Friday, March 29, 2024
29.7 C
Jayapura

Pasca Teror Pesawat, 4 Daerah Jadi Atensi di Papua

Pesawat Rimbun Air saat mendarat dan melakukan bongkar muat penumpang di Bandara Kenyam, Kabupaten Nduga, Februari 2021. Bandara Kenyam salah satu bandara menjadi atensi Polda Papua. (FOTO: Elfira/Cepos)

JAYAPURA- Pengamanan di bandara dan lapangan terbang  yang ada di Pegunungan Tengah Papua diperketat pasca aksi teror terhadap pesawat  PT. Asi Pudjiastuti Aviation  jenis Pilatus PC-6 S1-9364 dengan nomor registrasi PK-BVY di Lapangan Terbang Wangbe, Distrik Wangbe, Kabupaten Puncak, Jumat (12/3).

Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol AM Kamal mengatakan, untuk lapangan terbang yang ada di wilayah hukum Polda Papua, dilaksanakan pengamanan secara intensif dari TNI-Polri.

Diakuinya, ada beberapa titik menjadi atensi seperti Kabupaten Nduga, Puncak, Puncak Jaya dan Intan Jaya. “Empat daerah ini menjadi perhatian kami. Karena kami tidak ingin dirugikan secara material maupun non material,” tegas Kamal kepada Cenderawasih Pos, Senin (15/3).

Menurut Kamal, beberapa kali kekerasan yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) terhadap jasa transportasi penerbangan yang ada di wilayah Papua. Terkait itu, pihaknya selalu berkomunikasi dengan beberapa pihak yang memiliki jasa transportasi.

Baca Juga :  Penerimaan IPDN Belum Sepenuhnya Sesuai Kuota?

Dikatakan, bandara atau lapangan terbang yang ada di Papua bisa diakomodir dengan melaksanakan pengamanan khususnya yang ada di sekitar kota. Baik dilakukan anggota Polres setempat ataupun anggota TNI organik ataupun BKO.

“Terhadap bandara perintis yang ada di distrik terpencil, belum bisa kita kontrol dengan baik lantaran keterbatasan sarana dan prasarana. Bahkan dari ibukota kabupaten  ke ditsrik tidak ada transportasi darat,” terang Kamal.

Kendala lain lanjut Kamal, di beberapa distrik di Pegunungan Tengah Papua belum ada Polsek. Sehingga ke depan, Polda Papua akan mengajukan kepada pimpinan kepolisian untuk peningkatan status Pos Polisi menjadi Polsek. Selain itu, Polda Papua juga mengajukan Polsek di beberapa distrik yang ada di Pegunungan Tengah.

“Itu bentuk upaya pelayanan kepolisian terhadap masyarakat. Jangan sampai masyarakat membutuhkan perlindungan dan pengayoman kepada polisi. Namun kita sendiri tidak bisa menjangkau daerah tersebut,” ungkapnya.

Baca Juga :  Masyarakat Adat Welesi dan Wouma Serahkan Surat Pelepasan Tanah Adat

Terkait lima Polres baru yang berada di Papua yakni Polres Puncak, Polres Intan Jaya, Polres Deiyai. Polres Yalimo dan Polres Nduga  yang diresmikan setahun lalu, saat ini masih konsentrasi penambahan anggota. Hal ini demi kelengkapan daripada struktur organisasi di tingkat Polres itu sendiri.

“Rekruitmen Bintara Noken sebanyak 2.000 orang dan regular sekira 200-an orang menjadi salah satu upaya untuk melakukan upaya kepolisian dalam bidang pelayanan di lima polres tersebut,” kata Kamal.

Sementara itu, Kapolres Puncak Kompol  I Nyoman Punia menyebut wilayah hukumnya kondusif pasca insiden penyanderaan pesawat Susi Air. “Kami melakukan pendekatan terhadap para tokoh agar hal serupa tidak terjadi kembali di wilayah hukum saya,” ucapnya. (fia/nat)

Pesawat Rimbun Air saat mendarat dan melakukan bongkar muat penumpang di Bandara Kenyam, Kabupaten Nduga, Februari 2021. Bandara Kenyam salah satu bandara menjadi atensi Polda Papua. (FOTO: Elfira/Cepos)

JAYAPURA- Pengamanan di bandara dan lapangan terbang  yang ada di Pegunungan Tengah Papua diperketat pasca aksi teror terhadap pesawat  PT. Asi Pudjiastuti Aviation  jenis Pilatus PC-6 S1-9364 dengan nomor registrasi PK-BVY di Lapangan Terbang Wangbe, Distrik Wangbe, Kabupaten Puncak, Jumat (12/3).

Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol AM Kamal mengatakan, untuk lapangan terbang yang ada di wilayah hukum Polda Papua, dilaksanakan pengamanan secara intensif dari TNI-Polri.

Diakuinya, ada beberapa titik menjadi atensi seperti Kabupaten Nduga, Puncak, Puncak Jaya dan Intan Jaya. “Empat daerah ini menjadi perhatian kami. Karena kami tidak ingin dirugikan secara material maupun non material,” tegas Kamal kepada Cenderawasih Pos, Senin (15/3).

Menurut Kamal, beberapa kali kekerasan yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) terhadap jasa transportasi penerbangan yang ada di wilayah Papua. Terkait itu, pihaknya selalu berkomunikasi dengan beberapa pihak yang memiliki jasa transportasi.

Baca Juga :  Diduga Kesetrum, Seorang Pria Tewas di Shalter BTS Tower Telkom

Dikatakan, bandara atau lapangan terbang yang ada di Papua bisa diakomodir dengan melaksanakan pengamanan khususnya yang ada di sekitar kota. Baik dilakukan anggota Polres setempat ataupun anggota TNI organik ataupun BKO.

“Terhadap bandara perintis yang ada di distrik terpencil, belum bisa kita kontrol dengan baik lantaran keterbatasan sarana dan prasarana. Bahkan dari ibukota kabupaten  ke ditsrik tidak ada transportasi darat,” terang Kamal.

Kendala lain lanjut Kamal, di beberapa distrik di Pegunungan Tengah Papua belum ada Polsek. Sehingga ke depan, Polda Papua akan mengajukan kepada pimpinan kepolisian untuk peningkatan status Pos Polisi menjadi Polsek. Selain itu, Polda Papua juga mengajukan Polsek di beberapa distrik yang ada di Pegunungan Tengah.

“Itu bentuk upaya pelayanan kepolisian terhadap masyarakat. Jangan sampai masyarakat membutuhkan perlindungan dan pengayoman kepada polisi. Namun kita sendiri tidak bisa menjangkau daerah tersebut,” ungkapnya.

Baca Juga :  4 Tahun BTM-HARUS, Selesaikan Program Prioritas Pembangunan di Kota Jayapura

Terkait lima Polres baru yang berada di Papua yakni Polres Puncak, Polres Intan Jaya, Polres Deiyai. Polres Yalimo dan Polres Nduga  yang diresmikan setahun lalu, saat ini masih konsentrasi penambahan anggota. Hal ini demi kelengkapan daripada struktur organisasi di tingkat Polres itu sendiri.

“Rekruitmen Bintara Noken sebanyak 2.000 orang dan regular sekira 200-an orang menjadi salah satu upaya untuk melakukan upaya kepolisian dalam bidang pelayanan di lima polres tersebut,” kata Kamal.

Sementara itu, Kapolres Puncak Kompol  I Nyoman Punia menyebut wilayah hukumnya kondusif pasca insiden penyanderaan pesawat Susi Air. “Kami melakukan pendekatan terhadap para tokoh agar hal serupa tidak terjadi kembali di wilayah hukum saya,” ucapnya. (fia/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya