Saturday, April 27, 2024
33.7 C
Jayapura

Kontak Tembak Masih Terjadi di Dekai

Demi Keamanan, Warung dan Toko Tutup Lebih Cepat

JAYAPURA  Gangguan keamanan di Kabupaten Yahukimo pasca terbakarnya kantor KPU Kabupaten Yahukimo dan yang terakhir terbakarnya tiga gedung milik pemerintah ternyata masih berlanjut.

Bahkan Kamis (24/8) malam gangguan ini masih terjadi dimana terdengar kontak tembak di Distrik Dekai yang notabene ibukota Kabupaten Yahukimo Provinsi Papua Pegunungan. Polisi juga belum berhasil mengungkap siapa aktor di balik gangguan Kamtibmas tersebut.

“Ya, tadi malam memang ada kontak tembak di kota cuma lokasinya di Km 5 jadi bukan tepat di tengah kota melainkan di pinggir, cuma masih masuk Distrik Dekai,” kata Wakil Bupati Yahukimo, Esau Miram melalui ponselnya, Jumat (25/8).

Baca Juga :  Akhirnya, TPS 37 dan 39 Ditrik Heram Telah Laksanakan PSL

Esau sendiri sempat mendatangi langsung lokasi kebakaran dan mengaku prihatin karena menduga ada aktor yang sengaja melakukan pembakaran.

Setelah terjadi kebakaran dan kontak tembak diakui cukup mempengaruhi situasi keamanan daerah dimana warga ikut membatasi diri untuk beraktifitas.

“Jika selama ini warung dan toko bisa buka hingga pukul 22.00 WIT namun setelah kejadian kemarin para pedagang memilih untuk menutup lebih cepat. Kami juga tidak bisa menyalahkan atau memaksa untuk buka lebih lama sebab ini menyangkut keamanan diri juga,” tambah Esau.

Namun dikatakan untuk aktifitas perkantoran maupun sekolah masih berjalan seperti biasa.

“Semua pegawai, kami minta tetap melakukan aktifitas seperti biasa termasuk jadwal sekolah. Hanya pedagang saja yang tutup lebih cepat, yang lain masih normal,”  sambungnya.

Baca Juga :  Terkendala Cuaca, Nakes di Kiwirok Belum Dievakuasi

Pria yang juga mantan wartawan Cenderawasih Pos itu meminta agar proses penyelidikan yang dilakukan bisa segera diungkap siapa pelaku yang  melakukan pembakaran maupun penembakan agar  masyarakat tidak resah.

“Kami berharap segera ada pengungkapan dan itu harus agar situasi bisa kembali pulih. Lalu kepada tokoh adat, tokoh pemuda dan tokoh gereja kita perlu sama-sama mengambil tanggungjawab untuk menciptakan situasi yang kondusif. Bisa disampaikan saat gereja atau  pertemuan dengan jemaat,” tutup Esau Miram. (ade/wen)

Demi Keamanan, Warung dan Toko Tutup Lebih Cepat

JAYAPURA  Gangguan keamanan di Kabupaten Yahukimo pasca terbakarnya kantor KPU Kabupaten Yahukimo dan yang terakhir terbakarnya tiga gedung milik pemerintah ternyata masih berlanjut.

Bahkan Kamis (24/8) malam gangguan ini masih terjadi dimana terdengar kontak tembak di Distrik Dekai yang notabene ibukota Kabupaten Yahukimo Provinsi Papua Pegunungan. Polisi juga belum berhasil mengungkap siapa aktor di balik gangguan Kamtibmas tersebut.

“Ya, tadi malam memang ada kontak tembak di kota cuma lokasinya di Km 5 jadi bukan tepat di tengah kota melainkan di pinggir, cuma masih masuk Distrik Dekai,” kata Wakil Bupati Yahukimo, Esau Miram melalui ponselnya, Jumat (25/8).

Baca Juga :  Forkorus : Tak Ada Alasan Lagi, Indonesia Harus Membuka Diri

Esau sendiri sempat mendatangi langsung lokasi kebakaran dan mengaku prihatin karena menduga ada aktor yang sengaja melakukan pembakaran.

Setelah terjadi kebakaran dan kontak tembak diakui cukup mempengaruhi situasi keamanan daerah dimana warga ikut membatasi diri untuk beraktifitas.

“Jika selama ini warung dan toko bisa buka hingga pukul 22.00 WIT namun setelah kejadian kemarin para pedagang memilih untuk menutup lebih cepat. Kami juga tidak bisa menyalahkan atau memaksa untuk buka lebih lama sebab ini menyangkut keamanan diri juga,” tambah Esau.

Namun dikatakan untuk aktifitas perkantoran maupun sekolah masih berjalan seperti biasa.

“Semua pegawai, kami minta tetap melakukan aktifitas seperti biasa termasuk jadwal sekolah. Hanya pedagang saja yang tutup lebih cepat, yang lain masih normal,”  sambungnya.

Baca Juga :  Jamin Tak Intervensi Komisioner Baru

Pria yang juga mantan wartawan Cenderawasih Pos itu meminta agar proses penyelidikan yang dilakukan bisa segera diungkap siapa pelaku yang  melakukan pembakaran maupun penembakan agar  masyarakat tidak resah.

“Kami berharap segera ada pengungkapan dan itu harus agar situasi bisa kembali pulih. Lalu kepada tokoh adat, tokoh pemuda dan tokoh gereja kita perlu sama-sama mengambil tanggungjawab untuk menciptakan situasi yang kondusif. Bisa disampaikan saat gereja atau  pertemuan dengan jemaat,” tutup Esau Miram. (ade/wen)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya