Saturday, April 27, 2024
30.7 C
Jayapura

Pegiat Lingkungan Kecewa Satwa Dilindungi Dijual Pada Pembukaan KMAN

JAYAPURA – Upaya para pegiat lingkungan untuk mensterilkan event Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) dari  ekploitasi burung Cenderawasih pupus. Ini setelah moment kebangkitan bagi masyarakat adat ini terlihat banyak asesoris dari burung Cenderawasih yang justru diperjualbelikan.

Ada yang menjual di lapak stand tenda, namun ada juga yang berkeliling sambil menjajakan burung cenderawasih dalam keadaan beku. “Kami prihatin saja sebab ada sejumlah upaya yang kami lakukan agar pagelaran ini benar- benar memberi edukasi bagi kontingen daerah lain bahwa Cenderawasih adalah satwa yang dilindungi dan memiliki filosofi tapi ternyata masih ada yang menjual terang – terangan,” kata Ronny Stanley dari Rumah Bakau Jayapura.

Baca Juga :  Ada Upaya Merongrong Wibawa MRP

Ia menjelaskan ada upaya advokasi atau pesan moril yang sengaja dimasivekan dengan memberi pesan bahwa KMAN harus benar- benar beradat dan bermartabat. Termasuk bagaimana menjaga kearifan lokal. Cenderawasih merupakan satwa dilindungi undang – undang namun masih ada yang memanfaatkan moment tersebut untuk mencari keuntungan. “Untuk satu mahkota Cenderawasih dijual Rp 1,5 juta tapi ada juga yang di lapak – lapak dijual Rp 3 juta. Kami prihatin dengan kondisi ini,” beber Ronny.

Senada disampaikan oleh Terry Anderson yang ikut dalam kampanye penyelamatan Cenderawasih namun belum berhasil. “Kami juga sudah ingatkan panitia untuk memastikan tidak ada satwa dilindungi yang diperjual belikan tapi mungkin kejadian ini tidak diketahui oleh panitia melainkan oknum warga,” jelas Terry.

Baca Juga :  Masyarakat  Kemtuk Tolak  Investasi Sawit di  Lembah Grime

Ia berharap di hari berikut, panitia bisa lebih aktif mengawasi penjualan bagian tubuh satwa dilindungi ini. “Itu harapan kami, ada kebanggaan bagi kami ketika mahkota hanya digunakan oleh sosok yang memang layak disebut tokoh dalam adatnya, tapi bukan justru dibuat murahan karena dijual seperti itu,” imbuhnya. (ade/wen)

JAYAPURA – Upaya para pegiat lingkungan untuk mensterilkan event Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) dari  ekploitasi burung Cenderawasih pupus. Ini setelah moment kebangkitan bagi masyarakat adat ini terlihat banyak asesoris dari burung Cenderawasih yang justru diperjualbelikan.

Ada yang menjual di lapak stand tenda, namun ada juga yang berkeliling sambil menjajakan burung cenderawasih dalam keadaan beku. “Kami prihatin saja sebab ada sejumlah upaya yang kami lakukan agar pagelaran ini benar- benar memberi edukasi bagi kontingen daerah lain bahwa Cenderawasih adalah satwa yang dilindungi dan memiliki filosofi tapi ternyata masih ada yang menjual terang – terangan,” kata Ronny Stanley dari Rumah Bakau Jayapura.

Baca Juga :  Minggu Depan Rekonstruksi, Reskrim Surati Kedubes Afganistan

Ia menjelaskan ada upaya advokasi atau pesan moril yang sengaja dimasivekan dengan memberi pesan bahwa KMAN harus benar- benar beradat dan bermartabat. Termasuk bagaimana menjaga kearifan lokal. Cenderawasih merupakan satwa dilindungi undang – undang namun masih ada yang memanfaatkan moment tersebut untuk mencari keuntungan. “Untuk satu mahkota Cenderawasih dijual Rp 1,5 juta tapi ada juga yang di lapak – lapak dijual Rp 3 juta. Kami prihatin dengan kondisi ini,” beber Ronny.

Senada disampaikan oleh Terry Anderson yang ikut dalam kampanye penyelamatan Cenderawasih namun belum berhasil. “Kami juga sudah ingatkan panitia untuk memastikan tidak ada satwa dilindungi yang diperjual belikan tapi mungkin kejadian ini tidak diketahui oleh panitia melainkan oknum warga,” jelas Terry.

Baca Juga :  Gubernur Bagikan 17 Ekor Hewan Kurban

Ia berharap di hari berikut, panitia bisa lebih aktif mengawasi penjualan bagian tubuh satwa dilindungi ini. “Itu harapan kami, ada kebanggaan bagi kami ketika mahkota hanya digunakan oleh sosok yang memang layak disebut tokoh dalam adatnya, tapi bukan justru dibuat murahan karena dijual seperti itu,” imbuhnya. (ade/wen)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya