Saturday, April 27, 2024
33.7 C
Jayapura

Rencana Penyematan Mahkota Cenderawasih Kepada Presiden Ditentang

JAYAPURA – Rencana kedatangan Presiden Joko Widodo ke Jayapura pekan depan salah satunya mengagendakan peresmian gedung Papua Youth Creative Hub. Gedung yang berada di daerah resapan ini menjadi tempat berkumpulnya anak – anak muda Papua yang memiliki potensi menjanjikan. 

Hanya saja dalam peresmian tersebut tersebar potongan rundown bahwa panitia akan menyematkan Mahkota Cenderawasih  kepada Presiden Jokowi.

Potongan rundown ini lantas memantik respon dari sejumlah pegiat lingkungan di Jayapura yang menolak penyematan menggunakan satwa dilindungi.

“Yang begini sudah sering, panitia kerap menyiapkan mahkota Cenderawasih kepada tamu – tamu dari luar.  Pertanyaannya, sampai kapan? Apakah setiap pejabat dari Jakarta datang itu harus diberikan mahkota Cenderawasih,” tulis Tery Anderson Manufandu dalam pesan tertulisnya.

Baca Juga :  Pelanggaran Berat atau Ringan, Komnas HAM Akan Investigasi

Ia merasa ada kebiasaan yang harus dirubah sebab jelas – jelas Cenderawasih adalah satwa dilindungi. “Apakah sampai Cenderawasih punah barulah kita mulai beralih ke mahkota imitasi?,” sambung Terry.

  Begitu juga disampaikan Bertho Yekwan. Pria jangkung yang menjadi anggota Papuan Voice ini menyatakan tidak perlu lagi memahkotai tamu dari luar. “Noken itu sudah betul, tidak perlu selalu mahkota Cenderawasih. Coba belajar dan memahami soal mahkota itu apakah semua bisa diberikan. Lagipula itu dari satwa yang dilindungi Undang – undang,” cecarnya.

Irwan Johan yang pernah memimpin Earth Hour Jayapura ini melihat bahwa yang perlu dipahami bahwa baik Cenderawasih, Mambruk maupun Kasuari sama – sama menjadi satwa yang dilindungi karena terancam punah. Satwa – satwa ini masuk dalam UU Nomor 5 tahun 1990 tentang KSDAE.

Baca Juga :  Oh In-Kyun Hengkang, Andre Berikan Sinyal Hengkang

“Kami pikir yang diperlukan adalah komitmen. Kalau gedungnya tertera tulisan kreatif akan menarik jika teman – teman di dalam juga bisa menyiapkan sesuatu pengganti mahkota Cenderawasih. Yang imitasi atau sejenisnya sebab saya pikir mereka pasti bisa,” imbuhnya.

Beberapa pegiat lingkungan lainnya juga memilih langsung menghubungi Staf Khusus Presiden, Billy Mambrasar untuk menyampaikan sikap mereka.

“Saya dan teman – teman sudah berkomunikasi dengan Billy dan dijawab bahwa tidak betul ada penyematan mahkota Cenderawasih. Kita tunggu saja semoga panitia betul tidak menyiapkan mahkota tersebut,” singkat Rahmad Saleh, yang kenyang keluar masuk NGO lingkungan dalam pesan singkatnya. (ade)

JAYAPURA – Rencana kedatangan Presiden Joko Widodo ke Jayapura pekan depan salah satunya mengagendakan peresmian gedung Papua Youth Creative Hub. Gedung yang berada di daerah resapan ini menjadi tempat berkumpulnya anak – anak muda Papua yang memiliki potensi menjanjikan. 

Hanya saja dalam peresmian tersebut tersebar potongan rundown bahwa panitia akan menyematkan Mahkota Cenderawasih  kepada Presiden Jokowi.

Potongan rundown ini lantas memantik respon dari sejumlah pegiat lingkungan di Jayapura yang menolak penyematan menggunakan satwa dilindungi.

“Yang begini sudah sering, panitia kerap menyiapkan mahkota Cenderawasih kepada tamu – tamu dari luar.  Pertanyaannya, sampai kapan? Apakah setiap pejabat dari Jakarta datang itu harus diberikan mahkota Cenderawasih,” tulis Tery Anderson Manufandu dalam pesan tertulisnya.

Baca Juga :  Pengangkatan Penjabat Gubernur Tiga DOB Perlu Kekhususan

Ia merasa ada kebiasaan yang harus dirubah sebab jelas – jelas Cenderawasih adalah satwa dilindungi. “Apakah sampai Cenderawasih punah barulah kita mulai beralih ke mahkota imitasi?,” sambung Terry.

  Begitu juga disampaikan Bertho Yekwan. Pria jangkung yang menjadi anggota Papuan Voice ini menyatakan tidak perlu lagi memahkotai tamu dari luar. “Noken itu sudah betul, tidak perlu selalu mahkota Cenderawasih. Coba belajar dan memahami soal mahkota itu apakah semua bisa diberikan. Lagipula itu dari satwa yang dilindungi Undang – undang,” cecarnya.

Irwan Johan yang pernah memimpin Earth Hour Jayapura ini melihat bahwa yang perlu dipahami bahwa baik Cenderawasih, Mambruk maupun Kasuari sama – sama menjadi satwa yang dilindungi karena terancam punah. Satwa – satwa ini masuk dalam UU Nomor 5 tahun 1990 tentang KSDAE.

Baca Juga :  Hari Pertama, 341 Pemain Ikut Seleksi

“Kami pikir yang diperlukan adalah komitmen. Kalau gedungnya tertera tulisan kreatif akan menarik jika teman – teman di dalam juga bisa menyiapkan sesuatu pengganti mahkota Cenderawasih. Yang imitasi atau sejenisnya sebab saya pikir mereka pasti bisa,” imbuhnya.

Beberapa pegiat lingkungan lainnya juga memilih langsung menghubungi Staf Khusus Presiden, Billy Mambrasar untuk menyampaikan sikap mereka.

“Saya dan teman – teman sudah berkomunikasi dengan Billy dan dijawab bahwa tidak betul ada penyematan mahkota Cenderawasih. Kita tunggu saja semoga panitia betul tidak menyiapkan mahkota tersebut,” singkat Rahmad Saleh, yang kenyang keluar masuk NGO lingkungan dalam pesan singkatnya. (ade)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya