Friday, March 29, 2024
29.7 C
Jayapura

Bayi Tujuh Bulan Negatif Covid-19

dr. Silwanus Sumule

JAYAPURA-Dari tiga  orang Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang dinyatakan negatif Covid 19 di Kota Jayapura, salah satu di antaranya merupakan bayi berusia 7 bulan yang dirawat di RS Dian Harapan. 

Hasil negatif ini sudah berdasarkan hasil pemeriksaan sampel di Laboratorium Kementerian Kesehatan (Labmenkes).

Juru Bicara Satgas Covid 19 Provinsi Papua, dr. Silwanus Sumule mengatakan, pihaknya sangat bersyukur dengan hasil negatif dari bayi tersebut. 

“Hasilnya sudah kami terima dan negatif. Bayi tersebut terkena Pneumonia, namum saat ini kondisinya sudah mulai pulih,” kata dr. Silwanus Sumule, Senin (23/3) kemarin.

Seperti diketahui, Pneumonia atau paru-paru basah merupakan infeksi yang mengakibatkan
peradangan pada kantong-kantong udara pada paru-paru.

“Pada penderita Pneumonia, sekumpulan kantong-kantong udara kecil di ujung saluran pernapasan dalam paru-paru (alveoli) akan meradang dan dipenuhi cairan, yang mengakibatkan penderita mengalami sesak nafas, batuk berdahak, demam, atau menggigil. Gejala ini sama dengan Covid-19,” tambahnya.

Kata Silwanus, pihaknya mengembalikan kepada pihak rumah sakit untuk melihat lebih jauh soal klinis dari bayi tersebut. Kalau sudah membaik bisa dipulangkan.
“Intinya adalah, pasien ini terkena Pnemonia. Tugas rumah sakit ialah memastikan penyebabnya Covid-19 atau tidak. Kalau penyebabnya Covid-19 maka akan dirawat terus dan dilakukan isolasi selama 14 hari atau diperpanjang sesuai dengan klinis pasien tersebut. Namun, jikalau kondisi klinisnya membaik, maka akan direkomendasikan untuk dipulangkan,” pungkasnya.

Sementara itu, meski  berstatus sebagai  rumah sakit  rujukan Covid-19 , namun sampai sekarang ini RSUD Merauke baru menyiapkan  10 ruang isolasi  untuk Pasien Dalam pengawasan (PDP) Covid-19.  ‘’Kalau  yang sudah kita siapkan untuk  ruang isolasi  sampai sekarang sebanyak  10   ruang. Dimana   6 di antaranya sudah  digunakan setelah  pasien PDP  dari Boven  Digoel   yang sudah  masuk,” kata   Direktur RSUD   Merauke dr. Yenny  M.M.E. Mahuze  ditemui media  ini,   Senin  (23/3).

    Menurut Yenny Mahuze, selain    10 ruangan isolasi yang sudah disiapkan, masih ada   8 ruangan cadangan.  Jika  8 ruangan cadangan ini  ditempati   pasien   baik yang sudah positif maupun  yang masih  berstatus PDP maka  sudah dipastikan   RSUD Merauke akan  ditutup  untuk pelayanan  umum.

Baca Juga :  Penolakan Pengesahan RUU Tiga Provinsi Masih Muncul

 Tapi,  nantinya akan  dikhususkan    untuk  perawatan  pasien  Corona. ‘’Jika  RSUD Merauke   ditutup untuk pasien  umum, maka  pasien-pasien  tersebut kita arahkan ke  Rumah Sakit  Bunda Pengharapan  Merauke dan Rumah Sakit  Angkatan Laut. Tapi, tentunya kita   tidak berharap terjadi  seperti itu. Kita semua berdoa agar masalah ini segera berlalu dan  kepada masyarakat  agar  membantu pemerintah dan  tenaga medis   untuk memutus mata rantai   penularan  virus  Corona ini,’’ jelasnya.   

Yenny Mahuze mengungkapkan bahwa dari 10  ruang isolasi yang tersedia saat ini,  sudah ditempati  6 pasien. Dimana    2 diantaranya sudah dinyatakan positif dan  4 lainnya masih  dalam status PDP.  Menurut Yenny,   tidak bisa  dua  pasien dalam satu ruangan meski  sama-sama berstatus PDP.   ‘’Kalau  hasil  pemeriksaan laboratoriumnya negatif, maka     pasiennya akan  kita pulangkan,’’  katanya.  

 Yenny menambahkan  bahwa jumlah  tempat tidur  di RSUD  Merauke sebanyak  305.  

Ditanya soal  3  pasien PDP yang baru masuk   RSUD Merauke,    Yenny Mahuze  menjelaskan bahwa   pengambilan pesimen    dilakukan   Senin  (23/3) dan  rencananya  akan  dikirim  ke Jayapura  untuk dilakukan pemeriksaan  laboratorium. 

‘’Rencananya besok  (hari ini, red)    pesimen dari ketiga   pasien  itu akan dikirim ke  Jayapura,’’ katanya. 

Karena  pemeriksannya di Jayapura, Yenny    Mahuze  menilai  hasilnya bisa lebih    cepat diketahui.  

Di tempat sama, Kurnia    yang membidangi Sanitasi dan  Tehnik  RSUD Merauke mengaku    bahwa  dengan  adanya Covid-19  ini  betul-betul  menyita   perhatian   tenaga dan pikiran   para   tenaga medis  dan pihak  rumah sakit. ‘’Kalau selama ini   kita bekerja  dalam standar, maka   dengan adanya    Covid-19 ini   benar-benar  mengurus  tenaga dan pikiran  kita,’’ terangnya.  

Bahkan sebagian  lanjut dia  sudah down karena kecapean. Belum lagi, lanjut dia diliputi dengan rasa was-was    akan     terjangkit   virus  Corona  tersebut. ‘’Kita juga  punya  keluarga. Setiap kita pulang    terkadang diliputi   rasa was-was  jangan sampai  kita membawa  virus  bagi keluarga kita di  rumah,’’ jelasnya. 

Baca Juga :  Terobos Masuk Ke IGD RSUD, Sekelompok Massa Habisi Terduga Pelaku Pembunuhan

Karena  itu, ia mengimbau kepada masyarakat   untuk   mematuhi  imbauan pemerintah   sehingga  penyebaran  virus ini  bisa segera  diatasi. “Kalau    kita sudah kena, tidak ada ada lagi    penyesalan.   Karena itu, sejak dini   kita harus  untuk mematuhi  apa  yang diimbaukan pemerintah,’’ pintanya. 

Hal sama disampaikan dr Petrus Tjia. Mantan Direktur  RSUD Merauke  ini mengungkapkan  bahwa  petugas  medis memiliki risiko yang sangat tinggi. Apalagi dengan  kurangnya alat  pelindung diri  (APD) yang tersedia di rumah sakit saat ini.     Karena itu, ia mengajak masyarakat Merauke yang  selama ini  memiliki    uang  untuk dapat disumbangkan  untuk membeli  ADP  tersebut. ‘’Kita tidak  bisa hanya mengharapkan  pemerintah, karena kemampuan  pemerintah terbatas. Di sinilah dibutuhkan kebersamaan  dan kerja sama antara   pemerintah, pihak swasta   dengan   kita semua  untuk saling  bahu membahu,’’   pungkasnya.

Secara terpisah,  Pelaksana Tugas  Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke  dr. Nevile  R. Muskita  saat dihubungi  media ini  lewat telpon selulernya  mengungkapkan bahwa satu pasien  PDP dari  Boven Digoel  telah masuk  ke  RSUD  Merauke, Minggu  (22/3) malam. 

Saat ini, pasien   PDP  asal  Boven Digoel  tersebut  sedang  dirawat    di ruangan isolasi  RSUD Merauke.    “Pasien  dari Boven Digoel tersebut diberi  nama PDP ke-6,’’ katanya.  

 Dengan adanya  PDP  dari Boven Digoel  tersebut maka saat ini  RSUD Merauke merawat  4 pasien dengan status  PDP. Sedangkan  dua PDP sebelumnya  sudah  positif terjangkit Covid-19. 

Mengenai  kondisi dari pasien  tersebut, Nevile menjelaskan bahwa   keenamnya  dalam  keadaan  baik-baik saja. ‘’Untuk pasien    ke-4 sampai ke-6, hari ini  (kemarin, red)    pesimennya diambil. Rencananya besok (hari ini,) akan dikirim,’’ terangnya.    

Ditanya  soal jumlah  ODP  sehubungan dengan bertambahnya jumlah  pasien  PDP  tersebut,  dr Nevile mengaku  belum mendapatkan data dari pihak RSUD  Merauke. ‘’Untuk ODP  apakah  ada penambahan atau masih  tetap saya belum   dapatkan data dari rumah sakit,’’ pungkasnya.  (gr/ulo/nat)

dr. Silwanus Sumule

JAYAPURA-Dari tiga  orang Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang dinyatakan negatif Covid 19 di Kota Jayapura, salah satu di antaranya merupakan bayi berusia 7 bulan yang dirawat di RS Dian Harapan. 

Hasil negatif ini sudah berdasarkan hasil pemeriksaan sampel di Laboratorium Kementerian Kesehatan (Labmenkes).

Juru Bicara Satgas Covid 19 Provinsi Papua, dr. Silwanus Sumule mengatakan, pihaknya sangat bersyukur dengan hasil negatif dari bayi tersebut. 

“Hasilnya sudah kami terima dan negatif. Bayi tersebut terkena Pneumonia, namum saat ini kondisinya sudah mulai pulih,” kata dr. Silwanus Sumule, Senin (23/3) kemarin.

Seperti diketahui, Pneumonia atau paru-paru basah merupakan infeksi yang mengakibatkan
peradangan pada kantong-kantong udara pada paru-paru.

“Pada penderita Pneumonia, sekumpulan kantong-kantong udara kecil di ujung saluran pernapasan dalam paru-paru (alveoli) akan meradang dan dipenuhi cairan, yang mengakibatkan penderita mengalami sesak nafas, batuk berdahak, demam, atau menggigil. Gejala ini sama dengan Covid-19,” tambahnya.

Kata Silwanus, pihaknya mengembalikan kepada pihak rumah sakit untuk melihat lebih jauh soal klinis dari bayi tersebut. Kalau sudah membaik bisa dipulangkan.
“Intinya adalah, pasien ini terkena Pnemonia. Tugas rumah sakit ialah memastikan penyebabnya Covid-19 atau tidak. Kalau penyebabnya Covid-19 maka akan dirawat terus dan dilakukan isolasi selama 14 hari atau diperpanjang sesuai dengan klinis pasien tersebut. Namun, jikalau kondisi klinisnya membaik, maka akan direkomendasikan untuk dipulangkan,” pungkasnya.

Sementara itu, meski  berstatus sebagai  rumah sakit  rujukan Covid-19 , namun sampai sekarang ini RSUD Merauke baru menyiapkan  10 ruang isolasi  untuk Pasien Dalam pengawasan (PDP) Covid-19.  ‘’Kalau  yang sudah kita siapkan untuk  ruang isolasi  sampai sekarang sebanyak  10   ruang. Dimana   6 di antaranya sudah  digunakan setelah  pasien PDP  dari Boven  Digoel   yang sudah  masuk,” kata   Direktur RSUD   Merauke dr. Yenny  M.M.E. Mahuze  ditemui media  ini,   Senin  (23/3).

    Menurut Yenny Mahuze, selain    10 ruangan isolasi yang sudah disiapkan, masih ada   8 ruangan cadangan.  Jika  8 ruangan cadangan ini  ditempati   pasien   baik yang sudah positif maupun  yang masih  berstatus PDP maka  sudah dipastikan   RSUD Merauke akan  ditutup  untuk pelayanan  umum.

Baca Juga :  Viral Video Penganiayaan Siswi SMA

 Tapi,  nantinya akan  dikhususkan    untuk  perawatan  pasien  Corona. ‘’Jika  RSUD Merauke   ditutup untuk pasien  umum, maka  pasien-pasien  tersebut kita arahkan ke  Rumah Sakit  Bunda Pengharapan  Merauke dan Rumah Sakit  Angkatan Laut. Tapi, tentunya kita   tidak berharap terjadi  seperti itu. Kita semua berdoa agar masalah ini segera berlalu dan  kepada masyarakat  agar  membantu pemerintah dan  tenaga medis   untuk memutus mata rantai   penularan  virus  Corona ini,’’ jelasnya.   

Yenny Mahuze mengungkapkan bahwa dari 10  ruang isolasi yang tersedia saat ini,  sudah ditempati  6 pasien. Dimana    2 diantaranya sudah dinyatakan positif dan  4 lainnya masih  dalam status PDP.  Menurut Yenny,   tidak bisa  dua  pasien dalam satu ruangan meski  sama-sama berstatus PDP.   ‘’Kalau  hasil  pemeriksaan laboratoriumnya negatif, maka     pasiennya akan  kita pulangkan,’’  katanya.  

 Yenny menambahkan  bahwa jumlah  tempat tidur  di RSUD  Merauke sebanyak  305.  

Ditanya soal  3  pasien PDP yang baru masuk   RSUD Merauke,    Yenny Mahuze  menjelaskan bahwa   pengambilan pesimen    dilakukan   Senin  (23/3) dan  rencananya  akan  dikirim  ke Jayapura  untuk dilakukan pemeriksaan  laboratorium. 

‘’Rencananya besok  (hari ini, red)    pesimen dari ketiga   pasien  itu akan dikirim ke  Jayapura,’’ katanya. 

Karena  pemeriksannya di Jayapura, Yenny    Mahuze  menilai  hasilnya bisa lebih    cepat diketahui.  

Di tempat sama, Kurnia    yang membidangi Sanitasi dan  Tehnik  RSUD Merauke mengaku    bahwa  dengan  adanya Covid-19  ini  betul-betul  menyita   perhatian   tenaga dan pikiran   para   tenaga medis  dan pihak  rumah sakit. ‘’Kalau selama ini   kita bekerja  dalam standar, maka   dengan adanya    Covid-19 ini   benar-benar  mengurus  tenaga dan pikiran  kita,’’ terangnya.  

Bahkan sebagian  lanjut dia  sudah down karena kecapean. Belum lagi, lanjut dia diliputi dengan rasa was-was    akan     terjangkit   virus  Corona  tersebut. ‘’Kita juga  punya  keluarga. Setiap kita pulang    terkadang diliputi   rasa was-was  jangan sampai  kita membawa  virus  bagi keluarga kita di  rumah,’’ jelasnya. 

Baca Juga :  Antibodi Makin Kuat, Siap Bergulat Melawan Covid-19

Karena  itu, ia mengimbau kepada masyarakat   untuk   mematuhi  imbauan pemerintah   sehingga  penyebaran  virus ini  bisa segera  diatasi. “Kalau    kita sudah kena, tidak ada ada lagi    penyesalan.   Karena itu, sejak dini   kita harus  untuk mematuhi  apa  yang diimbaukan pemerintah,’’ pintanya. 

Hal sama disampaikan dr Petrus Tjia. Mantan Direktur  RSUD Merauke  ini mengungkapkan  bahwa  petugas  medis memiliki risiko yang sangat tinggi. Apalagi dengan  kurangnya alat  pelindung diri  (APD) yang tersedia di rumah sakit saat ini.     Karena itu, ia mengajak masyarakat Merauke yang  selama ini  memiliki    uang  untuk dapat disumbangkan  untuk membeli  ADP  tersebut. ‘’Kita tidak  bisa hanya mengharapkan  pemerintah, karena kemampuan  pemerintah terbatas. Di sinilah dibutuhkan kebersamaan  dan kerja sama antara   pemerintah, pihak swasta   dengan   kita semua  untuk saling  bahu membahu,’’   pungkasnya.

Secara terpisah,  Pelaksana Tugas  Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke  dr. Nevile  R. Muskita  saat dihubungi  media ini  lewat telpon selulernya  mengungkapkan bahwa satu pasien  PDP dari  Boven Digoel  telah masuk  ke  RSUD  Merauke, Minggu  (22/3) malam. 

Saat ini, pasien   PDP  asal  Boven Digoel  tersebut  sedang  dirawat    di ruangan isolasi  RSUD Merauke.    “Pasien  dari Boven Digoel tersebut diberi  nama PDP ke-6,’’ katanya.  

 Dengan adanya  PDP  dari Boven Digoel  tersebut maka saat ini  RSUD Merauke merawat  4 pasien dengan status  PDP. Sedangkan  dua PDP sebelumnya  sudah  positif terjangkit Covid-19. 

Mengenai  kondisi dari pasien  tersebut, Nevile menjelaskan bahwa   keenamnya  dalam  keadaan  baik-baik saja. ‘’Untuk pasien    ke-4 sampai ke-6, hari ini  (kemarin, red)    pesimennya diambil. Rencananya besok (hari ini,) akan dikirim,’’ terangnya.    

Ditanya  soal jumlah  ODP  sehubungan dengan bertambahnya jumlah  pasien  PDP  tersebut,  dr Nevile mengaku  belum mendapatkan data dari pihak RSUD  Merauke. ‘’Untuk ODP  apakah  ada penambahan atau masih  tetap saya belum   dapatkan data dari rumah sakit,’’ pungkasnya.  (gr/ulo/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya