Sunday, April 28, 2024
29.7 C
Jayapura

Pemerintah Komitmen Pulihan Hutan Mangrove Rusak

*Gali Potensi Mangrove untuk Keuntungan Masyarakat

JAKARTA – Pemerintah mencatat kerusakan hutan mangrove mencapai 600.000 hektar. Padahal adanya mangrove diperlukan bagi ekosistem. Pemerintah berupaya untuk melakukan pemulihan dan rehabilitasi hingga 2024. 

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengatakan bahwa permasalahan dan ancaman terhadap ekosistem mangrove antara lain alih fungsi kawasan menjadi lahan pertanian, perkebunan, pemukiman, perikanan, dan infrastruktur lain. 

Selain itu juga illegal logging, pencemaran limbah, dan abrasi pantai akibat gelombang laut juga merusak keberadaan mangrove di Indonesia. “Ditargetkan untuk dilakukan upaya pemulihan dan rehabilitasi sampai dengan tahun 2024 melalui komitmen para pihak baik pemerintah maupun non-pemerintah,” ucap Siti.

Menurutnya, pemerintah terus mendorong upaya-upaya rehabilitasi ekosistem mangrove. Tentu ini dengan melibatkan semua pihak. “Rehabilitasi bertujuan memulihkan kawasan hutan mangrove yang mengalami kerusakan, meningkatkan tutupan hutan mangrove serta meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat,” ujar Siti.

Baca Juga :  Tiga Kepala Kampung Ikut Diamankan Saat Penggrebekan Markas KKB 

Kemarin (28/9) Presiden Joko Widodo melakukan penanaman pohon mangrove bersama masyarakat di Pantai Wisata Raja Kecik, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau. Menurut Jokowi rehabilitasi mangrove ini akan terus dilakukan tidak hanya di Kabupaten Bengkalis, tetapi di seluruh Tanah Air. Dia menegaskan rehabilitasi mangrove diperlukan karena hutan mangrove dapat menyimpan karbon 4-5 kali lipat lebih banyak daripada hutan tropis daratan.  “Akan berkontribusi besar pada penyerapan emisi karbon,” ungkapnya.  

Langkah ini menurut Jokowi merupakan wujud Indonesia dalam komitmen Paris Agreement. Mulai 2021 ini rehabilitasi mangrove di seliruh tanah air digalakan. Tahun ini ditargetkan rehabilitasi mangrove mencapai 34 ribu hektar.    “Kita harapkan nanti kawasan ini akan bisa kita perbaiki, kita rehabilitasi dalam rangka mengendalikan abrasi, mendukung ekowisata, dan juga tentu saja kita harapkan juga mendukung ekonomi masyarakat di sekitar kawasan ini,” ucapnya. 

Baca Juga :  Mathius Awoitauw: Daerah Punya Tanggung Jawab Terkait  Penolakan RDP

Jokowi menyebutkan bahwa Indonesia memiliki hutan mangrove terluas di dunia, yaitu sebesar 3,36 juta hektare. Dia  menekankan pentingnya memelihara, merawat, dan merehabilitasi hutan mangrove yang ada di Indonesia. “Kurang lebih 20 persen dari total hutan mangrove yang ada di dunia. Artinya, kita memiliki sebuah kekuatan dalam potensi hutan mangrove,” ungkapnya. (lyn/JPG)

*Gali Potensi Mangrove untuk Keuntungan Masyarakat

JAKARTA – Pemerintah mencatat kerusakan hutan mangrove mencapai 600.000 hektar. Padahal adanya mangrove diperlukan bagi ekosistem. Pemerintah berupaya untuk melakukan pemulihan dan rehabilitasi hingga 2024. 

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengatakan bahwa permasalahan dan ancaman terhadap ekosistem mangrove antara lain alih fungsi kawasan menjadi lahan pertanian, perkebunan, pemukiman, perikanan, dan infrastruktur lain. 

Selain itu juga illegal logging, pencemaran limbah, dan abrasi pantai akibat gelombang laut juga merusak keberadaan mangrove di Indonesia. “Ditargetkan untuk dilakukan upaya pemulihan dan rehabilitasi sampai dengan tahun 2024 melalui komitmen para pihak baik pemerintah maupun non-pemerintah,” ucap Siti.

Menurutnya, pemerintah terus mendorong upaya-upaya rehabilitasi ekosistem mangrove. Tentu ini dengan melibatkan semua pihak. “Rehabilitasi bertujuan memulihkan kawasan hutan mangrove yang mengalami kerusakan, meningkatkan tutupan hutan mangrove serta meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat,” ujar Siti.

Baca Juga :  Kedepankan Nurani, Jangan Asal Tembak Mati!

Kemarin (28/9) Presiden Joko Widodo melakukan penanaman pohon mangrove bersama masyarakat di Pantai Wisata Raja Kecik, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau. Menurut Jokowi rehabilitasi mangrove ini akan terus dilakukan tidak hanya di Kabupaten Bengkalis, tetapi di seluruh Tanah Air. Dia menegaskan rehabilitasi mangrove diperlukan karena hutan mangrove dapat menyimpan karbon 4-5 kali lipat lebih banyak daripada hutan tropis daratan.  “Akan berkontribusi besar pada penyerapan emisi karbon,” ungkapnya.  

Langkah ini menurut Jokowi merupakan wujud Indonesia dalam komitmen Paris Agreement. Mulai 2021 ini rehabilitasi mangrove di seliruh tanah air digalakan. Tahun ini ditargetkan rehabilitasi mangrove mencapai 34 ribu hektar.    “Kita harapkan nanti kawasan ini akan bisa kita perbaiki, kita rehabilitasi dalam rangka mengendalikan abrasi, mendukung ekowisata, dan juga tentu saja kita harapkan juga mendukung ekonomi masyarakat di sekitar kawasan ini,” ucapnya. 

Baca Juga :  Gerbong Pati Polda Papua Bergeser

Jokowi menyebutkan bahwa Indonesia memiliki hutan mangrove terluas di dunia, yaitu sebesar 3,36 juta hektare. Dia  menekankan pentingnya memelihara, merawat, dan merehabilitasi hutan mangrove yang ada di Indonesia. “Kurang lebih 20 persen dari total hutan mangrove yang ada di dunia. Artinya, kita memiliki sebuah kekuatan dalam potensi hutan mangrove,” ungkapnya. (lyn/JPG)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya