JAYAPURA – Dalam sidang pembacaan Replik oleh Penuntut Umum KPK, di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (25/9). Kuasa Hukum Mantan Gubernur Papua Lukas Enembe, Petrus Bala Pattyona malah mendapatkan fakta menarik dalam sidang.
Petrus mengatakan, Penuntut Umum KPK malah mengakui kalau saksi-saksi yang dihadirkan di muka persidangan tidak tahu kalau Lukas Enembe menerima suap terkait proyek di Pemerintah Provinsi Papua.
“Fakta menarik tersebut dapat diketahui dari Replik Penuntut Umum pada halaman 7, alinea 4, yang berbunyi :Tapi sungguh sangat disayangkan, penasihat hukum hanya menggunakan taktik pembelaan yang sudah sangat uzur (kuno), dengan cukup bertanya kepada saksi, “Apakah saksi mengetahui Pak Lukas menerima suap?” ucap Petrus.
Kata Petrus, saksi Rifky Agereno, Dommu Y, Benyamin Tiku, M Chusnul C, Maizunandhib, Darwis, Basuki Rahmat dan Mikael Kambuaya sekalipun tidak akan mengetahuinya. Namun dari keterangan saksi-saksi, surat, petunjuk dan barang bukti, Penuntut Umum menemukan jejak uang pemberian Piton Enumbi selaku pihak yang mendapatkan proyek di Provinsi Papua.
Bahkan sebagian uang yang diterima terdakwa tersebut, dipakainya untuk berjudi.
Sekalipun tidak akan mengetahuinya, namun menjadi bukti jika Penuntut Umum KPK sudah mengakui kalau para saksi yang dihadirkan di pengadilan tidak mengetahui proses pemberian suap atau kejadian/peristiwa pemberian suap ke Lukas Enembe, dari pihak tertentu terkait dengan proyek di Pemprov Papua.
“Jadi dia (Penuntut Umum KPK) sudah mengakui kalau tidak ada saksi yang mengetahui penerimaan suap ke Bapak Lukas Enembe,” kata Petrus.
Menurut Petrus, Jaksa menggunakan teori follow the money untuk membuktikan suap atau gratifikasi. Padahal, teori pembuktian follow the money hanya dalam kasus pencucian uang, sementara Bapak Lukas tidak didakwa dalam pasal-pasal pencucian uang. (fia/antara/wen)