Saturday, April 27, 2024
24.7 C
Jayapura

Saling Curiga Harus Diakhiri!

SALING MEMAAFKAN: Kepala-kepala suku di Jayawijaya khususnya kepala suku dari wilayah adat Mukoko berpelukan dengan tokoh masyarakat Paguyuban Nusantara usai pertemuan di kantor LMA Jayawijaya, Jumat (18/10). ( FOTO : Denny/Cepos)

WAMENA-Lembaga Masyarakat Adat (LMA) Jayawijaya memfasilitasi pertemuan antara kepala-kepala suku dengan ketua-ketua paguyuban yang ada di Jayawijaya. 

Pertemuan ini guna menyelesaikan masalah yang terjadi di Jayawijaya sekaligus menyampaikan permintaan maaf kepada paguyuban yang menjadi korban baik nyawa maupun materi dan meminta aparat keamanan terus melakukan upaya hukum bagi para pelaku.

Dalam musyawarah pencarian solusi yang dilakukan ini, perwakilan dari paguyuban nusantara, Iswardi mengatakan atasnama paguyuban nusantara ingin menyampaikan  6 pokok permintaan kepada masyarakat adat. Yakni masyarakat nusantara yang menjadi korban menerima permintaan maaf dari masyarakat adat Jayawijaya dan rasa takut harus diakhiri secara persuasif.

Selain itu, sikap saling curiga di antara masyarakat harus diakhiri. “Kami juga meminta warga yang menungsi untuk kembali dan proses hukum para perusuh harus tetap berjalan dan memberikan dukungan kepada pemerintah daerah dalam pemulihan Wamena secara bertahap,” ungkapnya saat bertemu dengan kepala –kela suku di Jayawijaya dan khususnya kepala Suku dari Wilayah Adat Mukoko di Kantor LMA Jayawijaya, Jumat (18/10).

Sementara Tokoh Adat Mukoko Agus Hubi mengatakan, masalah yang terjadi di Wamena ini akan diselesaikan secarara bertahap. Dimana karena masalah ini terjadi dalam wilayah adat Mukoko sehingga suku Mukoko bertanggung jawab untuk menyelesaikan masalah ini.

“Hasil pertemuan ini dari adat akan diangkat ke LMA dan sudah dikemukakan jika kami dari masyarakat adat dengan warga yang lainnya hari ini intinya secara budaya bertemu dan salaman untuk mencari solusi menyelesaikan masalah ini,” jelas Agus Hubi.

Baca Juga :  Kemensos Langsung Salurkan Bantuan Pada Korban Kebakaran Pasar Phara

Setelah pertemuan ini menurutnya akan menjadi beban moril kepada ketua-ketua adat untuk menyelesaikannya, masalah aman dan tidak itu kembali kepada masyarakat masing –masing. Namun ia menegaskan masalah yang terjadi di Wouma itu hanya masalah luapan emosi yang spontan saja.

“Solusi untuk mengamankan Jayawijaya ini adalah bagaimana kita telah bersepakat bergandengan tangan bagi seluruh masyarakat Jayawijaya tanpa terkecuali mengamankan Wamena dan ini akan dilakukan secara bertahap,” tegasnya.

Secara terpisah Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw menyampaikan bahwa Lembaga Masyarakat Adat Jayawijaya berkoordinasi dengan aparat dan Pemda Jayawijaya untuk melakukan pertemuan ini. Karena waktu lalu pertemuan hanya dilakukan dengan ketua paguyuban dan masyarakat adat ini mau untuk mereka juga dihadirkan. 

Untuk itu, saat dini dipertemukan untuk meyampaikan isi hatinya secara adat. “Hari ini (kemarin, Red) ada perwakilan masyarakat adat dari 40 distrik di Jayawijaya.  Ini sebuah inisiatif yang baik karena kepala suku besar Mukoko sudah menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya pada saudara –saudara dari paguyuban yang menjadi korban jiwa maupun harta benda,”jelasnya.

Dikatakan, dari pihak paguyuban nusantara juga menyampaikan secara tulus untuk menerima permohonan maaf itu. Artinya saat ini sudah ada pertemuan antara adat dengan paguyuban nusantara. Hal ini menurut Waterpauw juga menjadi modalitas awal untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi di Jayawijaya terutama dalam kota Wamena.

Baca Juga :  Minum Air Kelapa Campur Spiritus, 2 Warga Meregang Nyawa

“Kami dari pihak keamanan akan membantu dengan upaya-upaya menguraikan masalah-masalah yang ada dalam pikiran masing-masing. Kalau itu soal pemerintah, mungkin ada bupati bisa mengakomodir itu. Sedangkan kalau keamanan, saya dan Pangdam siap untuk melihat pikiran-pikiran dari masyarakat,”katanya.

 Senada dengan itu, Bupati Jayawijaya Jhon Richard Banua menyatakan pemerintah sangat memberikan apresiasi kepada LMA Jayawijaya yang bisa mengumpulkan semua masyarakat. Baik itu dari adat maupun dari warga paguyuban nusantara. Untuk mencari, menjaga solusi untuk menjaga keamanan di Jayawijaya.

“Saya kira ini permohonan maaf dari masyarakat adat dan warga paguyuban nusantara juga menerima untuk mewakili masyarakat Jayawijaya dan sekitarnya. Mari kita bersama kembali menjalankan pemerintahan ini dengan baik didukung oleh tokoh gereja, kepala suku dan seluruh masyarakat yang ada di Jayawijaya,”tuturnya.

Ia melihat apa yang dilakukan oleh LMA saat ini bisa mengakomodir semua gagasan dan pikiran dari masyarakat. Sehingga permohonan maaf yang disampaikan ini bisa benar-benar dijalankan di Kabupaten Jayawijaya dan kedepan tidak terjadi lagi. Karena Pemda Jayawijaya sangat berharap masyarakat kembali bersatu.

“Tidak ada perbedaan antara suku yang satu dengan suku yang lain. Kita hidup di Jayawijaya ini untuk membangun kabupaten ini dan menjaga hubungan kekeluargaan. Agama dan ras apapun itu, marilah dipelihara di Jayawijaya ini,” tutupnya. (jo/nat)

SALING MEMAAFKAN: Kepala-kepala suku di Jayawijaya khususnya kepala suku dari wilayah adat Mukoko berpelukan dengan tokoh masyarakat Paguyuban Nusantara usai pertemuan di kantor LMA Jayawijaya, Jumat (18/10). ( FOTO : Denny/Cepos)

WAMENA-Lembaga Masyarakat Adat (LMA) Jayawijaya memfasilitasi pertemuan antara kepala-kepala suku dengan ketua-ketua paguyuban yang ada di Jayawijaya. 

Pertemuan ini guna menyelesaikan masalah yang terjadi di Jayawijaya sekaligus menyampaikan permintaan maaf kepada paguyuban yang menjadi korban baik nyawa maupun materi dan meminta aparat keamanan terus melakukan upaya hukum bagi para pelaku.

Dalam musyawarah pencarian solusi yang dilakukan ini, perwakilan dari paguyuban nusantara, Iswardi mengatakan atasnama paguyuban nusantara ingin menyampaikan  6 pokok permintaan kepada masyarakat adat. Yakni masyarakat nusantara yang menjadi korban menerima permintaan maaf dari masyarakat adat Jayawijaya dan rasa takut harus diakhiri secara persuasif.

Selain itu, sikap saling curiga di antara masyarakat harus diakhiri. “Kami juga meminta warga yang menungsi untuk kembali dan proses hukum para perusuh harus tetap berjalan dan memberikan dukungan kepada pemerintah daerah dalam pemulihan Wamena secara bertahap,” ungkapnya saat bertemu dengan kepala –kela suku di Jayawijaya dan khususnya kepala Suku dari Wilayah Adat Mukoko di Kantor LMA Jayawijaya, Jumat (18/10).

Sementara Tokoh Adat Mukoko Agus Hubi mengatakan, masalah yang terjadi di Wamena ini akan diselesaikan secarara bertahap. Dimana karena masalah ini terjadi dalam wilayah adat Mukoko sehingga suku Mukoko bertanggung jawab untuk menyelesaikan masalah ini.

“Hasil pertemuan ini dari adat akan diangkat ke LMA dan sudah dikemukakan jika kami dari masyarakat adat dengan warga yang lainnya hari ini intinya secara budaya bertemu dan salaman untuk mencari solusi menyelesaikan masalah ini,” jelas Agus Hubi.

Baca Juga :  Doni Monardo Bangga dengan Persipura

Setelah pertemuan ini menurutnya akan menjadi beban moril kepada ketua-ketua adat untuk menyelesaikannya, masalah aman dan tidak itu kembali kepada masyarakat masing –masing. Namun ia menegaskan masalah yang terjadi di Wouma itu hanya masalah luapan emosi yang spontan saja.

“Solusi untuk mengamankan Jayawijaya ini adalah bagaimana kita telah bersepakat bergandengan tangan bagi seluruh masyarakat Jayawijaya tanpa terkecuali mengamankan Wamena dan ini akan dilakukan secara bertahap,” tegasnya.

Secara terpisah Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw menyampaikan bahwa Lembaga Masyarakat Adat Jayawijaya berkoordinasi dengan aparat dan Pemda Jayawijaya untuk melakukan pertemuan ini. Karena waktu lalu pertemuan hanya dilakukan dengan ketua paguyuban dan masyarakat adat ini mau untuk mereka juga dihadirkan. 

Untuk itu, saat dini dipertemukan untuk meyampaikan isi hatinya secara adat. “Hari ini (kemarin, Red) ada perwakilan masyarakat adat dari 40 distrik di Jayawijaya.  Ini sebuah inisiatif yang baik karena kepala suku besar Mukoko sudah menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya pada saudara –saudara dari paguyuban yang menjadi korban jiwa maupun harta benda,”jelasnya.

Dikatakan, dari pihak paguyuban nusantara juga menyampaikan secara tulus untuk menerima permohonan maaf itu. Artinya saat ini sudah ada pertemuan antara adat dengan paguyuban nusantara. Hal ini menurut Waterpauw juga menjadi modalitas awal untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi di Jayawijaya terutama dalam kota Wamena.

Baca Juga :  Tabrak Truk Berhenti, Pemotor Tewas

“Kami dari pihak keamanan akan membantu dengan upaya-upaya menguraikan masalah-masalah yang ada dalam pikiran masing-masing. Kalau itu soal pemerintah, mungkin ada bupati bisa mengakomodir itu. Sedangkan kalau keamanan, saya dan Pangdam siap untuk melihat pikiran-pikiran dari masyarakat,”katanya.

 Senada dengan itu, Bupati Jayawijaya Jhon Richard Banua menyatakan pemerintah sangat memberikan apresiasi kepada LMA Jayawijaya yang bisa mengumpulkan semua masyarakat. Baik itu dari adat maupun dari warga paguyuban nusantara. Untuk mencari, menjaga solusi untuk menjaga keamanan di Jayawijaya.

“Saya kira ini permohonan maaf dari masyarakat adat dan warga paguyuban nusantara juga menerima untuk mewakili masyarakat Jayawijaya dan sekitarnya. Mari kita bersama kembali menjalankan pemerintahan ini dengan baik didukung oleh tokoh gereja, kepala suku dan seluruh masyarakat yang ada di Jayawijaya,”tuturnya.

Ia melihat apa yang dilakukan oleh LMA saat ini bisa mengakomodir semua gagasan dan pikiran dari masyarakat. Sehingga permohonan maaf yang disampaikan ini bisa benar-benar dijalankan di Kabupaten Jayawijaya dan kedepan tidak terjadi lagi. Karena Pemda Jayawijaya sangat berharap masyarakat kembali bersatu.

“Tidak ada perbedaan antara suku yang satu dengan suku yang lain. Kita hidup di Jayawijaya ini untuk membangun kabupaten ini dan menjaga hubungan kekeluargaan. Agama dan ras apapun itu, marilah dipelihara di Jayawijaya ini,” tutupnya. (jo/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya