Saturday, April 27, 2024
33.7 C
Jayapura

Lukas Enembe Tak Bisa Lakukan Pemeriksaan MRI

Terhalang Massa Pendukung, Berharap Massa Izinkan Gubernur Periksa ke RSUD Jayapura

JAYAPURA – Pasca Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Lukas Enembe sebagai tersangka atas dugaan kasus korupsi gratifikasi senilai Rp 1 M. Orang nomor 1 di Papua ini tidak lagi diizinkan keluar rumah oleh massa pendukungnya.

Padahal, Lukas Enembe sendiri harus menjalani pemeriksaan Magnetic resonance imaging (MRI) untuk pemeriksaan kesehatannya.

Dokter pribadi Gubernur Papua, Anton Mote menyebut, hingga kini masih berupaya agar Gubernur Papua Lukas Enembe bisa menjalani pemeriksaan MRI atau pencitraan resonansi magnetik.

Sebagaimana diketahui, pemeriksaan MRI terhadap orang nomor 1 di Papua ini belum dapat dilakukan karena yang bersangkutan tak diiznkan keluar oleh simpatisan dari kediaman pribadinya di Koya Tengah. Sedangkan MRI sendiri harus dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jayapura.

“Hingga kini kami masih menunggu persetujuan dari masyarakat (pendukung Gubernur-red) dan keluarga Gubernur Papua untuk pemeriksaan MRI. Sebab, gubernur belum diijinkan keluar dari pagar rumah,” kata dr Anton saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Jumat (14/10).

Baca Juga :  RSUD Jayapura, Pelayanan Poli Tetap Berjalan

Dikatakan dr Anton, sesuai hasil pemeriksaan kesehatan oleh tim dokter dari Singapura pada Selasa (11/10) lalu. Dimana Gubernur Papua Lukas Enembe dianjurkan segera melakukan pemeriksaan MRI. Dan pemeriksaan MRI tersebut juga sudah didengar langsung oleh pihak keluarga Gubernur.

Dr Anton juga mengaku terus memberikan pemahaman bagi masyarakat yang ada di kediaman Gubernur Papua, karena MRI ini hanya bisa dilakukan di rumah sakit dan alatnya tidak bisa dibawa keluar.

“Pemeriksaan MRI ini sudah harus dilakukan sebelum dokter spesialis syaraf dari Singapura tiba di Jayapura untuk melakukan pemeriksaan kesehatan. Dari hasil koordinasi, dokter syaraf menyampaikan bahwa sebelum mereka tiba, hasil MRI sudah harus ada karena itu jadi patokan untuk analisa dokter,” terangnya.

Mengenai jadwal kedatangan dokter syaraf dari Singapura, Anton mengaku masih dikoordinasikan. Namun kemungkinan tim dokter singapura ini tiba pada pekan depan atau dua pekan lagi.

“Jika dokter Singapura sudah  dalam perjalanan ke Papua, kita upayakan gubernur sudah melakukan pemeriskaan MRI. Untuk jadwal kedatangan dokter syaraf dari Singapura masih dikoordinasikan,” kata dokter pribadi Gubernur.

Baca Juga :  Pengurus Masjid Harus Mampu Memberdayakan Ekonomi Umat

Untuk kondisi Gubernur sendiri kata dr Anton, Lukas Enembe melaksanakan aktivitas terbatas di rumah dan melaksanakan beberapa administrasi pemenerintahan di rumah.

“Beliau (Gubernur-red) rutin minum obat, pagi, siang dan malam saya lakukan observasi. Yang pasti terus dikontrol kesehatannya,” terangnya.

Sebelumnya, sekitar enam jam, Gubernur Papua Lukas Enembe diperiksa kesehatannya oleh dokter Singapura di kediamannya di Koya, Selasa (11/10).

Tim dokter Gubernur Papua Lukas Enembe terdiri dari dokter spesialis jantung, dokter internis dan satu orang perawat. Mereka adalah Cheng Ho Patrick Ang kebangsaan Singapura, Mardiana Binte Ayob kebangsaan Singapore dan Snooky Tabiliran Lagas kebangsaan Filipina.

“Semua pemeriksaan dilakukan di kediaman Gubernur Papua karena alat alat medis sebelumnya sudah digeser ke rumah Lukas Enembe di Koya,” kata dr Anton Mote kepada wartawan, Rabu (12/10). (fia/wen)

Terhalang Massa Pendukung, Berharap Massa Izinkan Gubernur Periksa ke RSUD Jayapura

JAYAPURA – Pasca Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Lukas Enembe sebagai tersangka atas dugaan kasus korupsi gratifikasi senilai Rp 1 M. Orang nomor 1 di Papua ini tidak lagi diizinkan keluar rumah oleh massa pendukungnya.

Padahal, Lukas Enembe sendiri harus menjalani pemeriksaan Magnetic resonance imaging (MRI) untuk pemeriksaan kesehatannya.

Dokter pribadi Gubernur Papua, Anton Mote menyebut, hingga kini masih berupaya agar Gubernur Papua Lukas Enembe bisa menjalani pemeriksaan MRI atau pencitraan resonansi magnetik.

Sebagaimana diketahui, pemeriksaan MRI terhadap orang nomor 1 di Papua ini belum dapat dilakukan karena yang bersangkutan tak diiznkan keluar oleh simpatisan dari kediaman pribadinya di Koya Tengah. Sedangkan MRI sendiri harus dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jayapura.

“Hingga kini kami masih menunggu persetujuan dari masyarakat (pendukung Gubernur-red) dan keluarga Gubernur Papua untuk pemeriksaan MRI. Sebab, gubernur belum diijinkan keluar dari pagar rumah,” kata dr Anton saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Jumat (14/10).

Baca Juga :  PAN Belum Mengusung Nama Dalam Pilgub

Dikatakan dr Anton, sesuai hasil pemeriksaan kesehatan oleh tim dokter dari Singapura pada Selasa (11/10) lalu. Dimana Gubernur Papua Lukas Enembe dianjurkan segera melakukan pemeriksaan MRI. Dan pemeriksaan MRI tersebut juga sudah didengar langsung oleh pihak keluarga Gubernur.

Dr Anton juga mengaku terus memberikan pemahaman bagi masyarakat yang ada di kediaman Gubernur Papua, karena MRI ini hanya bisa dilakukan di rumah sakit dan alatnya tidak bisa dibawa keluar.

“Pemeriksaan MRI ini sudah harus dilakukan sebelum dokter spesialis syaraf dari Singapura tiba di Jayapura untuk melakukan pemeriksaan kesehatan. Dari hasil koordinasi, dokter syaraf menyampaikan bahwa sebelum mereka tiba, hasil MRI sudah harus ada karena itu jadi patokan untuk analisa dokter,” terangnya.

Mengenai jadwal kedatangan dokter syaraf dari Singapura, Anton mengaku masih dikoordinasikan. Namun kemungkinan tim dokter singapura ini tiba pada pekan depan atau dua pekan lagi.

“Jika dokter Singapura sudah  dalam perjalanan ke Papua, kita upayakan gubernur sudah melakukan pemeriskaan MRI. Untuk jadwal kedatangan dokter syaraf dari Singapura masih dikoordinasikan,” kata dokter pribadi Gubernur.

Baca Juga :  Gugatan Ditolak, MRP Masih Melihat UU Otsus Berpeluang Merugikan Rakyat Papua

Untuk kondisi Gubernur sendiri kata dr Anton, Lukas Enembe melaksanakan aktivitas terbatas di rumah dan melaksanakan beberapa administrasi pemenerintahan di rumah.

“Beliau (Gubernur-red) rutin minum obat, pagi, siang dan malam saya lakukan observasi. Yang pasti terus dikontrol kesehatannya,” terangnya.

Sebelumnya, sekitar enam jam, Gubernur Papua Lukas Enembe diperiksa kesehatannya oleh dokter Singapura di kediamannya di Koya, Selasa (11/10).

Tim dokter Gubernur Papua Lukas Enembe terdiri dari dokter spesialis jantung, dokter internis dan satu orang perawat. Mereka adalah Cheng Ho Patrick Ang kebangsaan Singapura, Mardiana Binte Ayob kebangsaan Singapore dan Snooky Tabiliran Lagas kebangsaan Filipina.

“Semua pemeriksaan dilakukan di kediaman Gubernur Papua karena alat alat medis sebelumnya sudah digeser ke rumah Lukas Enembe di Koya,” kata dr Anton Mote kepada wartawan, Rabu (12/10). (fia/wen)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya