Sunday, September 8, 2024
26.7 C
Jayapura

Jelang Pilkada, TNI-Polri Jangan Gegabah!

Lakukan Pemantauan, Komnas HAM Desak Polres Puncak Jaya Jelaskan Status Korban Tembak 

JAYAPURA – Terkait kejadian penembakan di Puncak Jaya pada Selasa (15/7) yang berujung pada terjadinya kericuhan hingga konflik warga mendapat tanggapan dari Wakil Ketua I DPR Papua, DR Yunus Wonda.

  Pria kelahiran Puncak Jaya ini mengatakan seharusnya jelang Pemilu yang tersisa beberapa bulan lagi bisa disikapi bijak oleh TNI Polri.  Ia meminta jangan karena mengedepankan pengejaran terhadap kelompok berseberangan, akhirnya berdampak pada tidak kondusifnya suatu daerah seperti situasi Puncak Jaya saat ini.

Yunus Wonda (FOTO: Gamel/Cepos)

  “Pilkada sebentar lagi, jadi saya pikir tidak perlu ada tindakan yang akhirnya memanaskan situasi. Kita tak mau pemilu ini gagal karena situasi daerah yang tak kondusif,” jelas Yunus Wonda di kantor DPRP, Jumat (19/7).

Baca Juga :  TNI Ternyata Sudah Tahu Titik dan Markas KKB

   Ia meminta TNI Polri menahan diri dan tidak gegabah terlebih dengan situasi di daerah pegunungan. “Kalau situasi seperti Puncak Jaya terjadi lagi, tentunya sulit untuk kita mengumpulkan warga,”bebernya.

   Selain itu, ia juga meminta agar aparat tidak selalu harus menembak  ke arah yang mematikan. Harusnya bisa dilumpuhkan ketimbang menembak mati. “Kan bisa menembak kaki dulu kemudian proses hukum. Kalau ditembak mati  siapa tahu yang ditembak itu punya anak dan istri. Kenapa tidak dilumpuhkan saja dulu,”  tambahnya.

    Selain itu Yunus juga memastikan jika tiga orang yang ditembak kemarin adalah warga sipil. “Saya mengenal mereka, terlebih yang kepala kampung. Saya kenal karena kami masih ada hubungan keluarga dari ibu saya dan kami yakini mereka warga sipil, bukan seperti yang dituduhkan,” tutupnya.

Baca Juga :  Bangga, TNI Masih Mendapat Kepercayaan Tertinggi dari Masyarakat

   “Kasihan kalau akhirnya meninggal, sebab mereka bukan pegawai yang ada gaji bulanan lalu bagaimana dengan anak istri mereka,” tambahnya.

  Yunus juga mengatakan  bahwa kekerasan tidak akan menyelesaikan masalah. Yang ada gejolak dan rasa tidak nyaman yang akan dirasakan. “Semua pihak harus menahan diri, sebab hari ini hanya ketakutan yang ada,” imbuhnya.

  Yunus mengatakan dulu Puncak Jaya adalah daerah yang ekstrem  dan sangat rawan tapi perlahan – lahan situasi berubah total. Tak ada lagi kekerasan dan Puncak Jaya menjadi daerah yang tidak semenakutkan lagi. “Tapi dari kejadian ini tentunya bisa saja situasi seperti dulu itu kembali. Karenanya pola pendekatan dan cara ini yang harus diubah,” tutupnya.

Lakukan Pemantauan, Komnas HAM Desak Polres Puncak Jaya Jelaskan Status Korban Tembak 

JAYAPURA – Terkait kejadian penembakan di Puncak Jaya pada Selasa (15/7) yang berujung pada terjadinya kericuhan hingga konflik warga mendapat tanggapan dari Wakil Ketua I DPR Papua, DR Yunus Wonda.

  Pria kelahiran Puncak Jaya ini mengatakan seharusnya jelang Pemilu yang tersisa beberapa bulan lagi bisa disikapi bijak oleh TNI Polri.  Ia meminta jangan karena mengedepankan pengejaran terhadap kelompok berseberangan, akhirnya berdampak pada tidak kondusifnya suatu daerah seperti situasi Puncak Jaya saat ini.

Yunus Wonda (FOTO: Gamel/Cepos)

  “Pilkada sebentar lagi, jadi saya pikir tidak perlu ada tindakan yang akhirnya memanaskan situasi. Kita tak mau pemilu ini gagal karena situasi daerah yang tak kondusif,” jelas Yunus Wonda di kantor DPRP, Jumat (19/7).

Baca Juga :  Tak Ada Lagi Balas Pantun, DPRP Nyatakan Satu Suara

   Ia meminta TNI Polri menahan diri dan tidak gegabah terlebih dengan situasi di daerah pegunungan. “Kalau situasi seperti Puncak Jaya terjadi lagi, tentunya sulit untuk kita mengumpulkan warga,”bebernya.

   Selain itu, ia juga meminta agar aparat tidak selalu harus menembak  ke arah yang mematikan. Harusnya bisa dilumpuhkan ketimbang menembak mati. “Kan bisa menembak kaki dulu kemudian proses hukum. Kalau ditembak mati  siapa tahu yang ditembak itu punya anak dan istri. Kenapa tidak dilumpuhkan saja dulu,”  tambahnya.

    Selain itu Yunus juga memastikan jika tiga orang yang ditembak kemarin adalah warga sipil. “Saya mengenal mereka, terlebih yang kepala kampung. Saya kenal karena kami masih ada hubungan keluarga dari ibu saya dan kami yakini mereka warga sipil, bukan seperti yang dituduhkan,” tutupnya.

Baca Juga :  Pos PI GIDI Hadir di Kota Ambon

   “Kasihan kalau akhirnya meninggal, sebab mereka bukan pegawai yang ada gaji bulanan lalu bagaimana dengan anak istri mereka,” tambahnya.

  Yunus juga mengatakan  bahwa kekerasan tidak akan menyelesaikan masalah. Yang ada gejolak dan rasa tidak nyaman yang akan dirasakan. “Semua pihak harus menahan diri, sebab hari ini hanya ketakutan yang ada,” imbuhnya.

  Yunus mengatakan dulu Puncak Jaya adalah daerah yang ekstrem  dan sangat rawan tapi perlahan – lahan situasi berubah total. Tak ada lagi kekerasan dan Puncak Jaya menjadi daerah yang tidak semenakutkan lagi. “Tapi dari kejadian ini tentunya bisa saja situasi seperti dulu itu kembali. Karenanya pola pendekatan dan cara ini yang harus diubah,” tutupnya.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya