Saturday, April 27, 2024
24.7 C
Jayapura

Mulai Lusa, Bandara Wamena Tutup 14 Hari

Tampak aktivitas penumpang di Bandara Wamena. Mulai Kamis (26/3) Bandara Wamena ditutup.  ( FOTO: Denny/ Cepos) 

WAMENA – Pemerintah Kabupaten Jayawijaya telah memutuskan, terhitung mulai Kamis (26/3) untuk penerbangan penumpang dari Jayapura-Wamena dan sebaliknya akan ditutup selama 14 hari ke depan. 

Ini  diputuskan setelah Bupati Jayawijaya bersama Forkopimda Kabupaten Jayawijaya melakukan rapat untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 khususnya di Kabupaten Jayawijaya dan wilayah pegunungan tengah Papua pada umumnya.

Bupati Jayawijaya, Jhon Richard Banua mengakui jika hasil pertemuan disepakati jika adanya masukan dari tim medis perlu ada tindakan pemutusan mata rantai penularan Covid-19 masuk ke wilayah pegunungan.

“Kita lakukan ini selama 14 hari ke depan mulai terhitung Kamis (26/3) khusus untuk pesawat penumpang dari Jayapura ke Wamena. Begitu juga bagi pesawat berbadan kecil atau perintis tak beroperasi lagi selama 14 hari,” ungkapnya Senin (23/3) kemarin.

Sementara itu, untuk penerbangan kargo/barang menurut Jhon Banua, akan tetap terbang melayani kebutuhan masyarakat. Karena selama ini kebutuhan masyarakat untuk bahan pokok melalui jalur udara. Untuk itu, jika penerbangan kargo tak masuk maka bakal berdampak besar bagi masyarakat di Lapago.

“Keputusan ini bukan tindakan lockdown, tetapi hanya untuk antisipasi penyebaran dari penerbangan pesawat penumpang yang ditutup sementara,” jelasnya.

 Bupati Jhon Banua mengaku telah dikoordinasikan kepada pihak Bandara Wamena. Begitu juga bagi pesawat Hercules milik TNI AU selama penutupan ini tidak diperbolehkan mengangkut penumpang dari luar Wamena, kecuali dari Wamena bisa keluar. 

“Untuk penerbangan Hercules tak diperkenankan mengangkut penumpang dari daerah lain ke Wamena, mungkin hanya dari Wamena bisa dilakukan,” tuturnya. 

Selain itu dalam pengawasan barang yang dikirim melalui pesawat kargo menurutnya juga akan disiapkan sistem penyemprotan disinfektan bagi setiap barang yang tiba di Bandara Kargo Wamena. Ini diakuinya merupakan pengawasan untuk barang.

“Selama tiga hari ke depan sebelum ditutup aktivitas penerbangan penumpang, di Bandara Wamena tetap akan dilakukan pemeriksaan dan juga penyemprotan disinfektan satu dua ke depan,” ujarnya.

Baca Juga :  Tewas Mengenaskan, Wanita 39 Tahun Diduga Diperkosa

Bupati Jhon Banua menambahkan, pemerintah daerah terus mengimbau agar masyarakat  dapat memilih berdiam diri di rumah masing-masing. Jika memang itu tidak terlalu penting untuk keluar rumah, begitu juga dengan aktivitas keramaian lainya.

Sementara itu, sejumlah warga yang tergabung dalam Forum Anti Covid -19 Wilayah Lapago mendesak Pemda Jayawijaya untuk menutup Bandara Wamena sebagai akses masuk ke Pegunungan Tengah Papua. Hal ini sebagai bentuk kepedulian pencegahan virus Corona masuk ke wilayah ini.

Ketua Forum Anti Covid-19, Isak A Wetipo mengakui jika virus Corona atau Covid-19 merupakan virus yang sangat berbahaya dan penyebarannya sangat cepat. Bahkan diketahui bersama hampir sebagian belahan dunia telah diserang oleh virus ini. Untuk itu, 8 kabupaten di Lapago meminta agar adanya penutupan Bandara Wamena dan jalan alternatif darat. 

“Kami ini membawa aspirasi masarakat 8 kabupaten meminta agar Bandara Wamena ditutup dan  perketat sterilisasi bandara entah Kargo maupun penumpang.,”ungkapnya di depan Forkopimda Jayawijaya Senin (23/2).

Menurutnya, masyarakat juga meminta agar pemerintah wilayah Lapago dapat menyediakan penyediaan bahan makanan dan obat-obatan untuk jangka waktu yang panjang, dalam waktu evakuasi 90 hari yang telah ditetapkan oleh BNPB.

“Pemerintah wilayah Lapago dapat menyediakan penyediaan masker dan antiseptic yang akhir-akhir ini susah untuk didapatkan oleh masyarakat. Oleh karena itu semua bupati di Lapago harus bersatu untuk menyikapi masalah ini,”jelasnya. 

Ia juga ingin agar hal ini dapat didukung oleh seluruh Iapisan masyarakat, stakeholder terkait, dan iuga pimpinan Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB), pemerintah wilayah Lapagoo dapat menyediakan persiapan maksimal kesehatan, khususnya mulai dari APD perawat, ruang lsolasi bagi pasien positif Covid-19. 

Baca Juga :  Dianggap Ganggu Ketertiban, Massa FMRPAM Dibubarkan Paksa

“Meminta agar seluruh pihak dapat melaksanakan sosialisasi secara sukarela dan lebih maksimal.   Apabila hal-hal di atas tidak diakomodir pemerintah dengan baik. maka pemerintah harus bertanggung jawab atas hal ini dan siap menanggung konsekuensinya. Mayat korban Covid -19 akan kami arak ke pemerintah,”tegasnya

Di tempat yang sama Bupati Jayawijaya Jhon Richard Banua mengakui jika, apa yang diminta ini sudah dilakukan untuk melakukan pencegahan Corona. Mulai dari pemeriksaan penumpang yang datang di bandara, sampai penyiapan ruang Isolasi di RSUD Wamena.

“Tahapan sudah dilakukan. Kami sudah siapakan pemeriksaan di sana. Kami juga menyiapkan pakaian APD untuk para perawat. Saat ini pemda yang telah konfirmasi mau membantu kami yakni dari Lanny Jaya, Mamteng dan Jayawijaya. Kami tak bisa jalan sendiri karena RSUD Wamena ini juga melayani di daerah Lapago,”beber Bupati  Jhon Banua. 

Ia menyatakan untuk penutupan bandara Wamena, mungkin untuk kargo belum bisa dilakukan. Karena semua logistik bahan pokok dan lainnya semua melalui udara, dan tak hanya berdampak untuk Jayawijaya tetapi akan berdampak pada seluruh wilayah Lapago.

“Kami juga akan tindak lanjuti rapat dengan Gubernur Papua untuk penanganan bandara. Kalau kargo ditutup maka logistik itu akan terhambat. Saya juga tegaskan tak ada lockdown karena itu dari presiden. Kita harus rapatkan bersama forkopimda,” tegasnya.

Bupati menyatakan saat ini yang menjadi masalah adalah masalah kejujuran. Dimana orang datang dari luar Papua ke Wamena namun saat diperiksa mengaku dari Jayapura meskipun hanya transit artinya tak ada kejujuran. 

“Kami akan bawa aspirasi kepada Gubernur Papua. Kami berharap Asosiasi Bupati bisa membantu kita. Karena RSUD Wamena untuk wilayah Lapago saat ini tak punya alat untuk pendeteksi Corona dari darah,” tambahnya. (jo/nat)

Tampak aktivitas penumpang di Bandara Wamena. Mulai Kamis (26/3) Bandara Wamena ditutup.  ( FOTO: Denny/ Cepos) 

WAMENA – Pemerintah Kabupaten Jayawijaya telah memutuskan, terhitung mulai Kamis (26/3) untuk penerbangan penumpang dari Jayapura-Wamena dan sebaliknya akan ditutup selama 14 hari ke depan. 

Ini  diputuskan setelah Bupati Jayawijaya bersama Forkopimda Kabupaten Jayawijaya melakukan rapat untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 khususnya di Kabupaten Jayawijaya dan wilayah pegunungan tengah Papua pada umumnya.

Bupati Jayawijaya, Jhon Richard Banua mengakui jika hasil pertemuan disepakati jika adanya masukan dari tim medis perlu ada tindakan pemutusan mata rantai penularan Covid-19 masuk ke wilayah pegunungan.

“Kita lakukan ini selama 14 hari ke depan mulai terhitung Kamis (26/3) khusus untuk pesawat penumpang dari Jayapura ke Wamena. Begitu juga bagi pesawat berbadan kecil atau perintis tak beroperasi lagi selama 14 hari,” ungkapnya Senin (23/3) kemarin.

Sementara itu, untuk penerbangan kargo/barang menurut Jhon Banua, akan tetap terbang melayani kebutuhan masyarakat. Karena selama ini kebutuhan masyarakat untuk bahan pokok melalui jalur udara. Untuk itu, jika penerbangan kargo tak masuk maka bakal berdampak besar bagi masyarakat di Lapago.

“Keputusan ini bukan tindakan lockdown, tetapi hanya untuk antisipasi penyebaran dari penerbangan pesawat penumpang yang ditutup sementara,” jelasnya.

 Bupati Jhon Banua mengaku telah dikoordinasikan kepada pihak Bandara Wamena. Begitu juga bagi pesawat Hercules milik TNI AU selama penutupan ini tidak diperbolehkan mengangkut penumpang dari luar Wamena, kecuali dari Wamena bisa keluar. 

“Untuk penerbangan Hercules tak diperkenankan mengangkut penumpang dari daerah lain ke Wamena, mungkin hanya dari Wamena bisa dilakukan,” tuturnya. 

Selain itu dalam pengawasan barang yang dikirim melalui pesawat kargo menurutnya juga akan disiapkan sistem penyemprotan disinfektan bagi setiap barang yang tiba di Bandara Kargo Wamena. Ini diakuinya merupakan pengawasan untuk barang.

“Selama tiga hari ke depan sebelum ditutup aktivitas penerbangan penumpang, di Bandara Wamena tetap akan dilakukan pemeriksaan dan juga penyemprotan disinfektan satu dua ke depan,” ujarnya.

Baca Juga :  Johny Banua: Jangan Malu Mengaku Positif Covid

Bupati Jhon Banua menambahkan, pemerintah daerah terus mengimbau agar masyarakat  dapat memilih berdiam diri di rumah masing-masing. Jika memang itu tidak terlalu penting untuk keluar rumah, begitu juga dengan aktivitas keramaian lainya.

Sementara itu, sejumlah warga yang tergabung dalam Forum Anti Covid -19 Wilayah Lapago mendesak Pemda Jayawijaya untuk menutup Bandara Wamena sebagai akses masuk ke Pegunungan Tengah Papua. Hal ini sebagai bentuk kepedulian pencegahan virus Corona masuk ke wilayah ini.

Ketua Forum Anti Covid-19, Isak A Wetipo mengakui jika virus Corona atau Covid-19 merupakan virus yang sangat berbahaya dan penyebarannya sangat cepat. Bahkan diketahui bersama hampir sebagian belahan dunia telah diserang oleh virus ini. Untuk itu, 8 kabupaten di Lapago meminta agar adanya penutupan Bandara Wamena dan jalan alternatif darat. 

“Kami ini membawa aspirasi masarakat 8 kabupaten meminta agar Bandara Wamena ditutup dan  perketat sterilisasi bandara entah Kargo maupun penumpang.,”ungkapnya di depan Forkopimda Jayawijaya Senin (23/2).

Menurutnya, masyarakat juga meminta agar pemerintah wilayah Lapago dapat menyediakan penyediaan bahan makanan dan obat-obatan untuk jangka waktu yang panjang, dalam waktu evakuasi 90 hari yang telah ditetapkan oleh BNPB.

“Pemerintah wilayah Lapago dapat menyediakan penyediaan masker dan antiseptic yang akhir-akhir ini susah untuk didapatkan oleh masyarakat. Oleh karena itu semua bupati di Lapago harus bersatu untuk menyikapi masalah ini,”jelasnya. 

Ia juga ingin agar hal ini dapat didukung oleh seluruh Iapisan masyarakat, stakeholder terkait, dan iuga pimpinan Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB), pemerintah wilayah Lapagoo dapat menyediakan persiapan maksimal kesehatan, khususnya mulai dari APD perawat, ruang lsolasi bagi pasien positif Covid-19. 

Baca Juga :  Danrem 172/PWY Tuding Egianus Tak Segan Membunuh dan Memperkosa Warga Sipil

“Meminta agar seluruh pihak dapat melaksanakan sosialisasi secara sukarela dan lebih maksimal.   Apabila hal-hal di atas tidak diakomodir pemerintah dengan baik. maka pemerintah harus bertanggung jawab atas hal ini dan siap menanggung konsekuensinya. Mayat korban Covid -19 akan kami arak ke pemerintah,”tegasnya

Di tempat yang sama Bupati Jayawijaya Jhon Richard Banua mengakui jika, apa yang diminta ini sudah dilakukan untuk melakukan pencegahan Corona. Mulai dari pemeriksaan penumpang yang datang di bandara, sampai penyiapan ruang Isolasi di RSUD Wamena.

“Tahapan sudah dilakukan. Kami sudah siapakan pemeriksaan di sana. Kami juga menyiapkan pakaian APD untuk para perawat. Saat ini pemda yang telah konfirmasi mau membantu kami yakni dari Lanny Jaya, Mamteng dan Jayawijaya. Kami tak bisa jalan sendiri karena RSUD Wamena ini juga melayani di daerah Lapago,”beber Bupati  Jhon Banua. 

Ia menyatakan untuk penutupan bandara Wamena, mungkin untuk kargo belum bisa dilakukan. Karena semua logistik bahan pokok dan lainnya semua melalui udara, dan tak hanya berdampak untuk Jayawijaya tetapi akan berdampak pada seluruh wilayah Lapago.

“Kami juga akan tindak lanjuti rapat dengan Gubernur Papua untuk penanganan bandara. Kalau kargo ditutup maka logistik itu akan terhambat. Saya juga tegaskan tak ada lockdown karena itu dari presiden. Kita harus rapatkan bersama forkopimda,” tegasnya.

Bupati menyatakan saat ini yang menjadi masalah adalah masalah kejujuran. Dimana orang datang dari luar Papua ke Wamena namun saat diperiksa mengaku dari Jayapura meskipun hanya transit artinya tak ada kejujuran. 

“Kami akan bawa aspirasi kepada Gubernur Papua. Kami berharap Asosiasi Bupati bisa membantu kita. Karena RSUD Wamena untuk wilayah Lapago saat ini tak punya alat untuk pendeteksi Corona dari darah,” tambahnya. (jo/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya