Sunday, September 8, 2024
26.7 C
Jayapura

Makam Theys Eluay Sebagai Simbol Kematian Demokrasi

Diapun mengatakan monumen atau tugu serta makam seperti itu, bukan hanya Theys Eluay, namun ada begitu banyak tokoh atau Pahlawan bangsa yang dikenang melalui monumen atau tugu sejarah seperti itu. Tujuannyapun jelas untuk diwariskan sejarahnya kepada generasi penerus bangsa. Serta sebagai edukasi bagi generasi penerus tentang sebuah sejarah bangsa ini.

Seperti misalnya proklamator Bung Karno dibangun monumennya di Meksiko, atau Bapak Bangsa Filipina, Jose Rizal patungnya dibangun di Papua Nugini (PNG) dan Amerika Serikat, termasuk nama aktivis HAM Munir bisa diabadikan dengan nama salah satu jalan di Belanda.

Lantas hari ini rakyat Papua diminta untuk menghilangkan jejak sejarah pahlawannya yang mati karena memperjuangkan nilai-nilai universal, baik keadilan, perdamaian, dan kemanusiaan.

Baca Juga :  Program Sinode GKI Tahun 2020 Fokus Pengembangan Ekonomi, Keuangan dan Pelayanan Jemaat

“Masa orang Papua dilarang haknya untuk mengingat atau mengenang segala rasa sakit dan penderitaan mereka, termasuk tokoh mereka seperti Theys yang berjuang secara damai,” tandas Thomas.

Thomas menegaskan bahwa Theys Eluay layak sebagai pahlawan bagi orang Papua sebab atas perjuangananya negara bisa menghadirkan Otonomi Khusus bagi orang Papua. Selain itu Theys juga sebagai salah satu tokoh Dewan Musyawarah (Pepera) tahun 1969 yang sukses membawa Papua masuk Indonesia hingga hari ini.

Hal hal semacam inilah yang perlu diketahui publik salah satunya lewat gedung sejarah. Sehingga generasi penerus Papua mengetahui sejarah awal masuknya Otsus di Papua. Serta perjuangan lain yang dilakukan oleh Theys untuk kesejahteraan OAP.

Baca Juga :  Wapres Direncanakan Berkantor di Papua, Pemprov Sambut Baik

“Saya menganggap bahwa kebijakan Pembkab Jayapura ini bentuk distorsi agar rakyat Papua amnesia terhadap semua peristiwa tragis dan romatis yang dilakukan Theys untuk negara dan negara melakukan untuk Theys secara keji di masa lalunya,” tuturnya Thomas. (rel/wen)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Diapun mengatakan monumen atau tugu serta makam seperti itu, bukan hanya Theys Eluay, namun ada begitu banyak tokoh atau Pahlawan bangsa yang dikenang melalui monumen atau tugu sejarah seperti itu. Tujuannyapun jelas untuk diwariskan sejarahnya kepada generasi penerus bangsa. Serta sebagai edukasi bagi generasi penerus tentang sebuah sejarah bangsa ini.

Seperti misalnya proklamator Bung Karno dibangun monumennya di Meksiko, atau Bapak Bangsa Filipina, Jose Rizal patungnya dibangun di Papua Nugini (PNG) dan Amerika Serikat, termasuk nama aktivis HAM Munir bisa diabadikan dengan nama salah satu jalan di Belanda.

Lantas hari ini rakyat Papua diminta untuk menghilangkan jejak sejarah pahlawannya yang mati karena memperjuangkan nilai-nilai universal, baik keadilan, perdamaian, dan kemanusiaan.

Baca Juga :  ULMWP Siap Mobilisasi Massa

“Masa orang Papua dilarang haknya untuk mengingat atau mengenang segala rasa sakit dan penderitaan mereka, termasuk tokoh mereka seperti Theys yang berjuang secara damai,” tandas Thomas.

Thomas menegaskan bahwa Theys Eluay layak sebagai pahlawan bagi orang Papua sebab atas perjuangananya negara bisa menghadirkan Otonomi Khusus bagi orang Papua. Selain itu Theys juga sebagai salah satu tokoh Dewan Musyawarah (Pepera) tahun 1969 yang sukses membawa Papua masuk Indonesia hingga hari ini.

Hal hal semacam inilah yang perlu diketahui publik salah satunya lewat gedung sejarah. Sehingga generasi penerus Papua mengetahui sejarah awal masuknya Otsus di Papua. Serta perjuangan lain yang dilakukan oleh Theys untuk kesejahteraan OAP.

Baca Juga :  Wapres Direncanakan Berkantor di Papua, Pemprov Sambut Baik

“Saya menganggap bahwa kebijakan Pembkab Jayapura ini bentuk distorsi agar rakyat Papua amnesia terhadap semua peristiwa tragis dan romatis yang dilakukan Theys untuk negara dan negara melakukan untuk Theys secara keji di masa lalunya,” tuturnya Thomas. (rel/wen)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya