Saturday, September 27, 2025
23.2 C
Jayapura

Korban Penembakan di Asmat Murni Warga Sipil

Istri Korban Melihat Langsung sang Suami Dihabisi

ASMAT – Klaim pihak Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) jika korban penembakan di Kampung Ulakin, Distrik Kolf Brazar, Kabupaten Asmat bernama Indra Guruwardana (24) adalah aparat keamanan dibantah pihak Kepolisian Resor Asmat. Dihubungi media ini, Kapolres Asmat melalui Kabag Ops AKP Okto A. Samosir menegaskan, korban pembantaian KKB tersebut murni warga sipil.

‘’Dia warga sipil. Bukan, aparat negara,’’ tandasnya. Namun diakui Kabag Ops Okto Samosir bahwa korban pernah mengikuti test tentara. Namun tidak lolos. Setelah tidak lolos tersebut, korban cukup lama tidak pulang ke orang tuanya di Kampung Ulakin tersebut. Namun lama tinggal di Senggo, Kabupaten Mappi.

Baca Juga :  Disiplin Warga, Kebersihan Kali Biru Kloofkamp Tetap Terjaga

Kemudian, sang ibu akan melahirkan sehingga ayah korban memanggil untuk sementara datang ke Ulakin menjaga rumah dan kios orang tuanya tersebut. Karena proses melahirkan dilakukan di ibukota Distrik Kolf Brazar yang jaraknya cukup jauh, diperkirakan 2 jam perjalanan dengan menggunakan ketinting.

‘’Nah, ketika pulang itu, korban kemungkinan membawa senapan angin yang mungkin mirip dengan senjata. Kemungkinan ada masyarakat yang melihat dan beranggapan kalau korban ini lulus tentara dan membawa senjata. Padahal korban tidak lulus tentara,’’ katanya. Saat pulang korban juga membawa istri dan anaknya yang masih kecil.

Istri Korban Melihat Langsung sang Suami Dihabisi

ASMAT – Klaim pihak Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) jika korban penembakan di Kampung Ulakin, Distrik Kolf Brazar, Kabupaten Asmat bernama Indra Guruwardana (24) adalah aparat keamanan dibantah pihak Kepolisian Resor Asmat. Dihubungi media ini, Kapolres Asmat melalui Kabag Ops AKP Okto A. Samosir menegaskan, korban pembantaian KKB tersebut murni warga sipil.

‘’Dia warga sipil. Bukan, aparat negara,’’ tandasnya. Namun diakui Kabag Ops Okto Samosir bahwa korban pernah mengikuti test tentara. Namun tidak lolos. Setelah tidak lolos tersebut, korban cukup lama tidak pulang ke orang tuanya di Kampung Ulakin tersebut. Namun lama tinggal di Senggo, Kabupaten Mappi.

Baca Juga :  Gasak Emas dan Perhiasan, Seorang Pelajar Terancam Lima tahun

Kemudian, sang ibu akan melahirkan sehingga ayah korban memanggil untuk sementara datang ke Ulakin menjaga rumah dan kios orang tuanya tersebut. Karena proses melahirkan dilakukan di ibukota Distrik Kolf Brazar yang jaraknya cukup jauh, diperkirakan 2 jam perjalanan dengan menggunakan ketinting.

‘’Nah, ketika pulang itu, korban kemungkinan membawa senapan angin yang mungkin mirip dengan senjata. Kemungkinan ada masyarakat yang melihat dan beranggapan kalau korban ini lulus tentara dan membawa senjata. Padahal korban tidak lulus tentara,’’ katanya. Saat pulang korban juga membawa istri dan anaknya yang masih kecil.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya

/