima pahala haji yang diterima oleh Allah, padahal Anda tidak pergi menunaikan haji. “Saya sendiri tidak tahu, tuan,” kata Ali bin Al Muwaffaq.”Ceritakanlah kehidupan Anda selama ini,” kata Al Mubarak.

Ali bin Al Muwaffaq menceritakan dia sangat ingin naik haji, karena itu setiap hari dirinya menyisihkan sebagian uang dari penghasilan sebagai sol sepatu, dan akhirnya sampailah dia memiliki 350 dirham dan cukup untuk menunaikan ibadah haji, namun di saat yang bersamaan dia mengetahui ada tetangganya seorang janda yang memiliki beberapa anak sedang memasak daging (bangkai) keledai karena kondisi tetangganya hidup dalam serba kekurangan.

Singkat cerita, keseluruhan uang tersebut (350 dirham) yang akan dipakai untuk menunaikan ibadah haji diberikan kepada tetangganya untuk makan sehari-hari. “Gunakan uang ini untuk keluarga Anda. Gunakan untuk usaha agar Anda tidak kelaparan lagi,” kata Muwaffaq

Mendengar cerita itu, Abdullah bin Al Mubarak tidak bisa menahan air mata. Ternyata, inilah amal yang dilakukan oleh Ali bin Al Muwaffaq sehingga Allah SWT menerima amalan hajinya meskipun dia tidak mendapatkan kesempatan untuk menunaikan ibadah haji. Dari kejadian ini pelajaran yang dipetik adalah bagaimana mengimplementasikan ibadah sosial.

Sementara itu Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D. Fakhiri, dalam pelaksanaan Salat Idul Adha dan penyembelihan hewan kurban pada Hari Raya Idul Adha 1444 H / 2023 M di Masjid Al-Mu’minun   Menyampaikan bahwa ada makna agung dan momen hari raya kurban yang dicerminkan oleh Nabi Ibrahim terhadap puteranya Nabi Ismail.

Yang bisa dipetik dari kejadian tersebut adalah rasa ikhlas untuk melakukan sebuah pekerjaan.  Hari raya kurban juga bisa menjadi manifestasi mendekatkan diri kepada tuhan yang maha esa dan sebagai bentuk nyata dari solidaritas sosial.

“Dibalik momen khusus peristiwa qurban yang berakar dari tradisi Nabi Ibrahim dan putranya Nabi Ismail, tersimpan makna yang bernilai agung, terutama bagi kaum muslimin yang memiliki kekayaan dan pendapatan lebih agar dapat menyumbangkan sebagian hartanya melalui bentuk hewan qurban, sebagai manifestasi mendekatkan diri kepada Allah SWT,” ucap Kapolda di halaman Mapolda, Kamis (29/6)

Baca Juga :  Status Kasus 3.000 Batang Kayu Ilegal Dinaikkan ke Penyidikan

Lanjut Kapolda, Hari Raya Idul Adha bagi anggota Polri hendaknya dimaknai sebagai upaya positif anggota Polri untuk terus mendekatkan diri kepada Allah SWT dan pelayanan kepada masyarakat.

“Motivasi berkurban adalah menjadi semangat pembebasan dari belenggu harta dan materi, agar jangan sampai menguasai hati kita. Jadi spirit berqurban itu bukan untuk dihargai atau ingin dihormati oleh orang lain, tetapi lebih kepada ketaatan kita atas perintah Allah SWT,” jelasnya.

Oleh karena itu implementasi momen Hari Raya Idul Adha ini sepantasnya digunakan oleh anggota Polda Papua agar dapat lebih meningkatkan kinerja dan pengabdian dalam mewujudkan ketertiban dan keamanan masyarakat. “Anggota Polri semestinya memiliki jiwa ikhlas dan rela berkorban untuk masyarakat,” ungkap Irjen Pol Fakhiri. Kapolda menambahkan total hewan kurban Polri Presisi di Polda Papua dan jajaran total 62 ekor sapi dan 15 ekor kambing.

Sementara khatib di Lapangan Brimob DR Arif Rofiki dalam ceramahnya, menyampaikan makna kurban dengan tujuan mendekatkan diri kita pada allah.

Ia juga menyampaikan terkait dengan sejarah kurban, dimana nabi ibrahim diperintahkan Allah SWT untuk menyembelih darah dagingnya sendiri yakni nabi ismail.

“Ibadah kurban merupakan ibadah yang dianjurkan semenjak Nabi Ibrahim Alaihisalam diberikan wahyu dari Allah untuk melakukan kurban dengan putranya sendiri yaitu Nabi Ismail Alaihisalam. Namun, Allah berikan kuasa-Nya dengan menggantikan putra Nabi Ibrahim dengan seekor kambing. Darisanalah kita diberikan anjuran untuk berkurban sebagai pengingat untuk terus bertaqwa kepada-Nya,” ungkapnya.

Sementara itu, Wati bersyukur bisa kembali melaksanakan salat Idul adha secara berjamaah. Setelah beberapa tahun belakangan ini tidak melaksanakan lantaran Covid-19. “Rasanya terharu dan senang bisa kembali menggelar salat idul adha secara berjamaah,” ucapnya.

Pantauan Cenderawasih Pos di lapangan, salat idul adha dimulai sejak pukul 07:05 WIT di lapangan Mako Brimob. Terlihat juga anggota TNI-Polri mengamankan proses pelaksanaan salat Idul Adha tersebut. (ade/fia/wen)

Umat muslim melaksanakan salat Idul Adha di lapangan Mako Brimob Kotaraja, Kamis (29/6) kemarin. (Elfira/Cepos)

JAYAPURA – Ribuan umat muslim melaksanakan salat Idul Adha 1444 Hijriah di beberapa tempat baik di masjid maupun di lapangan terbuka Kamis (29/6) kemarin.

Seperti di masjid At-Taqwa Dok 8, KH Zulhan Ma’mum yang bertindak sebagai khotib Salat Idul Idha, dalam khotbahnya, pria yang juga ketua MUI Kota Jayapura itu mengatakan naik haji adalah salah satu rukun islam yang harus dipegang teguh oleh umat muslim.

“Saat ini jutaan umat muslim dari seluruh dunia menjalani wukuf di padang Arafah, mari kita doakan semoga sudara-saudara kita yang menjalankan ibadah haji dapat menjalankan dengan lancar, dan menjadi haji yang mabrur meskipun kita tahu ibadah haji juga membutuhkan fisik,” katanya.

Selain itu Zulhan menceritakan bahwa ada yang perlu dicontoh dari seorang tukang sol sepatu di Damaskus (Syria) dimana seorang tukang sol yang bernama Ali bin Al Muwaffaq menjadi haji yang mabrur meskipun dia tidak dapat menjalankan ibadah haji.

Kisah ini diriwayatkan oleh seorang ulama besar Abdullah bin Al Mubarak yang menceritakan bahwa setelah menyelesaikan ibadah haji, ia beristirahat dan tidur. Selama tidurnya, ia bermimpi melihat dua malaikat turun dari langit dan mendengar percakapan mereka.

Salah satu malaikat bertanya kepada yang lain, “Berapa banyak orang yang datang untuk menunaikan ibadah haji tahun ini?” Mereka berjumlah enam ratus ribu jemaah,” jawab malaikat yang ditanya. Kemudian, malaikat pertama bertanya lagi, “Berapa banyak dari mereka yang ibadah hajinya diterima?” Tidak ada satu pun dari mereka,” jawab malaikat yang pertama.

Percakapan ini membuat Abdullah bin Al Mubarak merasa gemetar. Sambil menangis dia berkata, “Apakah semua orang ini datang dari tempat yang jauh dengan perjuangan dan kelelahan, melewati gurun yang luas, hanya untuk semua usahanya menjadi sia-sia?”

Dengan gemetar, dia terus mendengarkan percakapan kedua malaikat tersebut.

“Namun ada seseorang yang meskipun tidak melaksanakan haji, amal perbuatannya diterima oleh Allah dan semua dosanya diampuni. Karena dia, seluruh jemaah haji diterima oleh Allah.” “Bagaimana hal itu bisa terjadi?” tanya malaikat pertama.  “Itu adalah kehendak Allah.”

“Siapakah orang tersebut?” tanya malaikat pertama lagi. “Orang itu adalah Ali bin Al Muwaffaq, seorang tukang sol sepatu di Kota Damaskus (syria).

Baca Juga :  Delapan HT Simpatisan KKB Diamankan

Setelah mendengar ucapan itu, Abdullah bin Al Mubarak terbangun dari tidurnya. Setelah kembali dari ibadah haji, dia tidak langsung pulang ke rumahnya, melainkan pergi langsung ke Damaskus, Suriah. Hatinya masih gemetar dan penuh pertanyaan.

Ketika tiba di Damaskus dia berjumpa dengan Ali bin Al Muwaffaq. Sang ulama besar itu bertanya apa yang telah dilakukan sehingga anda layak menerima pahala haji yang diterima oleh Allah, padahal Anda tidak pergi menunaikan haji. “Saya sendiri tidak tahu, tuan,” kata Ali bin Al Muwaffaq.”Ceritakanlah kehidupan Anda selama ini,” kata Al Mubarak.

Ali bin Al Muwaffaq menceritakan dia sangat ingin naik haji, karena itu setiap hari dirinya menyisihkan sebagian uang dari penghasilan sebagai sol sepatu, dan akhirnya sampailah dia memiliki 350 dirham dan cukup untuk menunaikan ibadah haji, namun di saat yang bersamaan dia mengetahui ada tetangganya seorang janda yang memiliki beberapa anak sedang memasak daging (bangkai) keledai karena kondisi tetangganya hidup dalam serba kekurangan.

Singkat cerita, keseluruhan uang tersebut (350 dirham) yang akan dipakai untuk menunaikan ibadah haji diberikan kepada tetangganya untuk makan sehari-hari. “Gunakan uang ini untuk keluarga Anda. Gunakan untuk usaha agar Anda tidak kelaparan lagi,” kata Muwaffaq

Mendengar cerita itu, Abdullah bin Al Mubarak tidak bisa menahan air mata. Ternyata, inilah amal yang dilakukan oleh Ali bin Al Muwaffaq sehingga Allah SWT menerima amalan hajinya meskipun dia tidak mendapatkan kesempatan untuk menunaikan ibadah haji. Dari kejadian ini pelajaran yang dipetik adalah bagaimana mengimplementasikan ibadah sosial.

Sementara itu Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D. Fakhiri, dalam pelaksanaan Salat Idul Adha dan penyembelihan hewan kurban pada Hari Raya Idul Adha 1444 H / 2023 M di Masjid Al-Mu’minun   Menyampaikan bahwa ada makna agung dan momen hari raya kurban yang dicerminkan oleh Nabi Ibrahim terhadap puteranya Nabi Ismail.

Yang bisa dipetik dari kejadian tersebut adalah rasa ikhlas untuk melakukan sebuah pekerjaan.  Hari raya kurban juga bisa menjadi manifestasi mendekatkan diri kepada tuhan yang maha esa dan sebagai bentuk nyata dari solidaritas sosial.

“Dibalik momen khusus peristiwa qurban yang berakar dari tradisi Nabi Ibrahim dan putranya Nabi Ismail, tersimpan makna yang bernilai agung, terutama bagi kaum muslimin yang memiliki kekayaan dan pendapatan lebih agar dapat menyumbangkan sebagian hartanya melalui bentuk hewan qurban, sebagai manifestasi mendekatkan diri kepada Allah SWT,” ucap Kapolda di halaman Mapolda, Kamis (29/6)

Baca Juga :  Satu Anggota Egianus Kogoya Ditangkap di Nabire

Lanjut Kapolda, Hari Raya Idul Adha bagi anggota Polri hendaknya dimaknai sebagai upaya positif anggota Polri untuk terus mendekatkan diri kepada Allah SWT dan pelayanan kepada masyarakat.

“Motivasi berkurban adalah menjadi semangat pembebasan dari belenggu harta dan materi, agar jangan sampai menguasai hati kita. Jadi spirit berqurban itu bukan untuk dihargai atau ingin dihormati oleh orang lain, tetapi lebih kepada ketaatan kita atas perintah Allah SWT,” jelasnya.

Oleh karena itu implementasi momen Hari Raya Idul Adha ini sepantasnya digunakan oleh anggota Polda Papua agar dapat lebih meningkatkan kinerja dan pengabdian dalam mewujudkan ketertiban dan keamanan masyarakat. “Anggota Polri semestinya memiliki jiwa ikhlas dan rela berkorban untuk masyarakat,” ungkap Irjen Pol Fakhiri. Kapolda menambahkan total hewan kurban Polri Presisi di Polda Papua dan jajaran total 62 ekor sapi dan 15 ekor kambing.

Sementara khatib di Lapangan Brimob DR Arif Rofiki dalam ceramahnya, menyampaikan makna kurban dengan tujuan mendekatkan diri kita pada allah.

Ia juga menyampaikan terkait dengan sejarah kurban, dimana nabi ibrahim diperintahkan Allah SWT untuk menyembelih darah dagingnya sendiri yakni nabi ismail.

“Ibadah kurban merupakan ibadah yang dianjurkan semenjak Nabi Ibrahim Alaihisalam diberikan wahyu dari Allah untuk melakukan kurban dengan putranya sendiri yaitu Nabi Ismail Alaihisalam. Namun, Allah berikan kuasa-Nya dengan menggantikan putra Nabi Ibrahim dengan seekor kambing. Darisanalah kita diberikan anjuran untuk berkurban sebagai pengingat untuk terus bertaqwa kepada-Nya,” ungkapnya.

Sementara itu, Wati bersyukur bisa kembali melaksanakan salat Idul adha secara berjamaah. Setelah beberapa tahun belakangan ini tidak melaksanakan lantaran Covid-19. “Rasanya terharu dan senang bisa kembali menggelar salat idul adha secara berjamaah,” ucapnya.

Pantauan Cenderawasih Pos di lapangan, salat idul adha dimulai sejak pukul 07:05 WIT di lapangan Mako Brimob. Terlihat juga anggota TNI-Polri mengamankan proses pelaksanaan salat Idul Adha tersebut. (ade/fia/wen)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya