Site icon Cenderawasih Pos

Puncak Jaya Tegang, Tiga Orang Tewas Tertembak

Kondisi sejumlah mobil aparat keamanan yang ludes hangus dibakar warga di Puncak Jaya, Rabu (17/7). (foto:Humas Polres Puncak Jaya)

JAYAPURA – Kabupaten Puncak Jaya Provinsi Pegunungan Tengah dua hari terakhir tegang. Ini tak lepas dari tewasnya tiga orang usai dilakukan tindakan tegas oleh tim gabungan TNI. Tiga orang tersebut menurut TNI bagian dari kelompok Operasi Papua Merdeka (OPM), namun disini warga tidak terima lantaran korban dianggap sebagai warga sipil.

Ketiga orang tersebut adalah Sonda Wanimbo, Yotenus Wonda dan Dominus Wonda.  Situasi pecah pada Rabu (17/7) siang setelah jenazah dibawa ke RSUD Mulia. Disini sempat dilakukan mediasi  yang dihadiri Forkopimda. Namun pihak keluarga korban dan massa tidak terima hingga terjadi tindakan anarkis.

Sejumlah kendaraan milik aparat TNI-Polri dibakar dan terjadi penganiayaan  terhadap warga lainnya. Tak hanya itu, Dansatgas Yonif 753/AVT, Letkol Inf Noval Darmawan yang ikut hadir juga menjadi korban. Ia terkena lemparan batu dan mengalami luka robek hingga harus dirawat.

Dari informasi yang diperoleh Cenderawasih Pos diketahui kasus ini berawal pada Selasa (16/7) malam tim gabungan TNI  mendapat informasi adanya Kelompok OPM pimpinan Teranus Enumbi   yang masuk ke dalam kota dan menuju sebuah lokasi.

  Aparat kemudian mencoba melakukan penangkapan dimana sekira pukul 20.12 WIT tim gabungan TNI mencoba masuk ke dalam Kios  dan berpapasan   dengan seorang pria yang terburu – buru keluar dari dalam Kios sambil berteriak serta mengeluarkan 1 pistol. Disini terdengar bunyi letupan senjata dan di saat bersamaan terdengar suara tembakan dari dalam kios.

Dari tembakan ini, tim TNI langsung melumpuhkan pria tersebut dan langsung masuk ke dalam kios. Di dalam kios terdapat empat pria yang mencoba berlari dengan cara mendobrak pintu belakang. Setelah dikejar, terdengar suara tembakan dan selang beberapa menit dilakukan pemeriksaan ternyata ada pria yang ditemukan tewas.

  Kapendam XVII Cenderawasih, Letkol Inf Candra Kurniawan menyampaikan bahwa ketiga pria yang tertembak disinyalir bagian dari OPM. Itu tak lepas ditemukannya sepucuk pistol dan bintang kejora dari salah satu korban.

“Penindakan terhadap gerombolan OPM ini diawali dengan terdeteksinya keberadaan salah satu OPM Teranus Enumbi bersama beberapa anggotanya memasuki pemukiman warga di kampung Karubate, Distrik Muara dengan membawa senjata api,” kata Candra dalam rilisnya, Rabu (17/7) siang.

Dari informasi ini respon cepat aparat keamanan Satgas Yonif RK 753/AVT melakukan penindakan. Saat akan ditangkap, OPM melakukan perlawanan dengan mengeluarkan tembakan berusaha menembak aparat TNI sehingga langsung dilumpuhkan.

   “Atas  penindakan yang dilakukan ini mengakibatkan 3 orang anggota OPM meninggal dunia yaitu.  SW (33),  YW (41), DW (36) dan diperoleh 1 pucuk pistol rakitan serta bendera bintang kejora, sedangkan Teranus Enumbi berhasil  melarikan diri,” beber Candra.

  Sementara  pasca jenazah tiba di RSUD Mulia, situasi pecah setelah dilakukan dialog. Pada pukul 09.30 WIT rombongan forkopminda yakni Pj Sekda, Dandim 1714/PJ, Wakapolres tiba di halaman RSUD Mulia. Disitu  disampaikan ucapan duka mendalam oleh Dandim 1714/PJ  terhadap pihak keluarga disampaikan akan tetap mengedepankan jalur mediasi.

   Dansatgas Yonif 753/AVT juga memberikan penjelaskan terkait kejadian tersebut  yang merupakan upaya penindakan dan pembelaan diri. Setelah itu, pihak keluarga menyampaikan tuntutan  yang isinya meminta ganti rugi Rp 3 Miliar dan 100 ekor babi.

   Lalu meminta dilakukan penyelidikan dan memproses seluruh pelaku yang terlibat serta memfasilitasi Lembaga Bantuan Hukum terhadap masyarakat. Hanya  warga sempat emosi dan situasi semakin tak terkendali hingga terjadi penyerangan.

   Massa melakukan pembakaran mobil dan tak lama aparat memilih mundur dari lokasi. Satu jam kemudian setelah massa mulai tenang selanjutnya membawa jenazah ke rumah duka.

  Kapendam menambahkan bahwa OPM pimpinan Teranus Enumbi dikenal kejam dan sadis. Kerap melakukan penyerangan dan menembak serta tak segan membunuh sipil dan aparat keamanan.

   “Untuk Teranus Enumbi sendiri telah masuk dalam DPO Kepolisian terkait tindak pidana penyerangan aparat keamanan pada tahun 2018,” beber Candra.

   Kodam lantas merilis beberapa kasus yang melibatkan Teranus yaitu pada 19 Juni 2024 melakukan penyerangan dan menembak tukang ojek atas nama Husen (39), kemudian pada 31 Mei 2024 menyerang dan menembak warga sipil atas nama Prasetyo (33), lalu 30 Mei 2024 melakukan penyerangan dan menembak tukang ojek atas nama Jainul (44) dan terakhir pada  19 Maret 2024 melakukan penyerangandan menembak serta membacok 2 aparat keamanan  atas nama Sertu Ismunandar dan Serka Salim.

  “Aparat TNI Polri akan terus berupaya menjaga stabilitas wilayah dengan terus melindungi dan melayani masyarakat. Sekaligus penegakan hukum tetap ditegakkan, khususnya dari gangguan OPM,” tutup Candra.

  Pasca kejadian ini dilakukan pengecekan dan tercatat ada 6 unit mobil aparat keamanan yang dibakar yaitu mobil dinas Dandim, mobil dinas Wakapolres, 2 unit mobil Satgas 753/AVT, 1 truk Polres.

   Sedangkan warga sipil lain ada juga yang terluka yaitu Sarifuddin (44) terkena lemparan batu di bibir, Surati (53) terkena sabetan parang di bagian wajah dan tangan serta terkena panah di bagian payudara dan Arif (45) terkena panah di bagian punggung. Disini aparat masih terus berkoordinasi dengan tokoh agama dan tokoh adat untuk kembali melanjutkan mediasi jika situasi telah kondusif.

  Sementara itu, Ketua KNPI Papua, Benyamin Gurik menegaskan bahwa tiga warga yang ditembak di Puncak Jaya merupakan warga sipil di daerah tersebut. Bahkan, satu diantaranya adalah Kepala Kampung.

  Benyamin menyebut Dominus Enumbi merupakan warga sipil, Pemerin Morib adalah Kepala Kampung Porbalo, Distrik Dokome, Kabupaten Puncak Jaya dan Tonda Wanimbo warga sipil asal Kampung Temu, Distrik Ilamburawi.

  “Mereka ini dibantai secara brutal dan tidak berperikemanusiaan oleh Satgas TNI, hanya karena mereka diduga sebagai anggota OPM. Padahal ketiganya adalah warga sipil,” kata Benyamin kepada  Cenderawasih Pos.

   Menurut Benyamin, jika OPM yang ditembak warga tidak akan marah. Namun yang ditembak itu adalah warga sipil. “Jika OPM yang ditembak, masyarakat tidak pernah seprotes ini. Hanya saja, yang ditembak kali ini adalah sipil, itulah yang membuat masyarakat marah hingga melakukan pembakaran,” ucapnya.

  “Yang saya sayangkan dari peristiwa penembakan terhadap sipil adalah akan timbul dendam di kemudian hari,” sambungnnya.

  Ia pun berharap para pelaku dihukum seberatnya untuk menjawab keadilan dari keluarga korban. (ade/fia/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Exit mobile version