Monday, April 29, 2024
26.7 C
Jayapura

BPBD Ingatkan Warga Siaga Potensi Badai

Nelayan Juga Diminta jadikan BMKG sebagai Acuan

JAYAPURA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Papua ingatkan masyarakat yang berada di wilayah Selatan Papua dan Utara Papua harus siaga soal potensi badai.

Kepala BPBD Papua Wiliam Manderi menyampaikan, pihaknya selalu siap siaga memberikan informasi kepada teman teman yang ada di daerah agar melakukan antisipasi berkaitan dengan cuaca ekstrim yang akan terjadi beberapa waktu kedepan.

“Khusus daerah Utara Papua dan Selatan Papua harus mewaspadai potensi badai tersebut, mengingat masyarakat kita di daerah tersebut bermata pencaharian sebagai nelayan,” kata Manderi saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Rabu (28/12)

Sehingga itu, Manderi meminta para nelayan di daerah tersebut selalu memperhatikan informasi dari BMKG berkaitan dengan cuaca ekstrim, juga pasang tinggi gelombang. “Informasi dari BMKG menjadi acuan bagi nelayan bisa melaut atau tidak, ketika informasi ini disampaikan mereka sudah bisa waspada dan hati hati,” ungkap Manderi.

Baca Juga :  1 SST Brimob Kejar Pelaku Penembakan

Sebagaimana siaran pers dari Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Dwikorita Karnawati update perkembangan potensi cuaca ekstrem selama 27 Desember 2022 hingga 2 Januari 2023.

Dalam rilis tersebut, berdasarkan analisis cuaca terkini, kondisi dinamika atmosfer di sekitar Indonesia masih berpotensi signifikan terhadap peningkatan curah hujan di beberapa wilayah dalam sepekan kedepan.

Berdasarkan platform informasi Prakiraan Berbasis Dampak BMKG, beberapa wilayah dengan potensi siaga yang perlu diwaspadai pada periode tanggal 27-28/12 termasuk wilayah Papua dan Papua Barat. Potensi hujan sedang hingga lebat dapat terjadi di bagian wilayah Papua dan Papua Barat.

Adapun potensi gelombang laut di wilayah perairan Indonesia pada periode tanggal 27 Desember 2022 – 03 Januari 2023 yang perlu diwaspadai adalah kategori tinggi gelombang 4.0-6.0 M Kep. Natuna, Laut Sumbawa, Selat Makassar bagian selatan, Laut Flores, Laut Banda, Laut Arafuru.

Baca Juga :  Komnas HAM Minta Polisi Dalami Jejak Digital Pelaku Mutilasi di Mimika

Dalam sepekan kedepan perlu diwaspadai potensi terjadinya Banjir Pesisir (Rob) di wilayah pesisir utara Papua (Jayapura) 24 – 30 Desember 2022 dan pesisir Papua Selatan (Merauke): 23 – 27 Desember 2022.

Sehingga itu, Kepala BMKG merekomendasikan agar pihak-pihak terkait memastikan kapasitas infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air siap untuk mengantisipasi peningkatan curah hujan.

Melakukan penataan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan dan tidak melakukan pemotongan lereng atau penebangan pohon yang tidak terkontrol serta melakukan program penghijauan secara lebih masif.

Masyarakat pengguna transportasi angkutan penyeberangan perlu meningkatkan kewaspadaan sebagai salah satu upaya adaptasi dan mitigasi kondisi tersebut.

Menggencarkan sosialisasi, edukasi, dan literasi secara lebih masif untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian Pemerintah Daerah, masyarakat serta pihak terkait dalam pencegahan/pengurangan risiko bencana hidrometeorologi (banjir, longsor, banjir bandang, angin kencang, puting beliung dan gelombang tinggi). (fia/wen)

Nelayan Juga Diminta jadikan BMKG sebagai Acuan

JAYAPURA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Papua ingatkan masyarakat yang berada di wilayah Selatan Papua dan Utara Papua harus siaga soal potensi badai.

Kepala BPBD Papua Wiliam Manderi menyampaikan, pihaknya selalu siap siaga memberikan informasi kepada teman teman yang ada di daerah agar melakukan antisipasi berkaitan dengan cuaca ekstrim yang akan terjadi beberapa waktu kedepan.

“Khusus daerah Utara Papua dan Selatan Papua harus mewaspadai potensi badai tersebut, mengingat masyarakat kita di daerah tersebut bermata pencaharian sebagai nelayan,” kata Manderi saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Rabu (28/12)

Sehingga itu, Manderi meminta para nelayan di daerah tersebut selalu memperhatikan informasi dari BMKG berkaitan dengan cuaca ekstrim, juga pasang tinggi gelombang. “Informasi dari BMKG menjadi acuan bagi nelayan bisa melaut atau tidak, ketika informasi ini disampaikan mereka sudah bisa waspada dan hati hati,” ungkap Manderi.

Baca Juga :  Pemprov Menunggu Dana Otsus yang Belum Dicairkan

Sebagaimana siaran pers dari Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Dwikorita Karnawati update perkembangan potensi cuaca ekstrem selama 27 Desember 2022 hingga 2 Januari 2023.

Dalam rilis tersebut, berdasarkan analisis cuaca terkini, kondisi dinamika atmosfer di sekitar Indonesia masih berpotensi signifikan terhadap peningkatan curah hujan di beberapa wilayah dalam sepekan kedepan.

Berdasarkan platform informasi Prakiraan Berbasis Dampak BMKG, beberapa wilayah dengan potensi siaga yang perlu diwaspadai pada periode tanggal 27-28/12 termasuk wilayah Papua dan Papua Barat. Potensi hujan sedang hingga lebat dapat terjadi di bagian wilayah Papua dan Papua Barat.

Adapun potensi gelombang laut di wilayah perairan Indonesia pada periode tanggal 27 Desember 2022 – 03 Januari 2023 yang perlu diwaspadai adalah kategori tinggi gelombang 4.0-6.0 M Kep. Natuna, Laut Sumbawa, Selat Makassar bagian selatan, Laut Flores, Laut Banda, Laut Arafuru.

Baca Juga :  Kembali Berulah, Eks Narapidana Dihadiahi Timah Panas

Dalam sepekan kedepan perlu diwaspadai potensi terjadinya Banjir Pesisir (Rob) di wilayah pesisir utara Papua (Jayapura) 24 – 30 Desember 2022 dan pesisir Papua Selatan (Merauke): 23 – 27 Desember 2022.

Sehingga itu, Kepala BMKG merekomendasikan agar pihak-pihak terkait memastikan kapasitas infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air siap untuk mengantisipasi peningkatan curah hujan.

Melakukan penataan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan dan tidak melakukan pemotongan lereng atau penebangan pohon yang tidak terkontrol serta melakukan program penghijauan secara lebih masif.

Masyarakat pengguna transportasi angkutan penyeberangan perlu meningkatkan kewaspadaan sebagai salah satu upaya adaptasi dan mitigasi kondisi tersebut.

Menggencarkan sosialisasi, edukasi, dan literasi secara lebih masif untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian Pemerintah Daerah, masyarakat serta pihak terkait dalam pencegahan/pengurangan risiko bencana hidrometeorologi (banjir, longsor, banjir bandang, angin kencang, puting beliung dan gelombang tinggi). (fia/wen)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya