Friday, March 29, 2024
26.7 C
Jayapura

Bank Papua Raih Lima Penghargaan Bergengsi di TOP BUMD Awards 2022

JAYAPURA-PT. Bank Pembangunan Daerah Papua atau Bank Papua terus menunjukkan kinerja terbaiknya baik dari sisi layanan, inovasi maupun pengembangan SDM.

Sangat wajar jika Bank Papua terus mendapatkan prestasi yang luar biasa dari skala nasional yang mampu berkompetisi dengan perbankan lain di luar Papua.

Saat ini, Bank Papua baru saja meraih lima penghargaan bergengsi di TOP BUMD Awards 2022. TOP BUMD Awards 2022 atau penghargaan BUMD yang terbesar dan paling membanggakan di Indonesia di Hotel Raffles Jakarta, Rabu (20/4) lalu.

Acara itu merupakan hasil kolaborasi antara Majalah Top Business dengan sejumlah lembaga seperti I-Otda (Institut Otonomi Daerah), LKN (Lembaga Kajian Nawacita), SGL Management, Sinergi Daya Prima, Dwika Consulting, Melani K. Harriman and Associate, Solusi Kinerja Bisnis (SKB), Yayasan Pakem, Dosen Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjajaran, serta beberapa lembaga lainnya.

Pada acara puncak TOP BUMD Awards 2022 ini, PT Bank Pembanganun Daerah Papua atau Bank Papua mendulang lima penghargaan prestisius. Yakni, penghargaan TOP BUMD Awards 2022#BPD-Bintang 4, TOP CEO BUMD 2022 yang diraih F. Zendrato selaku Direktur Utama Bank Papua, dua penghargaan TOP Pembina BUMD 2022 masing-masing kepada Lukas Enembe selaku Gubernur Papua dan kepada Dominggus Mandacan selaku Gubernur Papua Barat, serta TOP BUMD Awards 2022 Bidang Khusus Pembiayaan Pembangunan Infrastruktur.

Keandalan Bank Papua sangat terlihat dari aspek kontribusinya ke pembangunan daerah dan bahkan nasional. Tercatat, untuk setoran dividen atau PAD dalam lima tahun terakhir terus meningkat.

Direktur Utama Bank Papua F. Zendrato, menyebutkan, pada tahun 2021 lalu, PAD yang disetor sebanyak Rp 193,894 miliar atau meningkat tajam dari sebelumnya Rp 62,299 miliar pada tahun 2017 lalu.

Selain itu, Bank Papua juga banyak mengucurkan pembiayaan untuk proyek infrastruktur yang masuk dalam kategori Proyek Strategis Nasional (PSN). Seperti pembiayaan LRT Jabodebek di Jakarta dengan total pembiayaan Rp 500 miliar. Lalu, Tol Cimanggis Cibitung (Rp250 miliar), pembiayaan Tol Waskita Bumi Wira di Surabaya (Rp100 miliar), pembiayaan Jalan Tol Balikpapan-Samarinda di Kalimantan Timur (Rp350 miliar), dan pembiayaan infrastruktur pembangunan 14 bandar udara di bawah kelolaan PT Angkasa Pura I (Persero) senilai Rp 500 miliar.

Selanjutnya, Bank Papua juga tak lupa mengucurkan pembiayaan untuk pembangunan infrastruktur di tanah Papua, seperti pembangunan Jalan Nabire-Waropen (SP3 Demisa-Botawa) dengan total pembiayaan Rp 5,1 miliar, pembangunan Jalan Mulia-Yamo, Kabupaten Puncak Jaya (Rp10 miliar), peningkatan jalan dalam kota Ilaga untuk ruas Tugu-Bandara Aminggaru E Lajur (Rp7,5 miliar).

“Juga ada pembiayaan ke PT. PLN (Persero) sebagai belanja modal (capex) untuk pembangunan atau pun pemeliharaan jaringan listrik di seluruh Indonesia, termasuk ke Papua, dengan total Pembiayaan Rp450 miliar,” kata F.Zendrato melalui siaran perss kepada Cenderawasih Pos, Minggu (24/4) kemarin.

Diakuinya, tak hanya kredit-kredit ke korporasi besar, Bank Papua juga aktif memberikan kredit kepada orang asli Papua (OAP) yang terus menjadi perhatian dari manajemen dengan mempermudah persyaratan kreditnya. Seperti SK Direksi Nomor: 59/DIRBPD/IX/2021 Tanggal 06 September 2021 tentang Kredit Papeda (Program Percepatan Akses Keuangan Daerah) melalui penguatan kapasitas usaha (pelatihan, dukungan sarana prasarana) rasio pembiayaan UMKM paling rendah 20%, bantuan pemasaran produk, dan keringanan persyaratan agunan.

“Khusus untuk kredit Papeda ini dapat dikatakan cukup spesial dikarenakan kredit tersebut merupakan kredit tanpa bunga (0%) dan tanpa agunan tambahan dengan fokus penyaluran adalah kepada pelaku UMK yang belum bankable. Dan salah satu bentuk keberpihakan terhadapat OAP yaitu pembagian penyaluran Papeda ini sebanyak 80% OAP dan 20% non OAP,” imbuhnya. Zendrato.

Baca Juga :  12 Hotel Minta PT. Imari Bayar Tunggakan Rp 2 M

Zendrato menyebutkan, kondisi tersebut bisa terjadi karena ditopang oleh kinerja keuangan yang positif. Sepanjang tahun 2021 lalu, Bank Papua berhasil membukukan aset sebanyak Rp 26,122 triliun, dengan laju kredit sebesar Rp 17,598 triliun, dan Dana Pihak Ketiga (DPK) senilai Rp 20,983 triliun.

“Dengan raihan laba setelah pajak adalah Rp 352,534 miliar. Semuanya alami peningkatan dibanding tahun 2020 lalu,” ujarnya.

Lebih jauh ditegaskan Zendrato, Bank Papua juga telah banyak mengusung terobosan dan inovasi dalam pemanfaatan TI ini. Seperti, layanan WhatsApp Business Corporate Bank Papua dengan nama Papua Customer Care atau “PACE”, aplikasi Papua Digital Service merupakan fitur layanan yang memberikan kemudahan kepada nasabah Bank Papua untuk dapat mengambil nomor antrean kapan dan di mana saja melalui telepon seluler, aplikasi Laku Pandai, layanan QRIS Bank Papua, digitalisasi Bank Papua dalam mendukung Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (ETPD) dan mengakomodir transaksi nasabah berbasis industry 4.0.

“Tahun 2021 lalu telah dilakukan Pemindahan Data Recovery Center (DRC) ke lokasi yang memiliki standar level keamanan dan tier yang lebih tinggi, dan untuk menjamin kontinuitas bisnis maka setiap tahun dilakukan uji live DRC dengan skenario uji yang ditetapkan secara independent oleh Unit Manajemen Risiko,” papar Zendrato.

Sementara itu, Ketua Penyelenggara TOP BUMD Awards 2022, M. Lutfi Handayani, mengatakan bahwa ajang tersebut merupakan kelanjutan dari tahun-tahun sebelumnya.

Lebih lanjut, Lutfi menjelaskan, tema yang diangkat tahun ini adalah “Membangun Kinerja Bisnis dan Layanan BUMD yang Berkelanjutan”.

“Kita berharap, agar manajemen BUMD tidak hanya mengejar kinerja bisnis tahunan atau dalam jangka pendek saja, tapi juga melakukan investasi agar bisnis BUMD dapat tumbuh berkelanjutan dalam jangka panjang,” kata Lutfi.

Untuk kriteria penilaian,  Prof. Dr. Djohermansyah Djohan, M.A., Ketua Dewan Juri TOP BUMD Awards 2022, dalam kesempatan tersebut menjelaskan kriteria penilaian yang digunakan Dewan Juri dalam TOP BUMD Awards 2022.

Pertama, aspek pencapaian kinerja bisnisnya, baik dan berkelanjutan (achievement). Kemudian aspek yang kedua adalah, BUMD yang terus melakukan perbaikan (improvement).

 Sedangkan yang ketiga, adalah aspek kontribusi dalam pembangunan daerah. Dan aspek yang keempat, adalah strategi/inovasi untuk mendukung bisnis dimasa Pandemi/Kenormalan Baru.

Temuan Menarik

Selain itu, Ketua Dewan Juri TOP BUMD  yang akrab dipanggil Prof Djo tersebut, juga menerangkan beberapa temuan penting selama proses penilaian berlangsung.

Temuan pertama: secara umum, hampir semua BUMD, relatif mampu menghadapi dampak Pandemi Covid-19 dengan baik, namun ada beberapa catatan. Di antaranya adalah kinerja dan layanan BUMD, terutama peserta TOP BUMD Awards 2022, terus mengalami peningkatan. BUMD sektor air minum, kinerja dan layanannya tetap terjaga dengan baik, dan relatif paling tahan terhadap Pandemi Covid-19. Implementasi dan penggunaan teknologi digital di Perusahaan Daerah Air Minum, untuk mendukung operasional dan meningkatkan layanan pelanggan, juga terlihat makin intensif.

“BUMD sektor keuangan, terutama BPD dan BPR, terkena dampak yang sangat besar. Namun, berkat inovasi dan prinsip kehati-hatian dalam menjalankan bisnisnya, maka BPD dan BPR-BPR, masih mampu menjaga kinerja dan layanannya dengan baik,” bebernya.

Baca Juga :  Anggota Puron Wenda Kembali ke Pangkuan NKRI

Sedangkan BUMD dan Dinas sektor pariwisata, menurut Prof. Djo, merupakan sektor yang paling besar terkena dampak Pandemi Covid-19. Namun, dengan kesigapan dan inovasinya, mampu meredam tantangan yang ada. BUMD atau Dinas Pengelola Pasar juga makin intens dalam membangun pasar modern. BUMD sektor infrastruktur dan aneka usaha, mampu bertahan dan menjaga kinerjanya di masa pandemi ini.

“Khusus Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), yang  dalam hal ini banyak diikuti oleh Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD), juga terus melakukan banyak inovasi berbasis teknologi digital dalam memberikan layanan kepada masyarakat di daerah,” tandasmua

Temuan-temuan menarik lainnya menurutnya  adalah sudah semakin banyak BPR dan BPRS yang concern serta lebih intens dan terukur, untuk melakukan pemberantasan rentenir/pelepas uang di wilayah operasional.

Selain itu, hampir semua perusaaan daerah air minum, sangat concern dalam hal penggunaan teknologi informasi digital, termasuk pengembangan berbagai aplikasi berbasis website, Android, dan IoS.

“BPD-BPD makin intens dan inovatif serta lebih fokus mengalokasikan pembiayaannya, untuk membangun masyarakat daerahnya dan pembiayaan pemerintah daerahnya. Namun, belum semua Pemerintah Daerah, mengandalkan dukungan pembiayaan pembangunan dari BPD-nya,” ucapnya

Ditambahkan, beberapa BUMD aneka usaha, juga terus melakukan berbagai inovasi dan terobosan bisnis, dengan didukung oleh penggunaan SDM dan TI yang baik.

Sementara itu, untuk sesi nilai tambah, M. Lutfi Handayani mengatakan, bahwa sesi nilai tambah dalam wawancara antara Dewan Juri Top BUMD Awards 2022 dengan perusahaan peserta,  adalah sesi di mana dewan juri memberikan saran dan masukan perbaikan kepada peserta, saat di akhir sesi wawancara penjurian. Sesi nilai tambah ini, dipopulerkan dan dibudayakan dalam award-award yang diselenggarakan oleh Majalah Top Business.

Jadi, TOP BUMD Awards atau kegiatan penghargaan lain yang diselenggarakan oleh Majalah Top Business atau MSI Group, tidak hanya sekadar kegiatan penilaian dan penghargaan saja, namun didalamnya banyak aspek pembelajarannya.

 “Dari kegiatan ini, kita mengharapkan munculnya BUMD-BUMD yang selalu melakukan perbaikan pengelolaan usaha bisnisnya, untuk meningkatkan daya saing, layanan, dan kinerja perusahaan secara berkelanjutan, untuk mendukng percepatan pemulihan ekonomi nasional atau pun pembangunan di daerah,” kata Lutfi.

“Bila semakin banyak BUMD yang kinerjanya naik, maka percepatan dan pemerataan pembangunan nasional, bisa lebih cepat tercapai,” sambung Lutfi.

Lebih lanjut, Lutfi mengatakan bahwa TOP BUMD Awards punya kelebihan. Yaitu sekaligus merupakan arena pembelajaran untuk perusahaan peserta. “Hal ini terlihat dari adanya sesi nilai tambah dari para juri ahli, di setiap wawancara penjurian. Di situ, ada pemberian masukan untuk perbaikan. Perusahaan peserta bisa dikatakan mendapatkan konsultasi tanpa biaya, dari juri ahli. Ini adalah ciri tersendiri dari TOP BUMD Awards,” kata dia.

Jadi, kegiatan TOP BUMD Awards, bukan hanya sekadar kegiatan pemberian penghargaan. Namun di dalamnya, mengedepankan aspek pembelajaran bersama, terutama untuk BUMD peserta.

Sekira seminggu sebelum acara puncak tersebut, sebuah webinar pra-event acara puncak TOP BUMD Awards 2022, telah digelar. Pada acara itu, sejumlah petinggi perusahaan BUMD menjadi pembicara, dan memaparkan sejumlah strategi bisnis BUMD yang dipimpinnya sehingga berkinerja baik. “Webinar tersebut juga menjadi acara sharing knowledge untuk peserta TOP BUMD Awards 2022,” tutup Lutfi.(dil/nat)

JAYAPURA-PT. Bank Pembangunan Daerah Papua atau Bank Papua terus menunjukkan kinerja terbaiknya baik dari sisi layanan, inovasi maupun pengembangan SDM.

Sangat wajar jika Bank Papua terus mendapatkan prestasi yang luar biasa dari skala nasional yang mampu berkompetisi dengan perbankan lain di luar Papua.

Saat ini, Bank Papua baru saja meraih lima penghargaan bergengsi di TOP BUMD Awards 2022. TOP BUMD Awards 2022 atau penghargaan BUMD yang terbesar dan paling membanggakan di Indonesia di Hotel Raffles Jakarta, Rabu (20/4) lalu.

Acara itu merupakan hasil kolaborasi antara Majalah Top Business dengan sejumlah lembaga seperti I-Otda (Institut Otonomi Daerah), LKN (Lembaga Kajian Nawacita), SGL Management, Sinergi Daya Prima, Dwika Consulting, Melani K. Harriman and Associate, Solusi Kinerja Bisnis (SKB), Yayasan Pakem, Dosen Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjajaran, serta beberapa lembaga lainnya.

Pada acara puncak TOP BUMD Awards 2022 ini, PT Bank Pembanganun Daerah Papua atau Bank Papua mendulang lima penghargaan prestisius. Yakni, penghargaan TOP BUMD Awards 2022#BPD-Bintang 4, TOP CEO BUMD 2022 yang diraih F. Zendrato selaku Direktur Utama Bank Papua, dua penghargaan TOP Pembina BUMD 2022 masing-masing kepada Lukas Enembe selaku Gubernur Papua dan kepada Dominggus Mandacan selaku Gubernur Papua Barat, serta TOP BUMD Awards 2022 Bidang Khusus Pembiayaan Pembangunan Infrastruktur.

Keandalan Bank Papua sangat terlihat dari aspek kontribusinya ke pembangunan daerah dan bahkan nasional. Tercatat, untuk setoran dividen atau PAD dalam lima tahun terakhir terus meningkat.

Direktur Utama Bank Papua F. Zendrato, menyebutkan, pada tahun 2021 lalu, PAD yang disetor sebanyak Rp 193,894 miliar atau meningkat tajam dari sebelumnya Rp 62,299 miliar pada tahun 2017 lalu.

Selain itu, Bank Papua juga banyak mengucurkan pembiayaan untuk proyek infrastruktur yang masuk dalam kategori Proyek Strategis Nasional (PSN). Seperti pembiayaan LRT Jabodebek di Jakarta dengan total pembiayaan Rp 500 miliar. Lalu, Tol Cimanggis Cibitung (Rp250 miliar), pembiayaan Tol Waskita Bumi Wira di Surabaya (Rp100 miliar), pembiayaan Jalan Tol Balikpapan-Samarinda di Kalimantan Timur (Rp350 miliar), dan pembiayaan infrastruktur pembangunan 14 bandar udara di bawah kelolaan PT Angkasa Pura I (Persero) senilai Rp 500 miliar.

Selanjutnya, Bank Papua juga tak lupa mengucurkan pembiayaan untuk pembangunan infrastruktur di tanah Papua, seperti pembangunan Jalan Nabire-Waropen (SP3 Demisa-Botawa) dengan total pembiayaan Rp 5,1 miliar, pembangunan Jalan Mulia-Yamo, Kabupaten Puncak Jaya (Rp10 miliar), peningkatan jalan dalam kota Ilaga untuk ruas Tugu-Bandara Aminggaru E Lajur (Rp7,5 miliar).

“Juga ada pembiayaan ke PT. PLN (Persero) sebagai belanja modal (capex) untuk pembangunan atau pun pemeliharaan jaringan listrik di seluruh Indonesia, termasuk ke Papua, dengan total Pembiayaan Rp450 miliar,” kata F.Zendrato melalui siaran perss kepada Cenderawasih Pos, Minggu (24/4) kemarin.

Diakuinya, tak hanya kredit-kredit ke korporasi besar, Bank Papua juga aktif memberikan kredit kepada orang asli Papua (OAP) yang terus menjadi perhatian dari manajemen dengan mempermudah persyaratan kreditnya. Seperti SK Direksi Nomor: 59/DIRBPD/IX/2021 Tanggal 06 September 2021 tentang Kredit Papeda (Program Percepatan Akses Keuangan Daerah) melalui penguatan kapasitas usaha (pelatihan, dukungan sarana prasarana) rasio pembiayaan UMKM paling rendah 20%, bantuan pemasaran produk, dan keringanan persyaratan agunan.

“Khusus untuk kredit Papeda ini dapat dikatakan cukup spesial dikarenakan kredit tersebut merupakan kredit tanpa bunga (0%) dan tanpa agunan tambahan dengan fokus penyaluran adalah kepada pelaku UMK yang belum bankable. Dan salah satu bentuk keberpihakan terhadapat OAP yaitu pembagian penyaluran Papeda ini sebanyak 80% OAP dan 20% non OAP,” imbuhnya. Zendrato.

Baca Juga :  Masyarakat Wajib Tahu Berbagai Informasi Publik!

Zendrato menyebutkan, kondisi tersebut bisa terjadi karena ditopang oleh kinerja keuangan yang positif. Sepanjang tahun 2021 lalu, Bank Papua berhasil membukukan aset sebanyak Rp 26,122 triliun, dengan laju kredit sebesar Rp 17,598 triliun, dan Dana Pihak Ketiga (DPK) senilai Rp 20,983 triliun.

“Dengan raihan laba setelah pajak adalah Rp 352,534 miliar. Semuanya alami peningkatan dibanding tahun 2020 lalu,” ujarnya.

Lebih jauh ditegaskan Zendrato, Bank Papua juga telah banyak mengusung terobosan dan inovasi dalam pemanfaatan TI ini. Seperti, layanan WhatsApp Business Corporate Bank Papua dengan nama Papua Customer Care atau “PACE”, aplikasi Papua Digital Service merupakan fitur layanan yang memberikan kemudahan kepada nasabah Bank Papua untuk dapat mengambil nomor antrean kapan dan di mana saja melalui telepon seluler, aplikasi Laku Pandai, layanan QRIS Bank Papua, digitalisasi Bank Papua dalam mendukung Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (ETPD) dan mengakomodir transaksi nasabah berbasis industry 4.0.

“Tahun 2021 lalu telah dilakukan Pemindahan Data Recovery Center (DRC) ke lokasi yang memiliki standar level keamanan dan tier yang lebih tinggi, dan untuk menjamin kontinuitas bisnis maka setiap tahun dilakukan uji live DRC dengan skenario uji yang ditetapkan secara independent oleh Unit Manajemen Risiko,” papar Zendrato.

Sementara itu, Ketua Penyelenggara TOP BUMD Awards 2022, M. Lutfi Handayani, mengatakan bahwa ajang tersebut merupakan kelanjutan dari tahun-tahun sebelumnya.

Lebih lanjut, Lutfi menjelaskan, tema yang diangkat tahun ini adalah “Membangun Kinerja Bisnis dan Layanan BUMD yang Berkelanjutan”.

“Kita berharap, agar manajemen BUMD tidak hanya mengejar kinerja bisnis tahunan atau dalam jangka pendek saja, tapi juga melakukan investasi agar bisnis BUMD dapat tumbuh berkelanjutan dalam jangka panjang,” kata Lutfi.

Untuk kriteria penilaian,  Prof. Dr. Djohermansyah Djohan, M.A., Ketua Dewan Juri TOP BUMD Awards 2022, dalam kesempatan tersebut menjelaskan kriteria penilaian yang digunakan Dewan Juri dalam TOP BUMD Awards 2022.

Pertama, aspek pencapaian kinerja bisnisnya, baik dan berkelanjutan (achievement). Kemudian aspek yang kedua adalah, BUMD yang terus melakukan perbaikan (improvement).

 Sedangkan yang ketiga, adalah aspek kontribusi dalam pembangunan daerah. Dan aspek yang keempat, adalah strategi/inovasi untuk mendukung bisnis dimasa Pandemi/Kenormalan Baru.

Temuan Menarik

Selain itu, Ketua Dewan Juri TOP BUMD  yang akrab dipanggil Prof Djo tersebut, juga menerangkan beberapa temuan penting selama proses penilaian berlangsung.

Temuan pertama: secara umum, hampir semua BUMD, relatif mampu menghadapi dampak Pandemi Covid-19 dengan baik, namun ada beberapa catatan. Di antaranya adalah kinerja dan layanan BUMD, terutama peserta TOP BUMD Awards 2022, terus mengalami peningkatan. BUMD sektor air minum, kinerja dan layanannya tetap terjaga dengan baik, dan relatif paling tahan terhadap Pandemi Covid-19. Implementasi dan penggunaan teknologi digital di Perusahaan Daerah Air Minum, untuk mendukung operasional dan meningkatkan layanan pelanggan, juga terlihat makin intensif.

“BUMD sektor keuangan, terutama BPD dan BPR, terkena dampak yang sangat besar. Namun, berkat inovasi dan prinsip kehati-hatian dalam menjalankan bisnisnya, maka BPD dan BPR-BPR, masih mampu menjaga kinerja dan layanannya dengan baik,” bebernya.

Baca Juga :  Polisi Kejar Pria Berkaos Putih Pemukul Panitia Jalan Sehat Gerindra

Sedangkan BUMD dan Dinas sektor pariwisata, menurut Prof. Djo, merupakan sektor yang paling besar terkena dampak Pandemi Covid-19. Namun, dengan kesigapan dan inovasinya, mampu meredam tantangan yang ada. BUMD atau Dinas Pengelola Pasar juga makin intens dalam membangun pasar modern. BUMD sektor infrastruktur dan aneka usaha, mampu bertahan dan menjaga kinerjanya di masa pandemi ini.

“Khusus Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), yang  dalam hal ini banyak diikuti oleh Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD), juga terus melakukan banyak inovasi berbasis teknologi digital dalam memberikan layanan kepada masyarakat di daerah,” tandasmua

Temuan-temuan menarik lainnya menurutnya  adalah sudah semakin banyak BPR dan BPRS yang concern serta lebih intens dan terukur, untuk melakukan pemberantasan rentenir/pelepas uang di wilayah operasional.

Selain itu, hampir semua perusaaan daerah air minum, sangat concern dalam hal penggunaan teknologi informasi digital, termasuk pengembangan berbagai aplikasi berbasis website, Android, dan IoS.

“BPD-BPD makin intens dan inovatif serta lebih fokus mengalokasikan pembiayaannya, untuk membangun masyarakat daerahnya dan pembiayaan pemerintah daerahnya. Namun, belum semua Pemerintah Daerah, mengandalkan dukungan pembiayaan pembangunan dari BPD-nya,” ucapnya

Ditambahkan, beberapa BUMD aneka usaha, juga terus melakukan berbagai inovasi dan terobosan bisnis, dengan didukung oleh penggunaan SDM dan TI yang baik.

Sementara itu, untuk sesi nilai tambah, M. Lutfi Handayani mengatakan, bahwa sesi nilai tambah dalam wawancara antara Dewan Juri Top BUMD Awards 2022 dengan perusahaan peserta,  adalah sesi di mana dewan juri memberikan saran dan masukan perbaikan kepada peserta, saat di akhir sesi wawancara penjurian. Sesi nilai tambah ini, dipopulerkan dan dibudayakan dalam award-award yang diselenggarakan oleh Majalah Top Business.

Jadi, TOP BUMD Awards atau kegiatan penghargaan lain yang diselenggarakan oleh Majalah Top Business atau MSI Group, tidak hanya sekadar kegiatan penilaian dan penghargaan saja, namun didalamnya banyak aspek pembelajarannya.

 “Dari kegiatan ini, kita mengharapkan munculnya BUMD-BUMD yang selalu melakukan perbaikan pengelolaan usaha bisnisnya, untuk meningkatkan daya saing, layanan, dan kinerja perusahaan secara berkelanjutan, untuk mendukng percepatan pemulihan ekonomi nasional atau pun pembangunan di daerah,” kata Lutfi.

“Bila semakin banyak BUMD yang kinerjanya naik, maka percepatan dan pemerataan pembangunan nasional, bisa lebih cepat tercapai,” sambung Lutfi.

Lebih lanjut, Lutfi mengatakan bahwa TOP BUMD Awards punya kelebihan. Yaitu sekaligus merupakan arena pembelajaran untuk perusahaan peserta. “Hal ini terlihat dari adanya sesi nilai tambah dari para juri ahli, di setiap wawancara penjurian. Di situ, ada pemberian masukan untuk perbaikan. Perusahaan peserta bisa dikatakan mendapatkan konsultasi tanpa biaya, dari juri ahli. Ini adalah ciri tersendiri dari TOP BUMD Awards,” kata dia.

Jadi, kegiatan TOP BUMD Awards, bukan hanya sekadar kegiatan pemberian penghargaan. Namun di dalamnya, mengedepankan aspek pembelajaran bersama, terutama untuk BUMD peserta.

Sekira seminggu sebelum acara puncak tersebut, sebuah webinar pra-event acara puncak TOP BUMD Awards 2022, telah digelar. Pada acara itu, sejumlah petinggi perusahaan BUMD menjadi pembicara, dan memaparkan sejumlah strategi bisnis BUMD yang dipimpinnya sehingga berkinerja baik. “Webinar tersebut juga menjadi acara sharing knowledge untuk peserta TOP BUMD Awards 2022,” tutup Lutfi.(dil/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya