Selain itu ada penyampaian bahwa Papua darurat demokrasi dan kembalikan suara rakyat berdasarkan C-hasil, serta KPU Biak Numfor dianggap tidak layak melakukan presentasi rekapitulasi suarat suara.
“Kami ingin Ketua KPU Kabupaten Biak Numfor dicopot dan tidak terlibat dalam rapat pleno rekapitulasi penghitungan suara ditingkat provinsi hari ini (Selasa, Agustus 2025),” teriak Yulianus Dwaa orator Paslon nomor urut 1. Ia juga menunjukkan baliho yang tergambar Ketua KPU Biak tengah duduk bersama salah satu paslon.
Ondoafi Kampung Bambar, Orgenes Kawai menyampaikan bahwa ada mimpi yang dititipkan dalam tiap suara dan itu diberikan untuk pasangan Tomi Mano – Constan Karma namun mimpi ini dirampas begitu saja,” cecarnya. Sementara itu pendukung paslon 2 hadir dengan nuansa berbeda. Meski tanpa spanduk atau pamflet, kubu ini juga telah memasang tenda di sekitar kantor KPU Papua, banyak dari mereka mengenakan pakaian adat khas La Pago dan Me Pago.
Beberapa terlihat membawa busur panah dan mengenakan koteka. Dalam orasinya, orator paslon 2 menuntut KPU Papua tidak mengubah hasil pleno tingkat kabupaten/kota dan segera menetapkan kemenangan pasangan Maryo. “Kami akan menunggu di Kantor KPU sampai tanggal 22 Agustus. Kita harus menanti kemenangan Mariyo,” tegas salah satu orator.