Friday, March 29, 2024
25.7 C
Jayapura

Isoter KM Tidar Diperpanjang Satu Bulan

*16 Atlet Masih Dirawat, di Merauke Seluruh Atlet Sudah Sembuh

JAYAPURA-Pemerintah Kota Jayapura nampaknya masih membutuhkan keberadaan KM Tidar sebagai tempat isolasi terapung (Isoter) warga yang terpapar Covid-19.

Setelah sebelumnya disampaikan bahwa  batas waktu pengunaan KM Tidar sebagai tempat isoter hanya sampai tanggal 20 Oktober,  kabar terbaru Pemkot Jayapura telah bersurat meminta untuk diperpanjang selama satu bulan. 

Kondisi  pasien Covid-19 yang dirawat hingga  Rabu (20/10) kemarin menurut Wakil Wali Kota Jayapura, Ir. H. Rustan Saru, MM., sebanyak 16 orang yang merupakan atlet dan ofisial yang terpapar saat Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Tahun 2021. 

“Hingga Rabu (kemarin) semua yang dirawat adalah murni atlet dan ofisial namun  mereka tak hanya dari Kota Jayapura tetapi juga di Kabupaten Jayapura dan hingga kini baru ada penambahan 2 masyarakat  yang terpapar,” kata Rustan Saru saat ditemui di ruang VIP Room Bandara Sentani, kemarin (20/10).

Rustan Saru berharap, setelah ditutupnya penyelenggaraan PON XX, tidak ada klaster baru Covid-19 dan hingga kini pemerintah belum melihat ada tanda-tanda munculnya klaster baru. “Dan kami juga berharap tidak ada,” tambahnya. 

Ia menyatakan bahwa yang terpapar dan dirawat saat ini adalah murni atlet dan ofisial. Meski demikian, Rustan Saru meminta masyarakat untuk tidak menganggap enteng. Sebab pandemi masih ada dan sudah ada 2 warga di luar atlet dan ofisial yang terpapar. 

Rustan juga tak mau setelah para atlet ini pulang malah muncul wabah seperti bulan Agustus lalu. Diakuinya Kota Jayapura hingga kini masih berada pada level 2 dan semua yang terpapar adalah atlet dari luar Papua. Dirinya mengingatkan bahwa namanya pandemi hingga kini masih terjadi dan warga Kota Jayapura harusnya sudah bisa belajar banyak dari naik turunnya pasien Covid. 

Baca Juga :  Satu Jadi Tersangka dari Kasus Penembakan Polisi

“Bagaimana situasi  pemerintah menaikkan penanganan ke level IV kemudian turun ke level III dan bagaimana seluruh aktivitas dibatasi hingga pukul 18.00 WIT plus kondisi rumah sakit yang sempat over pasien  sehingga pasien dirawat di teras dan di halaman rumah sakit Saya pikir banyak pelajaran penting yang bisa kita ambil hikmahnya dari perjalanan covid di Jayapura. Kita perlu belajar agar jangan terulang sebab kita semua yang akan sulit jika harus mengulang seperti Agustus lalu,” bebernya. 

Saat ini pemerintah diakuinya berupaya penekan agar covid tidak bertambah  dan masyarakat diminta ikut peduli. Untuk penanganannya bagi pasien yang harus dikarantina meski LPMP telah ditutup bukan berarti masyarakat langsung mengatakan covid sudah aman. 

 “Kita  masih berperang dan kalau yang berjuan hanya satu dua orang maka itu sulit. Semua harus terlibat dengan kesadarannya. Kita sudah ditunjukkan ganasnya covid yang menghantam kota dan itu harus djadikan pembelajaran,” tutupnya. 

Sementara itu, sebanyak 12 atlet dan ofisial PON XX Papua yang menjalani isolasi terpusat di Hotel Akat, Kabupaten Merauke dinyatakan sembuh dari Covid-19.  Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke, dr. Nevile R. Muskita mengatakan bahwa hasil pemeriksaan PCR yang dilakukan terhadap 12 atlet dan ofisial PON XX Papua pada  Senin (18/10),  semuanya negatif atau sembuh. 

Baca Juga :  JAD Bekasi Dibalik Penusukan Wiranto

Untuk itu, lanjut dia, saat ini Hotel Akat yang menjadi  pusat isolasi Covid-19 di Kabupaten Merauke sudah dalam keadaan kosong. “Tidak ada  lagi   pasien Covid yang menjalani isolasi di sana,” ungkap dr. Nevile saat dihubungi Cenderawasih Pos via telepon selulernya, Selasa  (19/10).  

Mengenai pemulangan 12 atlet dan ofisial yang sudah dinyatakan sembuh, dr. Nevile mengaku belum tahu,  karena menyangkut  ketersediaan seat pesawat. “Kalau soal itu, saya kurang tahu. Kalau dapat tiket  pasti langsung bisa pulang karena  sudah sembuh,’’ jelasnya. Mantan Direktur  RSUD Merauke ini juga menjelaskan bahwa selain 12 atlet  dan ofisial  PON XX Papua yang sembuh, 2 pasien Covid lain  yang menjalani isolasi  mandiri juga dinyatakan sembuh, sehingga saat ini  total  yang menjalani isolasi dan perawatan tinggal tujuh orang. Ketujuh orang yang masih dirawat itu yakni, lima orang  dirawat di RSUD Merauke dan dua orang jalani isolasi mandiri di Kampung Enggel Jaya Distrik Elikobel Merauke.  

Meskipun Kabupaten Merauke  hampir berada di zona hijau, namun Nevile mengingatkan masyarakat untuk tidak euforia namun tetap mematuhi protokol kesehatan dengan menggunakan masker. “Saya pikir masker harus tetap dipakai. Jangan sampai masyarakat tidak mau pakai masker lagi,” pintanya. (ade/ulo/nat)

*16 Atlet Masih Dirawat, di Merauke Seluruh Atlet Sudah Sembuh

JAYAPURA-Pemerintah Kota Jayapura nampaknya masih membutuhkan keberadaan KM Tidar sebagai tempat isolasi terapung (Isoter) warga yang terpapar Covid-19.

Setelah sebelumnya disampaikan bahwa  batas waktu pengunaan KM Tidar sebagai tempat isoter hanya sampai tanggal 20 Oktober,  kabar terbaru Pemkot Jayapura telah bersurat meminta untuk diperpanjang selama satu bulan. 

Kondisi  pasien Covid-19 yang dirawat hingga  Rabu (20/10) kemarin menurut Wakil Wali Kota Jayapura, Ir. H. Rustan Saru, MM., sebanyak 16 orang yang merupakan atlet dan ofisial yang terpapar saat Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Tahun 2021. 

“Hingga Rabu (kemarin) semua yang dirawat adalah murni atlet dan ofisial namun  mereka tak hanya dari Kota Jayapura tetapi juga di Kabupaten Jayapura dan hingga kini baru ada penambahan 2 masyarakat  yang terpapar,” kata Rustan Saru saat ditemui di ruang VIP Room Bandara Sentani, kemarin (20/10).

Rustan Saru berharap, setelah ditutupnya penyelenggaraan PON XX, tidak ada klaster baru Covid-19 dan hingga kini pemerintah belum melihat ada tanda-tanda munculnya klaster baru. “Dan kami juga berharap tidak ada,” tambahnya. 

Ia menyatakan bahwa yang terpapar dan dirawat saat ini adalah murni atlet dan ofisial. Meski demikian, Rustan Saru meminta masyarakat untuk tidak menganggap enteng. Sebab pandemi masih ada dan sudah ada 2 warga di luar atlet dan ofisial yang terpapar. 

Rustan juga tak mau setelah para atlet ini pulang malah muncul wabah seperti bulan Agustus lalu. Diakuinya Kota Jayapura hingga kini masih berada pada level 2 dan semua yang terpapar adalah atlet dari luar Papua. Dirinya mengingatkan bahwa namanya pandemi hingga kini masih terjadi dan warga Kota Jayapura harusnya sudah bisa belajar banyak dari naik turunnya pasien Covid. 

Baca Juga :  Penjabat Bupati Nduga Berharap ini Kejadian Terakhir

“Bagaimana situasi  pemerintah menaikkan penanganan ke level IV kemudian turun ke level III dan bagaimana seluruh aktivitas dibatasi hingga pukul 18.00 WIT plus kondisi rumah sakit yang sempat over pasien  sehingga pasien dirawat di teras dan di halaman rumah sakit Saya pikir banyak pelajaran penting yang bisa kita ambil hikmahnya dari perjalanan covid di Jayapura. Kita perlu belajar agar jangan terulang sebab kita semua yang akan sulit jika harus mengulang seperti Agustus lalu,” bebernya. 

Saat ini pemerintah diakuinya berupaya penekan agar covid tidak bertambah  dan masyarakat diminta ikut peduli. Untuk penanganannya bagi pasien yang harus dikarantina meski LPMP telah ditutup bukan berarti masyarakat langsung mengatakan covid sudah aman. 

 “Kita  masih berperang dan kalau yang berjuan hanya satu dua orang maka itu sulit. Semua harus terlibat dengan kesadarannya. Kita sudah ditunjukkan ganasnya covid yang menghantam kota dan itu harus djadikan pembelajaran,” tutupnya. 

Sementara itu, sebanyak 12 atlet dan ofisial PON XX Papua yang menjalani isolasi terpusat di Hotel Akat, Kabupaten Merauke dinyatakan sembuh dari Covid-19.  Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke, dr. Nevile R. Muskita mengatakan bahwa hasil pemeriksaan PCR yang dilakukan terhadap 12 atlet dan ofisial PON XX Papua pada  Senin (18/10),  semuanya negatif atau sembuh. 

Baca Juga :  JAD Bekasi Dibalik Penusukan Wiranto

Untuk itu, lanjut dia, saat ini Hotel Akat yang menjadi  pusat isolasi Covid-19 di Kabupaten Merauke sudah dalam keadaan kosong. “Tidak ada  lagi   pasien Covid yang menjalani isolasi di sana,” ungkap dr. Nevile saat dihubungi Cenderawasih Pos via telepon selulernya, Selasa  (19/10).  

Mengenai pemulangan 12 atlet dan ofisial yang sudah dinyatakan sembuh, dr. Nevile mengaku belum tahu,  karena menyangkut  ketersediaan seat pesawat. “Kalau soal itu, saya kurang tahu. Kalau dapat tiket  pasti langsung bisa pulang karena  sudah sembuh,’’ jelasnya. Mantan Direktur  RSUD Merauke ini juga menjelaskan bahwa selain 12 atlet  dan ofisial  PON XX Papua yang sembuh, 2 pasien Covid lain  yang menjalani isolasi  mandiri juga dinyatakan sembuh, sehingga saat ini  total  yang menjalani isolasi dan perawatan tinggal tujuh orang. Ketujuh orang yang masih dirawat itu yakni, lima orang  dirawat di RSUD Merauke dan dua orang jalani isolasi mandiri di Kampung Enggel Jaya Distrik Elikobel Merauke.  

Meskipun Kabupaten Merauke  hampir berada di zona hijau, namun Nevile mengingatkan masyarakat untuk tidak euforia namun tetap mematuhi protokol kesehatan dengan menggunakan masker. “Saya pikir masker harus tetap dipakai. Jangan sampai masyarakat tidak mau pakai masker lagi,” pintanya. (ade/ulo/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya