Saturday, April 27, 2024
31.7 C
Jayapura

Diserang Berita Hoaks, Gubernur Enembe Minta Perlindungan Negara

JAYAPURA-Satu tahun terakhir, Gubernur Papua, Lukas Enembe, SIP., MH., kerap diserang dengan berita hoaks. Mulai dari hoaks soal kematian hingga gerakan referendum.

Terkait berita hoaks tersebut, Gubernur Papua Lukas Enembe melalui Juru Bicaranya Muhammad Rifai Darus, SH., MH., angkat bicara. Ia memberikan keterangan persnya kepada wartawan di Kantor Kominfo, Jumat (21/4) kemarin.

Melalui Jubir, Gubernur Lukas Enembe menyatakan bahwa telah berlangsung operasi hoaks yang masif dan sistematis yang menyasar dirinya serta sejumlah pejabat di lingkungan Pemerintah Provinsi Papua.

Terkait hal ini, Gubernur Enembe meminta kepada seluruh masyarakat untuk bijak dalam menerima informasi khususnya di media sosial.

“Sepanjang tahun 2021-2022, serangan hoaks yang destruktif dan sporadis ditujukan kepada Gubernur Papua melalui sejumlah isu palsu dan fiktif. Setidaknya, kami mencatat ada 5 tema besar yang kerap diangkat oleh oknum penyebar hoaks selama satu tahun belakangan ini,” beber Rifai Darus kepada wartawan di Aula Diskominfo Provinsi Papua, kemarin.

Adapun lima tema besar tersebut yakni hoaks tentang Gubernur Papua meninggal dunia. Hoaks ini beredar pada bulan Mei 2021 dan bertepatan saat Gubernur Enembe menjalani pengobatan di Singapura.

Lainnya, hoaks tentang agenda kepulangan gubernur ke Papua dari Jakarta. Beberapa kali pihaknya mencatat bahwa sejumlah agenda gubernur disiasati oleh oknum pembuat dan penyebar hoaks dengan menginformasikan bahwa terdapat rangkaian kegiatan pertemuan atau perjamuan dari Gubernur Papua kepada masyarakat dan mahasiswa Papua.

Hoaks lainnya menurut Rifai Darus yaitu terkait Gubernur Lukas Enembe menjadi Capres 2024. Isu ini berkembang pada bulan Desember 2021.

Baca Juga :  Korban Pelanggaran HAM Wamena Tolak Penyelesaian Non Yudisial

Kemudian hoaks tentang gerakan referendum. Diakuinya beberapa hoaks terkait referendum juga kerap dikaitkan dengan Gubernur Papua. Paling terbaru hoaks ini disebar pada Februari 2022 dengan judul besar “Independent Papuan Movement”.

Terakhir, hoaks tentang kondisi kesehatan Gubernur yang kritis. Hoaks ini juga beberapa kali terjadi dan paling baru terjadi pada bulan April 2022.

“Berdasarkan analisis internal yang kami lakukan, operasi hoaks ini telah disusun secara terstruktur dan sistematis. Hasil olah data yang kami lakukan, telah menunjukan bahwa sejumlah postingan konten hoaks berawal dan berpusat dari ibu kota Jakarta. Semua berita hoaks dibuat dan diseting dari Jakarta, lalu diviralkan dilempar kepada tokoh-tokoh yang ada di Papua dan kemudian menjadi viral,” tegasnya.

Lanjut Rifai Darus, otak intelektual diyakini memiliki kepentingan politik jangka pendek. Khususnya untuk menjatuhkan kredibelitas Gubernur Papua.

“Kami masih mengumpulkan sejumlah bukti pesan dan file konten yang disebarkan guna melakukan identifikasi jejak digital. Selain itu, kami juga melaporkan bahwa nomor WhatsApp sejumlah pejabat Pemprov Papua telah dikloning pada jam-jam tertentu untuk digunakan menyebar konten-konten hoaks,” tuturnya.

Oleh sebab itu, Gubernur Enembe berpesan agar seluruh elemen di Pemerintahan Provinsi Papua untuk berhati-hati.

Gubernur Enembe juga berharap kepada seluruh insan pers di tanah Papua untuk turut membantu memerangi hoaks yang sudah akut saat ini. Gubernur percaya bahwa pers adalah arus utama dalam mengantisipasi dan melawan hoaks. Selain itu Gubernur Enembe meminta kepada masyarakat untuk selalu melakukan penyaringan informasi sebelum melakukan sharing. “Saring dulu, sharing kemudian,” pintanya.

Baca Juga :  Pj Gubernur: Operasi di Rumah Sakit Tak Boleh Berhenti

Dalam kesempatan itu, Rifai Darus menyampaikan bahwa Gubernur Papua meminta agar negara dapat melindungi dirinya selaku warga negara Indonesia dan juga tidak terlepas pada jabatan yang melekat yakni sebagai kepala daerah Provinsi Papua.

“Wibawa bapak Lukas Enembe seakan-akan dibiarkan diruntuhkan oleh sekelompok orang dan ini adalah ancaman yang besar dalam demokrasi. Dari 34 gubernur di Indonesia, Gubernur Papua mengalami pengintaian yang luar biasa. Ke mana pun kita pergi selalu diikuti, diambil gambarnya lalu dibuat meme dengan narasi sesuka mereka,” sesalnya.

Jubir Rifai Darus mengaku jika pihaknya telah melaporkan sejumlah konten-konten hoaks kepada pihak yang berwajib dan kiranya dalam waktu dekat terdapat perkembangan atas kasus ini.

“Sebab kami percaya, apabila kejahatan hoaks didiamkan maka esok hari suatu kebenaran akan samar dan sulit terlihat,” kata Jubir

Ia juga mengaku tim hukum sudah mulai bergerak. Pihaknya punya catatan hampir 100 berita hoaks sejak tahun 2021 hingga saat ini yang diberitakan terhadap Gubernur Papua.

Menyikapi serangan hoaks ini, Rifai Darus mengaku akan membuat laporan resmi ke Polda Papua, Jumat (22/4) hari ini.

Sementara itu, Kuasa Hukum Muhammad Rifai Darus, Taufik Darus mengaku Jumat (22/40 hari ini pihaknya akan memberikan klarifikasi di Cyber Polda Papua.

“Saya akan mendampingi klien saya untuk mengklarifikasi masalah ini, dan akan melaporkan masalah ini,” tutupnya. (fia/nat)

JAYAPURA-Satu tahun terakhir, Gubernur Papua, Lukas Enembe, SIP., MH., kerap diserang dengan berita hoaks. Mulai dari hoaks soal kematian hingga gerakan referendum.

Terkait berita hoaks tersebut, Gubernur Papua Lukas Enembe melalui Juru Bicaranya Muhammad Rifai Darus, SH., MH., angkat bicara. Ia memberikan keterangan persnya kepada wartawan di Kantor Kominfo, Jumat (21/4) kemarin.

Melalui Jubir, Gubernur Lukas Enembe menyatakan bahwa telah berlangsung operasi hoaks yang masif dan sistematis yang menyasar dirinya serta sejumlah pejabat di lingkungan Pemerintah Provinsi Papua.

Terkait hal ini, Gubernur Enembe meminta kepada seluruh masyarakat untuk bijak dalam menerima informasi khususnya di media sosial.

“Sepanjang tahun 2021-2022, serangan hoaks yang destruktif dan sporadis ditujukan kepada Gubernur Papua melalui sejumlah isu palsu dan fiktif. Setidaknya, kami mencatat ada 5 tema besar yang kerap diangkat oleh oknum penyebar hoaks selama satu tahun belakangan ini,” beber Rifai Darus kepada wartawan di Aula Diskominfo Provinsi Papua, kemarin.

Adapun lima tema besar tersebut yakni hoaks tentang Gubernur Papua meninggal dunia. Hoaks ini beredar pada bulan Mei 2021 dan bertepatan saat Gubernur Enembe menjalani pengobatan di Singapura.

Lainnya, hoaks tentang agenda kepulangan gubernur ke Papua dari Jakarta. Beberapa kali pihaknya mencatat bahwa sejumlah agenda gubernur disiasati oleh oknum pembuat dan penyebar hoaks dengan menginformasikan bahwa terdapat rangkaian kegiatan pertemuan atau perjamuan dari Gubernur Papua kepada masyarakat dan mahasiswa Papua.

Hoaks lainnya menurut Rifai Darus yaitu terkait Gubernur Lukas Enembe menjadi Capres 2024. Isu ini berkembang pada bulan Desember 2021.

Baca Juga :  Masih Sulit Mendata Kebutuhan Korban Cuaca Ekstrim

Kemudian hoaks tentang gerakan referendum. Diakuinya beberapa hoaks terkait referendum juga kerap dikaitkan dengan Gubernur Papua. Paling terbaru hoaks ini disebar pada Februari 2022 dengan judul besar “Independent Papuan Movement”.

Terakhir, hoaks tentang kondisi kesehatan Gubernur yang kritis. Hoaks ini juga beberapa kali terjadi dan paling baru terjadi pada bulan April 2022.

“Berdasarkan analisis internal yang kami lakukan, operasi hoaks ini telah disusun secara terstruktur dan sistematis. Hasil olah data yang kami lakukan, telah menunjukan bahwa sejumlah postingan konten hoaks berawal dan berpusat dari ibu kota Jakarta. Semua berita hoaks dibuat dan diseting dari Jakarta, lalu diviralkan dilempar kepada tokoh-tokoh yang ada di Papua dan kemudian menjadi viral,” tegasnya.

Lanjut Rifai Darus, otak intelektual diyakini memiliki kepentingan politik jangka pendek. Khususnya untuk menjatuhkan kredibelitas Gubernur Papua.

“Kami masih mengumpulkan sejumlah bukti pesan dan file konten yang disebarkan guna melakukan identifikasi jejak digital. Selain itu, kami juga melaporkan bahwa nomor WhatsApp sejumlah pejabat Pemprov Papua telah dikloning pada jam-jam tertentu untuk digunakan menyebar konten-konten hoaks,” tuturnya.

Oleh sebab itu, Gubernur Enembe berpesan agar seluruh elemen di Pemerintahan Provinsi Papua untuk berhati-hati.

Gubernur Enembe juga berharap kepada seluruh insan pers di tanah Papua untuk turut membantu memerangi hoaks yang sudah akut saat ini. Gubernur percaya bahwa pers adalah arus utama dalam mengantisipasi dan melawan hoaks. Selain itu Gubernur Enembe meminta kepada masyarakat untuk selalu melakukan penyaringan informasi sebelum melakukan sharing. “Saring dulu, sharing kemudian,” pintanya.

Baca Juga :  Kerugian Rp 5 M, Api Berawal Anak Kecil Main Korek

Dalam kesempatan itu, Rifai Darus menyampaikan bahwa Gubernur Papua meminta agar negara dapat melindungi dirinya selaku warga negara Indonesia dan juga tidak terlepas pada jabatan yang melekat yakni sebagai kepala daerah Provinsi Papua.

“Wibawa bapak Lukas Enembe seakan-akan dibiarkan diruntuhkan oleh sekelompok orang dan ini adalah ancaman yang besar dalam demokrasi. Dari 34 gubernur di Indonesia, Gubernur Papua mengalami pengintaian yang luar biasa. Ke mana pun kita pergi selalu diikuti, diambil gambarnya lalu dibuat meme dengan narasi sesuka mereka,” sesalnya.

Jubir Rifai Darus mengaku jika pihaknya telah melaporkan sejumlah konten-konten hoaks kepada pihak yang berwajib dan kiranya dalam waktu dekat terdapat perkembangan atas kasus ini.

“Sebab kami percaya, apabila kejahatan hoaks didiamkan maka esok hari suatu kebenaran akan samar dan sulit terlihat,” kata Jubir

Ia juga mengaku tim hukum sudah mulai bergerak. Pihaknya punya catatan hampir 100 berita hoaks sejak tahun 2021 hingga saat ini yang diberitakan terhadap Gubernur Papua.

Menyikapi serangan hoaks ini, Rifai Darus mengaku akan membuat laporan resmi ke Polda Papua, Jumat (22/4) hari ini.

Sementara itu, Kuasa Hukum Muhammad Rifai Darus, Taufik Darus mengaku Jumat (22/40 hari ini pihaknya akan memberikan klarifikasi di Cyber Polda Papua.

“Saya akan mendampingi klien saya untuk mengklarifikasi masalah ini, dan akan melaporkan masalah ini,” tutupnya. (fia/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya