Sunday, April 28, 2024
27.7 C
Jayapura

Trauma Kerusuhan 2019, Aktivitas Perekonomian Lumpuh

JAYAPURA-Setelah terjadi huru-hara di Sentani, saat mengantar jenazah Lukas Enembe dari Bandara Sentani ke kawasan Stakin Kamis (28/12) kemarin, membuat seluruh perkantoran, pertokoan, dan sektor perekonomian di Kota Jayapura dan sekitarnya memilih menutup usahanya.

Awal mula terjadinya kerusuhan terjadi saat terjadi aksi lempar dari massa terhadap kawasan pertokoan, Bank BRI Sentani yang menjadi “korban”, dimana kaca-kaca pecah dilempar oleh massa yang mulai beringas, kemudian mobil TNI dilempar.

Apalagi dengan banyaknya share foto dan update status, serta kabar dari Whatsapp Grup (WAG) yang “vulgar” menampilkan kekerasan membuat masyarakat trauma, apalagi peristiwa kerusuhan 2019 lalu.

Seperti pantauan koran ini di Abepura-Waena tampak sunyi.Bahkan sebagian besar pertokoan yang berada di jalur protokol di wilayah tersebut tertutup rapat.

Baca Juga :  Bank Papua Raih Penghargaan TOP DIGITAL Awards 2021

“Kami trauma dengan kejadian tahun 2019, sehIngga lebih memilih tutup daripada paksa buka,” ungkap Ilham salah satu penjaga toko di wilayah Abepura kepada Cendrawasih pos.

Pria berusia 29 tahun itu mengatakan walaupun pengamanan dijaga ketat, namun mereka tetap waspada akan hal yang tidak diinginkan terjadi saat arakan jenazah Lukas Enembe ke Koya tengah. “Kita tidak tau, nanti seperti apa jadi mending tutup biar aman,” ujarnya

JAYAPURA-Setelah terjadi huru-hara di Sentani, saat mengantar jenazah Lukas Enembe dari Bandara Sentani ke kawasan Stakin Kamis (28/12) kemarin, membuat seluruh perkantoran, pertokoan, dan sektor perekonomian di Kota Jayapura dan sekitarnya memilih menutup usahanya.

Awal mula terjadinya kerusuhan terjadi saat terjadi aksi lempar dari massa terhadap kawasan pertokoan, Bank BRI Sentani yang menjadi “korban”, dimana kaca-kaca pecah dilempar oleh massa yang mulai beringas, kemudian mobil TNI dilempar.

Apalagi dengan banyaknya share foto dan update status, serta kabar dari Whatsapp Grup (WAG) yang “vulgar” menampilkan kekerasan membuat masyarakat trauma, apalagi peristiwa kerusuhan 2019 lalu.

Seperti pantauan koran ini di Abepura-Waena tampak sunyi.Bahkan sebagian besar pertokoan yang berada di jalur protokol di wilayah tersebut tertutup rapat.

Baca Juga :  Tiga Pelajar Papua Belum Dievakuasi

“Kami trauma dengan kejadian tahun 2019, sehIngga lebih memilih tutup daripada paksa buka,” ungkap Ilham salah satu penjaga toko di wilayah Abepura kepada Cendrawasih pos.

Pria berusia 29 tahun itu mengatakan walaupun pengamanan dijaga ketat, namun mereka tetap waspada akan hal yang tidak diinginkan terjadi saat arakan jenazah Lukas Enembe ke Koya tengah. “Kita tidak tau, nanti seperti apa jadi mending tutup biar aman,” ujarnya

Berita Terbaru

Artikel Lainnya