Thursday, April 25, 2024
32.7 C
Jayapura

Dua Orang Tua Korban Minta Anaknya Dipulangkan

JAYAPURA – Perkembangan terakhir kasus penganiayaan tiga anak di bawah umur yaitu Lauren, Bastian dan Rahmad Paisei  yang dilakukan oknum TNI dari Kopasus yang ngepos di Pos Satgas Damai Cartenz, Arso II, Keerom hingga Senin (31/10) masih dalam proses penyidikan. Pihak kopasus sendiri terus memantau perkembangan hukumnya dan membangun koordinasi dengan pihak keluarga.

Dari pertemuan terakhir pada Senin (31/10) yang dilakukan  ke kediaman Benyamin yang merupakan ayah dari korban bernama Lauren dan Vitalius Bate, ayah dari korban bernama Bastian, terlihat pihak keluarga tak lagi terlalu ngotot seperti kejadian hari pertama.

Bahkan pertemuan yang juga dihadiri  Ondoafi Kampung Woor, Peter Tafo ini diakui bahwa tindakan yang dilakukan oknum kopasus ini meski diprotes banyak orang namun dianggap lebih seperti bentuk pembinaan.

Namun dari pertemuan tersebut, kedua orang tua, Benyamin dan Vitalius Bate  meminta agar kedua anaknya segera  dipulangkan. “Tadi (kemarin) kami lakukan pertemuan dan Benyamin yang merupakan ayah dari Laurens menangis, ia meminta agar anaknya bisa segera dipulangkan. Mereka sudah bisa memaklumi situasnya jadi itu permintaanya,” ujar Sertu Solikin, Baintel di Pos Satgas Damai Cartenz yang ikut mengawal kasus ini, Senin (31/10).

Baca Juga :  Bupati Keerom Penuhi Janji Politiknya Saat Kampanye

Ia menyampaikan bahwa anggotanya juga ikut mengawal keduanya di rumah sakit dan sempat kaget karena Laurens dan Bastian ternyata melepas inpus dan meminta dipulangkan. “Anggota kami panik karena inpusnya dilepas sendiri kemudian mereka keluar dan duduk di halaman. Mereka sampaikan bahwa mereka lapar dan ingin pulang,” katanya. Sementara Ondoafi Kampung Woor, Peter Tafo tak menampik jika kelakuan ketiga anak di bawah umur yang menjadi korban penganiayaan ini cukup meresahkan.

Kata Peter, ketiganya baik Lauren, Bastian dan Rahmad dikenal nakal. Telah  dicap merah oleh warga karena kerap melakukan pencurian. “Mereka (tiga korban) ini sudah sering bikin pusing, mereka keliling hingga ke Koya dan Pelabuhan Jayapura untuk mencari apa yang bisa dibawa pulang,” katanya. Ia sendiri menunjukkan dua barang yang pernah dieksekusi oleh para korban yakni mesin chain saw dan mesin sanyo.

Baca Juga :  Bupati Gusbager : KNPI Harus Cetak Kader Pemimpin Bangsa

“Selaku tokoh saya kaget juga dengan informasi ini dan setahu saya ketiga anak ini biasa main dan diberi  makan di pos namun kok malah mengambil barang?. Saya sediri sempat menangkap keduanya dengan barang bukti mesin chain saw dan saya pikir  kejadian ini bisa menjadi evaluasi kita semua terutama pihak keluarga untuk mendidik anaknya agar tak terjadi hal serupa,” tutupnya. (ade/wen)

JAYAPURA – Perkembangan terakhir kasus penganiayaan tiga anak di bawah umur yaitu Lauren, Bastian dan Rahmad Paisei  yang dilakukan oknum TNI dari Kopasus yang ngepos di Pos Satgas Damai Cartenz, Arso II, Keerom hingga Senin (31/10) masih dalam proses penyidikan. Pihak kopasus sendiri terus memantau perkembangan hukumnya dan membangun koordinasi dengan pihak keluarga.

Dari pertemuan terakhir pada Senin (31/10) yang dilakukan  ke kediaman Benyamin yang merupakan ayah dari korban bernama Lauren dan Vitalius Bate, ayah dari korban bernama Bastian, terlihat pihak keluarga tak lagi terlalu ngotot seperti kejadian hari pertama.

Bahkan pertemuan yang juga dihadiri  Ondoafi Kampung Woor, Peter Tafo ini diakui bahwa tindakan yang dilakukan oknum kopasus ini meski diprotes banyak orang namun dianggap lebih seperti bentuk pembinaan.

Namun dari pertemuan tersebut, kedua orang tua, Benyamin dan Vitalius Bate  meminta agar kedua anaknya segera  dipulangkan. “Tadi (kemarin) kami lakukan pertemuan dan Benyamin yang merupakan ayah dari Laurens menangis, ia meminta agar anaknya bisa segera dipulangkan. Mereka sudah bisa memaklumi situasnya jadi itu permintaanya,” ujar Sertu Solikin, Baintel di Pos Satgas Damai Cartenz yang ikut mengawal kasus ini, Senin (31/10).

Baca Juga :  500 Gram Ganja Siap Edar Berhasil Diamankan Satgas Pamwiltasrat RI-PNG

Ia menyampaikan bahwa anggotanya juga ikut mengawal keduanya di rumah sakit dan sempat kaget karena Laurens dan Bastian ternyata melepas inpus dan meminta dipulangkan. “Anggota kami panik karena inpusnya dilepas sendiri kemudian mereka keluar dan duduk di halaman. Mereka sampaikan bahwa mereka lapar dan ingin pulang,” katanya. Sementara Ondoafi Kampung Woor, Peter Tafo tak menampik jika kelakuan ketiga anak di bawah umur yang menjadi korban penganiayaan ini cukup meresahkan.

Kata Peter, ketiganya baik Lauren, Bastian dan Rahmad dikenal nakal. Telah  dicap merah oleh warga karena kerap melakukan pencurian. “Mereka (tiga korban) ini sudah sering bikin pusing, mereka keliling hingga ke Koya dan Pelabuhan Jayapura untuk mencari apa yang bisa dibawa pulang,” katanya. Ia sendiri menunjukkan dua barang yang pernah dieksekusi oleh para korban yakni mesin chain saw dan mesin sanyo.

Baca Juga :  Bupati Keerom Penuhi Janji Politiknya Saat Kampanye

“Selaku tokoh saya kaget juga dengan informasi ini dan setahu saya ketiga anak ini biasa main dan diberi  makan di pos namun kok malah mengambil barang?. Saya sediri sempat menangkap keduanya dengan barang bukti mesin chain saw dan saya pikir  kejadian ini bisa menjadi evaluasi kita semua terutama pihak keluarga untuk mendidik anaknya agar tak terjadi hal serupa,” tutupnya. (ade/wen)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya